Festival Makam Kerajaan Joseon
Di pusat kota Seoul, istana-istana tua dan makam kerajaan yang memendam sejarah dan budaya Dinasti Joseon masih dilestarikan. Istana tua ini membuka lebar gerbangnya dan menjadi tempat populer bagi warga untuk menikmati pengalaman budaya dan tamasya. Secara khusus, berbagai program festival diadakan pada musim gugur sehingga menjadikannya sebagai tempat yang sempurna untuk merasakan keindahan dan suasana musim gugur.
Di Kota Seoul dan wilayah metropolitan, terdapat 40 makam raja-raja Dinasti Joseon di antara semua raja yang memerintah selama 500 tahun. Makam kerajaan memiliki nilai sejarah yang luar biasa dan terdaftar sebagai Warisan Budaya UNESCO pada tahun 2009 yang menarik perhatian orang-orang di seluruh dunia.
Pada bulan Oktober diadakan Festival Budaya Makam Kerajaan Joseon yang membuka sembilan makam kerajaan di Seoul (Donggureung, Seooreung, Seonjeongneung, Sejongdaewangneung, Yunggeonneung, Uireung, Taegangneung, Heoninneung, dan Hongyureung) dan di sana diadakan berbagai acara. Selain memberikan informasi tentang makam kerajaan, memungkinkan kita untuk merenungkan makna makam kerajaan dengan menyediakan pemetaan proyeksi, pertunjukan
drone, dan pertunjukan konvergensi yang menampilkan raja sebagai kontennya.
Pemandangan malam Istana Gyeongbokgung adalah salah satu tema pariwisata representatif Korea Selatan.
Tur Cahaya Bulan di Istana
Istana Kuno adalah bagian penting dari pariwisata Korea Selatan yang memiliki suasana yang sangat berbeda pada siang dan pada malam hari. Pada siang hari, wisatawan berduyun-duyun mengunjungi istana untuk merasakan suasana yang tenang dan hening. Kemudian, ketika kegelapan datang, istana tua tersebut memiliki pesona baru. Dengan tambahan pencahayaan yang lembut dan melodi misterius, istana kuno memancarkan pesona yang berbeda dari siang hari. Oleh karena pesona ini menyebar di media sosial, belakangan ini, istana kuno muncul sebagai atraksi baru malam hari.
Istana tua yang dibuka pada malam hari adalah empat istana utama di Kota Seoul (istana Gyeongbokgung, Istana Changdeokgung, Istana Changkyunggung, dan Istana Deoksugung) dan Istana Hwaseong Haenggung di Suwon. Meskipun berbeda pada setiap istana, terdapat juga program tur yang harus direservasi melalui situs web.
Donggureung, Taegangneung, Sejongdaewangneung, Hongyureung, Seonjeongneung, dan Seooreung menyediakan Hutan Wangneung tempat Anda dapat merasakan kemanusiaan dan alam pada saat yang bersamaan. Disediakan juga waktu untuk mabuk dengan sinar rembulan seperti kita menjadi raja dan ratu. Program pengalaman Tur Malam Makam Kerajaan yang diadakan di Makam Kerajaan Hongyureung dan Heoninneung adalah waktu untuk berjalan-jalan di sekitar makam kerajaan sambil memegang lentera kecil dan merasakan kehidupan raja-raja di masa lalu.
Istana Changdeokgung, yang diterangi oleh cahaya bulan dan lampu pada malam hari menjadi lebih indah.
Pungsokdo untuk semua
Anda juga dapat menikmati istana di metaverse tanpa mengunjunginya secara langsung. "
Pungsokdo untuk semua" yang terinspirasi oleh fakta bahwa ruang aktivitas utama generasi MZ adalah metaverse adalah program metaverse saat pengguna dapat menikmati istana sambil menciptakan karakternya sendiri di istana virtual. Program ini pertama kali dimulai pada tahun 2021 dan telah mendapatkan popularitas besar di kalangan generasi MZ, dengan 330.000 orang berpartisipasi pada tahun tersebut. Ciri khasnya adalah menginspirasi motivasi kreatif yang tersembunyi dengan mengembangkan karakter dengan kepribadian pengguna sendiri sambil menikmati istana melampaui ruang dan waktu.
Desa Hanok (Rumah Tradisional Korea)
Ada berbagai jenis desa
hanok di Korea. Desa Hanok Bukchon dan Desa Hanok Namsangol membentuk hutan bangunan di tengah Kota Seoul, tempat Anda dapat merasakan koeksistensi masa lalu dan masa kini. Simsimheon yang berlokasi di Bukchon, bekerja sama dengan Korea National Trust membuka untuk umum hanya pada akhir pekan. Jika Anda masuk ke sini, selain dapat menikmati
numaru, daecheongmaru, dll. dari
hanok yang berbentuk
giyeok (ㄱ), Anda dapat juga menikmati pemandangan kawasan Jongno sebagai bonusnya. Desa Hanok Jeonju, desa
hanok terbesar di Korea Selatan, adalah rumah bagi 625 rumah
giwajip dan
hanok modern. Desa
hanok bukanlah produk budaya yang hanya dapat dilihat, tetapi juga tempat melakukan berbagai kegiatan tradisional, seperti upacara minum teh dan membuat
hanji di ruangan tradisional sehingga digemari oleh para wisatawan.
Desa
hanok juga terdapat di berbagai wilayah, seperti Desa Hanok Gongju di Chungcheongnam-do, Desa Hanok Ojukheon Gangneung di Gangwon-do, dan Desa Hanok Gurim di Yeongam di Jeollanam-do. Walaupun desa-desa tersebut lebih sederhana daripada Desa Hanok Jeonju, desa tersebut tidak kekurangan untuk merasakan budaya Korea Selatan. Selain itu, meskipun bukan desa
hanok, pengalaman
hanok tradisional dapat dirasakan di
Seongyojang yang terletak di Gangneung, Gangwon-do.
Seongyojang adalah rumah keluarga kelas atas Dinasti Joseon yang bentuk aslinya masih terpelihara dengan baik selama lebih dari 300 tahun dan masih dihuni oleh keturunan kerajaan masa lalu.
Gerbang Sungnyemun & Pasar Namdaemun
Gerbang utama selatan tembok benteng Seoul kuno biasanya disebut Namdaemun, tetapi nama aslinya adalah
Sungnyemun, merupakan bangunan gerbang terbesar yang ada di Korea. Walaupun gerbang tersebut rusak karena kebakaran yang terjadi pada tahun 2008, gerbang itu telah kembali ke bentuk semula setelah direstorasi.
Di sebelah timur gerbang
Sungnyemun terdapat Pasar Namdaemun. Pasar ini adalah tempat populer bagi pembeli dan turis karena terdapat banyak hal yang dapat dilihat, barang belanjaan, dan makanan. Berbagai produk, seperti pakaian, peralatan dapur, peralatan elektronik, dan barang sehari-hari dapat dibeli dengan harga murah. Selain itu, pasar ini juga terkenal dengan gang makanan, seperti Gang Galchi-jorim (masakan ikan) dan Gang Kalguksu (masakan mi).
Gerbang Sungnyemun
Tembok benteng Kota Seoul yang dibangun untuk melindungi Hanseongbu, fasilitas negara yang penting pada masa lalu, Sungnyemun mengandung arti 'pintu penghormatan'.
Gerbang Heunginjimun & Pasar Dongdaemun
Gerbang timur Kota Seoul pada zaman dahulu disebut Dongdaemun, tetapi nama aslinya adalah Heunginjimun. Di dekat gerbang ini, terdapat kawasan perdagangan berskala besar yang disebut Pasar Dongdaemun.
Pasar Dongdaemun adalah nama umum untuk Pasar Gwangjang, Pasar Pyeonghwa, Pasar Shinpyeonghwa, dan Pasar Umum Dongdaemun. Oleh karena sebagian besar pasar ini menjual pakaian, muncullah istilah mode Dongdaemun. Selain itu, tercipta budaya konsumsi pakaian baru karena pasar ini beroperasi seperti biasa pada siang hari dan menjadi pasar grosir pada malam hari yang memberikan kontribusi besar terhadap revitalisasi pasar.
Pada tahun 2014, bangunan tidak simetris terbesar di dunia, Dongdaemun Design Plaza (DDP), dibuka di dekat Pasar Dongdaemun dan menjadi objek wisata baru. Berkat desain futuristik Dongdaemun Design Plaza, suasana santai dan sederhana di Pasar Dongdaemun telah berubah menjadi lebih modern, serta kalangan pembeli meluas hingga mencakup kaum muda dan warga asing.
Gerbang Heunginjimun
Gerbang Heunginjimun adalah satu-satunya dari delapan gerbang yang berbentuk Ongseong (istana berbentuk setengah lingkaran untuk melindungi gerbang dan membuatnya tetap kuat).
Gwanghwamun Square
Gwanghwamun Square telah dikembalikan kepada masyarakat setelah selesai renovasi pada Agustus 2022. Gwanghwamun Square menjadi area bebas untuk berjalan karena jalan mobil depan Pusat Perfoma Seni Sejong telah ditutup. Hal ini juga menghidupkan kembali area sejarah karena dapat memandangi Patung Laksamana Yi Sun-sin, Patung Raja Sejong, Gwanghwamun, Istana Gyeongbokgung, dan Gunung Bukak dalam satu pandangan mata.
Memang benar, sebelum diubah, Alun-alun Gwanghwamun tidak mudah diakses oleh warga karena kendaraan melintas di kedua sisi alun-alun. Dengan memindahkan lalu lintas kendaraan ke satu sisi, sekarang pengunjung dapat bolak-balik dari jalan di depan Pusat Perfoma Seni Sejong hingga Gwanghwamun Square dengan bebas. Setelah Alun-Alun Gwanghwamun direnovasi, waktu yang dihabiskan saat berkunjung di alun-alun meningkat. Terjadi peningkatan juga untuk jumlah orang yang duduk di tangga batu di depan Pusat Perfoma Seni Sejong untuk beristirahat atau duduk di kursi yang dipasang di alun-alun dan mengobrol dengan teman. Gwanghwamun Square diperkirakan telah memantapkan dirinya sebagai
landmark Seoul baik dalam nama maupun kenyataan, dengan wisatawan-wisatawan asing yang sering memilih Gwanghwamun Square sebagai titik awal perjalanan mereka karena lokasinya yang nyaman untuk bepergian ke banyak tujuan wisata.
Gwanghwamun Square
Jalan di depan Gerbang Gwanghwamun merupakan ruang sentral di Korea di mana merupakan tempat terpenting bagi orang-orang untuk berkumpul, bertemu, dan berbagi berbagai cerita dan opini.
Situs Songhyeon-dong
Situs Songhyeon-dong, Jongno-gu, Seoul telah dikembalikan kepada warga setelah 100 tahun. Luas wilayah situs Songhyeondong 3 kali lipat Seoul Plaza (37,117 ㎡). Situs Songhyeondong yang pernah digunakan sebagai akomodasi kedutaan AS setelah pembebasan, sulit untuk melihat ke dalam karena temboknya yang tinggi, dan setelah pemindahan akomodasinya pada tahun 1990, ditinggal kosong. Pada bulan Oktober 2022, tembok setinggi 4 m yang telah didirikan melingkar situs direndahkan menjadi 1,2 m, sehingga warga dapat melihat keseluruhan situs dengan pemandangan terbuka.
Stasiun Budaya Seoul 284 & Seoullo 7017
Stasiun Budaya Seoul 284 adalah tempat Stasiun Seoul lama yang dilahirkan kembali sebagai ruang budaya dan seni terpadu. Untuk memperingati sejarah sebagai bangunan kereta api tertua di Korea, bangunan ini dibuka untuk umum sebagai ruang budaya dengan tetap mempertahankan tampilan seperti saat dibuka pada tahun 1925.
Seoullo (Jalan Seoul) 7017 sebelumnya merupakan Stasiun Seoul lama yang telah diperbaiki (bukan dibongkar) dan dilahirkan kembali sebagai jalan layang untuk pejalan kaki. Area sepanjang 1,5 km dari Mallidong 1-ga hingga Stasiun Hoehyeon ini telah menjadi jalur pejalan kaki yang dipenuhi pepohonan dan bunga. Makna dari angka 7017 adalah, 70 mengacu pada tahun 1970, saat jembatan layang Stasiun Seoul dibangun dan 17 mengacu pada tahun 2017, saat Seoullo dibuka. Di jalan layang ini, dapat dilihat Stasiun Budaya Seoul 284, Namdaemun, Stasiun Seoul, dan tempat-tempat bersejarah lainnya di Seoul.
Museum & Museum Seni
Museum dan museum seni merupakan tempat yang menampilkan budaya dan sejarah suatu negara. Ini berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengukur tingkat budaya suatu negara. Itulah alasan mengapa para wisatawan mengunjungi museum dan museum seni ke negara manapun.
Museum Nasional dan Museum Seni Nasional juga berperan dalam menunjukkan sejarah kepada masyarakat dan memberikan kesenangan dalam menikmati budaya dan seni.
Pada tahun 2022, di 17 kota dan provinsi di Korea terdapat 1.171 museum dan galeri seni (52 nasional, 462 negeri, 537 swasta, dan 120 universitas).
Setiap museum dan museum seni memiliki koleksi peninggalan dan bahan yang berbeda-beda sehingga Anda dapat memilih untuk menikmati kesenangan menikmati budaya yang beragam.
Museum Nasional Korea
Museum Nasional Korea, yang pertama kali dibuka pada tahun 1945, dengan luas sekitar 300.000 ㎡, dibuka di lokasinya saat ini di Seobinggo, Yongsan-gu, Seoul pada bulan Oktober 2005 dan memiliki lebih dari 400.000 artefak. Museum ini memiliki satu lantai di bawah tanah (B1) dan enam lantai di atas tanah, serta dilengkapi dengan ruang penyimpanan, ruang pameran, ruang penelitian, dan fasilitas kenyamanan untuk menyimpan aset budaya berharga dengan aman.
Ruang pameran yang paling representatif adalah , yang menampilkan dua Bangasayusang, harta nasional yang diciptakan Periode Tiga Kerajaan (akhir abad ke-6 hingga awal abad ke-7) secara berdampingan. Dilatarbelakangi teknik pencetakan logam yang sangat terampil, sederhana namun penuh kehidupan, indah namun terkendali dan khusus, penampilan Bangasayusang melambangkan kesedihan dan pencerahan yang mendalam tentang kehidupan manusia, usia tua, penyakit, dan kematian.
Di kiri dan kanan jalan bersejarah yang merupakan jalur utama ruang pameran permanen terdapat Zona Prasejarah dan Zaman Purba, Zona Abad Pertengahan dan Modern, Zona Donasi, Zona Kaligrafi dan Lukisan, Zona Seni Patung dan Kerajinan, dan Zona Kebudayaan Dunia. Diperlukan waktu sekitar satu minggu untuk melihat semua artefak sehingga sebaiknya membagi per zona.
Peninggalan perwakilannya meliputi Bangasayusang, objek ritual perunggu dengan adegan pertanian, mahkota dan ikat pinggang emas Silla, Geumdongsamjonburimsang, Gyeongcheonsajisibcheungseogtab, Goryeo Cheongja, dan botol baekja.
Museum Nasional Korea
Anda dapat menikmati sepuasnya enam ruang pameran permanen yang dihadirkan berdasarkan zaman dan tema, ruang pameran khusus yang menampilkan beragam konten, museum anak-anak tempat Anda dapat menikmati dan belajar dengan kelima indera, dan konten realistis menggunakan teknologi mutakhir.
Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional
Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional merupakan satu-satunya museum seni nasional di Korea yang mengarsipkan karya seni modern dan kontemporer karya seniman Korea dan asing yang memiliki nilai dan sejarah seni tinggi dan menyelenggarakan pameran permanen dan khusus berdasarkan karya seni tersebut. Sejak dibuka pertama kali pada tahun 1969, museum seni modern dan kontemporer nasional saat ini mengoperasikan empat museum, Gwacheon yang dibuka tahun 1986, Istana Deoksugung yang dibuka tahun 1988, Seoul yang dibuka tahun 2013, dan Cheongju yang dibuka tahun 2018. Museum Daejeon dijadwalkan dibuka pada tahun 2026.
Museum Seoul adalah wajah seni kontemporer Korea dan museum seni kontemporer yang komprehensif. Selain pameran, museum ini juga menyelenggarakan berbagai program seperti pertunjukan, simposium, pemutaran film seni, dan pendidikan partisipatif. Museum Istana Deoksugung merupakan museum seni modern yang berfokus pada seni periode modern Korea dari tahun 1900-an-1950-an. Museum ini menyajikan pameran khusus berbagai genre dan tema, termasuk pameran tunggal seniman modern Korea. Museum Gwacheon adalah museum seni berorientasi penelitian dan berorientasi dengan memperluas cakrawala sejarah seni rupa, termasuk arsitektur, kriya, percetakan, dan desain, serta memperkuat museum seni anak. Di Museum Gwacheon, karya seniman media terkenal dunia, Nam June Paik,
The More The Better dipajang secara permanen. Pengoperasiannya dihentikan karena penuaan monitor, namun dioperasikan kembali pada September 2022 setelah tiga tahun melakukan pekerjaan pelestarian dan restorasi. Hal ini dianggap sebagai contoh yang berarti dari pelestarian dan restorasi tidak hanya karya Nam June Paik, tetapi juga seni media di seluruh dunia. Museum Cheongju adalah museum seni bentuk penyimpanan pertama di Korea dan merupakan lembaga khusus untuk pengumpulan dan pelestarian karya, serta mengoperasikan ruang penyimpanan terbuka yang dapat dimasuki oleh pengunjung, ruang penyimpanan jendela kaca yang dapat dilihat dari luar, dan laboratorium pelestarian konservasi yang transparan.
Museum Nasional Hangeul
Baru-baru ini tidak banyak bahasa yang mendapat perhatian dunia seperti
Hangeul. Kursus
hangeul dibuka di seluruh dunia, dan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin belajar
hangeul, dan banyak pula orang asing yang datang ke Korea dan bersekolah di sekolah bahasa Korea.
Museum Nasional Hangeul yang dibuka di Yongsan-gu, Seoul, merencanakan dan menyajikan pameran yang menyoroti
hangeul dengan berbagai cara kepada publik. Secara khusus, dengan konsisten memamerkan konten yang menonjolkan keunggulan dan keindahan
hangeul dengan seniman dari berbagai genre, termasuk seniman visual, pengrajin, perancang busana, dan musisi.
Selain itu, terdapat berbagai materi yang menunjukkan sejarah
hangeul, termasuk
Surat Raja Jeongjo Dalam Hangeul dan
Surat Keluarga Putri Deokon yang menunjukkan penggunaan
hangeul oleh keluarga kerajaan,
Cheongguyeongeon, kumpulan lirik lagu dari mendiang Dinasti Joseon, dan naskah
Malmoi, yang ditulis oleh Ju Si-kyung dan murid-muridnya untuk menyusun kamus bahasa Korea disimpan di sana.
Museum Nasional Hangeul
Merupakan museum yang menyediakan pameran, pengalaman, dan kesempatan belajar yang membangkitkan sejarah, nilai, dan keunggulan hangeul (warisan budaya perwakilan Korea).
Museum Seni Kerajinan Seoul
Kerajinan mengacu pada barang-barang yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, namun kerajinan di zaman modern ini dianggap sebagai bagian dari seni karena tidak hanya memiliki fungsi instrumental, tetapi juga fungsi estetika.
Museum Seni Kerajinan Seoul yang dibuka pada Juli 2021 di Anguk-dong, Jongno-gu, Seoul. merupakan tempat di mana Anda bisa mengapresiasi estetika masyarakat Korea yang terkandung dalam kerajinan tangan. Pada museum ini tersimpan sekitar 20.000 kerajinan termasuk kerajinan tradisional, seperti
jagae (hiasan kulit kerang),
jogakbo, kerajinan bambu, serta karya seniman kerajinan modern. Selain itu, bahan dan arsip terkait kerajinan juga tersedia sehingga memungkinkan meningkatkan pemahaman para pengunjung tentang kerajinan Korea.
Di Museum Seni Kerajinan Seoul, pameran permanen diadakan secara gratis, dan berbagai program pengalaman untuk menikmati kerajinan juga dijalankan sehingga memungkinkan pengunjung lebih dekat dengan kerajinan tangan. Informasi terperinci mengenai program ini dapat ditemukan di situs web Museum Seni Kerajinan Seoul.
Museum Seni Leeum
Museum Seni Leeum adalah museum seni swasta yang dioperasikan oleh Samsung Cultural Foundation. Nama tersebut merupakan kombinasi dari Lee dari pendiri dan Ketua Grup Samsung Lee Byung-cheol dan um dari kata
museum.
Museum ini berisi jejak pendiri Lee Byeong-cheol dan mendiang Ketua Grup Samsung Lee Kun-hee, yang memiliki kecintaan khusus pada seni dan artefak. Di museum ini terdapat 36 harta nasional dan 96 harta karun.
Arsitektur museum adalah karya-karya arsitek terkenal dunia Rem Koolhaas, Mario Botta, dan Jean Nouvel. Ketiga bangunan tersebut terhubung secara organik.
Di setiap ruang pameran, Anda dapat menikmati beragam karya, mulai dari seni kuno seperti peninggalan zaman perunggu, peninggalan periode tiga kerajaan, Goryeo Cheongja, dan lukisan Buddha hingga karya master seni modern seperti Park Seo-bo, Anish Kapoor, dan Damien Hirst.
Museum Lee Ufan
Di antara seniman Korea abad ke-20, artis paling terkenal di dunia adalah artis video Nam June Paik. Berdasarkan filosofi kreatifnya yang unik, ia menciptakan genre baru yang disebut seni video dan menandai tonggak sejarah seni dunia.
Ketika abad ke-21 dimulai, lukisan monokrom naik daun sebagai perwakilan seni Korea, dan pelukis abstrak seperti Park Seo-bo, Ha Jong-hyun, dan Lee Ufan dicintai oleh pecinta seni di seluruh dunia.
Pada bulan April 2022, Museum Lee Ufan dibuka di Arles, Prancis. Museum Lee Ufan dibuka di sebuah bangunan rumah besar dari abad ke-16-18 yang telah direnovasi. Ruang tersebut merupakan ruangan untuk memperkenalkan karya-karya perwakilan seniman Lee Ufan kepada orang-orang Eropa. Ini merupakan kedua kalinya Museum Seni Lee Ufan didirikan di luar negeri. Pada tahun 2010, Museum Seni Lee Ufan dibuka pertama kali di Pulau Naoshima, Jepang. Museum Lee Ufan di Pulau Naoshima dibangun oleh Tadao Ando, arsitek terkenal Jepang. Setelah itu, ruang Lee Ufan dibuat di dalam Museum Seni Busan pada tahun 2015.
Pameran Seni Frieze tiba di Korea
Seiring meningkatnya popularitas K-art, pasar seni Korea menarik perhatian pasar seni global dalam hal daya beli dan pengaruhnya.
Seiring berkembangnya pasar seni dalam negeri, pada September 2022, Frieze (art fair ternama dunia) bersinergi dengan bersama KIAF (art fair terbesar Korea) mengadakan pameran di Seoul. Frieze pertama kali mendarat di Seoul, bukan di Hong Kong atau Jepang. Hal tersebut membuktikan bahwa pasar seni Korea telah bangkit menjadi pusat di Asia.
Lim Yunchan, Renaisans K-Klasik
Pianis Lim Yunchan (18 tahun) pada 18 Juni 2022 memenangkan juara pertama di sebuah kompetisi piano kelas dunia, yaitu Kompetisi Piano Internasional Van Cliburn. Ia mencetak rekor sebagai pemenang termuda dalam 60 tahun sejarah kompetisi tersebut. Sebelumnya, gelar termuda dipegang oleh Zhang Haochen dari Tiongkok pada tahun 2009 dan Christina Ortiz pada tahun 1969. Mereka semua berusia 19 tahun dan memenangkan kompetisi tersebut. Pianis naik pangkat menjadi virtuoso kelas dunia setelah memenangkan Kompetisi Van Cliburn, kompetisi musik terbesar di Amerika Utara, termasuk Radu Lupu (1966), Alexei Sultanov (1989), dan Olga Kern (2001).
Dengan lahirnya pianis Lim Yun-chan bersama pianis Cho Seong-jin yang memenangkan Kompetisi Piano Internasional Chopin ke-17 pada tahun 2015 dan sedang aktif tampil di pentas dunia, Korea kini telah memantapkan dirinya sebagai negara penting yang tidak bisa diabaikan dari musik klasik.
Pianis Lim Yunchan
Berkat menjuarai Kompetisi Piano Internasional Van Cliburn, Lim Yunchan diberi kesempatan berkeliling dunia selama tiga tahun. Pada tahun 2023, mereka akan melakukan tur Amerika Serikat dan Eropa, termasuk New York, London, dan Paris.
Bariton Kim Ki-hoon
Bariton Kim Ki-hoon memamerkan kemampuannya dengan hasil yang luar biasa di panggung dunia. Pada bulan Juni 2021, Kim Ki-hoon menjadi orang Korea pertama yang meraih juara pertama dalam kategori aria BBC Cardiff Singer of the World 2021. Sebelumnya, ia secara konsisten menunjukkan keterampilan yang baik, antara lain meraih juara dua kategori vokal putra di Kompetisi Tchaikovsky 2019 dan juara kedua Operalia (Kompetisi Vokal Internasional Domingo) 2019.
BBC Cardiff Singer of the World yang disiarkan langsung oleh BBC Inggris merupakan kompetisi yang melahirkan tiga bariton teratas dunia, termasuk Bryn Terfel dan Dmitry Hvorostovsky.
Kekuatan Hangeul-Institut Raja Sejong
Ketika K-konten menjadi populer secara global, jumlah orang asing yang mencoba belajar bahasa Korea pun meningkat. Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Sejong, jumlah orang asing yang belajar bahasa Korea di Institut Sejong yang berlokasi di luar negeri adalah 72.713 orang pada tahun 2019 ▶ 76.528 orang pada tahun 2020 ▶ 81.476 orang pada tahun 2021. Tren jumlah pelajar bahasa Korea terus bertambah. Jumlah Institut Sejong juga meningkat dari 180 tempat di 60 negara pada tahun 2019 ▶ menjadi 213 tempat di 78 negara pada tahun 2020 ▶ menjadi 234 tempat di 82 negara pada tahun 2021. Institut Sejong menganalisis bahwa alasan jumlah orang asing yang ingin belajar bahasa Korea terus meningkat adalah karena popularitas K-konten secara global dan bahwa emosi yang diterima melalui konten menyebabkan permintaan untuk mempelajari bahasa dan budaya Korea.
Pada tahun 2022, Institut Sejong dibuka baru di tujuh negara, yaitu di Afrika Selatan, Luksemburg, Bangladesh, Arab Saudi, Kuwait, Tunisia, dan Finlandia. Dengan demikian, jumlah Institut Raja Sejong yang dibuka di luar negeri meningkat menjadi 244 institut di 84 negara pada tahun 2022.