Badan Administrasi Budaya Korea mengungkapkan pada tanggal 18 Desember bahwa lima hari raya utama Korea ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional. Foto di atas menunjukkan tteokguk yang menjadi makanan tradisional utama pada hari raya Seollal. (Korea.net DB)
Penulis: Yoo Yeon Gyeong
Badan Administrasi Budaya Korea mengungkapkan pada tanggal 18 Desember bahwa lima hari raya utama Korea ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional. Ini adalah kali pertama hari raya ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional.
Kelima hari raya tersebut adalah Seollal bersama dengan Daeboreum, Hansik, Dano, Chuseok, dan Dongji.
Seollal adalah perayaan tahun baru di penanggalan lunar, sedangkan Daeboreum adalah perayaan bulan purnama pertama di tahun baru. Oleh karena itu, perayaan Seollal bersama dengan Daeboreum dianggap menjadi satu bagian hari raya.
Hansik adalah hari peringatan leluhur melalui kunjungan ke makam leluhur, pembersihan makam leluhur, serta penyelenggaraan upacara peringatan kepada leluhur. Hansik dirayakan pada hari ke-105 setelah Dongji dan sudah dirayakan secara turun temurun di Korea.
Dano merupakan hari kelima di bulan kelima pada penanggalan lunar. Berbagai permainan dan kebiasaan tradisional dilakukan pada hari itu.
Chuseok adalah perayaan bulan purnama pada bulan kedelapan penanggalan lunar. Berbagai macam tradisi Korea pada saat Chuseok masih terjaga hingga saat ini, seperti tarian bernama ganggangsullae hingga makanan bernama songpyeon.
Dongji merupakan posisi ke-22 matahari dari 24 posisi matahari dalam setahun. Malam terpanjang dalam setahun dapat dirasakan pada hari Dongji.
Badan Administrasi Budaya Korea menjelaskan, "Budaya hari raya (Korea) telah terbentuk sejak Zaman Tiga Kerajaan (18 SM s/d 660 M) yang kemudian dikembangkan secara sistematis pada masa Dinasti Goryeo (936-1392 M). Hari raya ini tak hanya menyimbolkan sebuah kebudayaan melalui baju, makanan, upacara, dan seni, tetapi juga mampu berkembang menjadi topik penelitian dengan membandingkan budaya hari raya dari kebudayaan lain yang ada di dunia."
Badan Administrasi Budaya Korea menilai, "Hari raya Korea layak untuk ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional karena memiliki karakteristik yang hanya dimiliki oleh Korea. Contohnya, masyarakat Korea melakukan upacara penghormatan kepada leluhur pada hari raya Chuseok, berbeda dengan Tiongkok dan Jepang yang melakukan upacara penghormatan kepada bulan. Contoh lainnya adalah masyarakat Korea yang memakan bubur kacang merah pada hari Dongji untuk menghalau ketidakberuntungan serta mendorong harmoni dari sebuah masyarakat."
Badan Administrasi Budaya Korea menutup, "Kami berharap (penetapan ini) mampu mendorong pemulihan nilai-nilai komunitas daerah dan keluarga di tengah masyarakat modern yang semakin individual ini. Semoga nilai-nilai hari raya Korea bisa lebih dikenal oleh masyarakat."
dusrud21@korea.kr