Korea mengembangkan budaya sandang yang beragam dan unik berdasarkan lingkungan alam pegunungan, daratan, dan lautan yang tersebar secara merata. Hansik memiliki ciri makanan pokok (nasi, mi, dll.) dan makanan sampingan (lauk pauk) dengan perbedaan yang jelas, cara masak beragam, kombinasi seimbang antara makanan hewani dan nabati, dan makanan fermentasi yang dibuat dalam waktu yang lama dengan sepenuh hati telah berkembang. Selain itu, dalam hansik terkandung filosofi Yaksikdongwon yang berarti 'makanan dan obat memiliki sumber yang sama'.
Sejak diketahui memiliki rasa yang enak dan baik untuk kesehatan, belakangan ini demam K-Food menyebar ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan hansik sebagai model makanan bergizi seimbang yang sangat baik, dan banyak hasil penelitian yang dipublikasikan menunjukkan bahwa hansik memiliki efek antiobesitas dan antikanker.
Doenjang, Ganjang, dan Gochujang
Doenjang, ganjang, dan gochujang merupakan bumbu paling dasar masakan Korea dan makanan fermentasi yang representatif. Di antaranya, doenjang (pasta kedelai) dan ganjang (kecap asin) dibuat dari meju (kedelai fermentasi). Meju (kedelai fermentasi) merupakan rebusan kedelai yang ditumbuk dan dibentuk menjadi seukuran batu bata, selanjutnya dikeringkan lalu difermentasi bersama air garam di dalam toples tanah liat selama 2~3 bulan sehingga terbentuk doenjang (gumpalan) dan ganjang (cairan). Ciri khasnya adalah rasa gurih dan rasa asin yang lezat.
Gochujang adalah makanan yang dibuat dengan memfermentasi pati (tepung beras, tepung jelai, dll.) dalam air perasan malt lalu ditambahkan cabai merah dan bubuk meju (fermentasi kedelai). Orang Korea yang enyukai makanan pedas senang menambahkan gochujang (pasta cabai) ke berbagai makanan.
Di Korea, terdapat budaya kimjang. Pada akhir musim gugur, keluarga atau penduduk desa berkumpul untuk membuat banyak kimchi sekaligus. Kimchi yang dimasak saat itu disebut kimchi kimjang. Makanan itu erupakan makanan yang sangat diperlukan oleh orang Korea. Budaya kimjang terdaftar dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2013.
Bibimbap
Bibimbap adalah hidangan yang terdiri dari sayuran, telur, daging sapi, dan nasi, dan bahan-bahan tersebut dicampur dengan jang (saus) sebelum disantap. Selain kimchi dan bulgogi, makanan ini merupakan salah satu makanan Korea yang paling disukai oleh masyarakat di seluruh dunia. Ada berbagai jenis bibimbap tergantung pada bahan yang dicampurkannya, dan bahkan di luar negeri, bibimbap yang dilokalisasi agar sesuai dengan karakteristik masing-masing negara sangat populer. Jeonju, yang dikenal sebagai kota kreatif kuliner, mengadakan Festival Bibimbap setiap bulan Oktober.
Bulgogi
Bulgogi adalah makanan yang dagingnya diiris tipis-tipis, direndam dalam saus yang terbuat dari ganjang (kecap asin), jus pir, dll., kemudian dipanggang di atas api. Rasa gurih dan asinnya yang serasi sangat disenangi orang asing. Baru-baru ini, penggabungan dengan berbagai makanan sedang diupayakan secara aktif, seperti hamburger dan pizza dengan bulgogi yang mulai bermunculan.
Japchae (hidangan mi)
Japchae (hidangan mi) dimasak dengan cara merebus dangmyeon (mi ubi), kemudian ditumis dengan bayam jepang, bawang bombai, daging sapi, dll. dengan bumbu ganjang (kecap asin). Ciri khasnya adalah tekstur dangmyeon (mi ubi) yang kenyal dan perpaduan berbagai bahan yang serasi, dan menjadi makanan yang selalu disajikan saat hari raya atau pesta di Korea.
Tteok (Kue Beras)
Tteok merupakan makanan yang dibuat dengan cara mengukus adonan tepung beras ketan atau tepung beras bersama kacang merah, kacang, dll. Tteok merupakan salah satu cemilan favorit orang Korea karena rasanya manis dan kenyal. Orang Korea terkadang membuat dan memakan tteok khusus untuk setiap acara. Pada hari Tahun Baru Imlek (hari pertama kalender lunar) orang-orang membuat garatteok dan dipotong tipis-tipis, kemudian direbus dalam kuah kaldu untuk membuat tteokguk. Tteokguk ini melambangkan pertambahan usia satu tahun. Selain itu, pada hari Raya Chuseok, dibuat songpyeon dengan cara menggulung adonan beras tipis-tipis dan mengukusnya dengan isian (madu, kastanya, kacang-kacangan, biji wijen, dll.), dan pada saat ulang tahun pertama anak, akan dibuatkan baekseolgi supaya sang anak panjang umur.
Minuman Beralkohol
Di Korea, setiap daerah mengembangkan minuman beralkohol yang unik. Di antaranya, minuman keras tradisional kelas atas yang terkenal, yaitu munbaeju dan songjeolju dari Kota Seoul, soju sanseoung dari Gwangju di Provinsi Gyeonggi-do, hongju dan leegangju dari Provinsi Jeolla-do, sogokju dan insamju dari Provinsi Chungcheong-do, gyodongbeopju dan andongsoju dari Provinsi Gyeongsang-do, dan okseonju dari Provinsi Gangwon-do. Selain itu, terdapat lebih dari 300 jenis minuman beralkohol tradisional berdasarkan daerah dan keluarga.
Makgeolli adalah minuman keras keruh yang dibuat dengan mencampurkan beras, ragi, dan berbagai bahan tambahan dan merupakan minuman keras tradisional yang umum dan murah. Dulu dikenal sebagai minuman orang-orang tua tetapi baru-baru ini, kegilaan makgeolli telah menyebar di kalangan anak muda berusia 20~30-an. Berbagai rasa makgeolli seperti rasa es krim atau kopi menyebar, terutama melalui minimarket. Makgeolli juga populer di antara wisatawan asing yang berkunjung ke Korea.
Soju adalah minuman keras sulingan rebusan minuman keras biji-bijian dan ubi manis. Soju tidak berwarna, transparan, dan memiliki kandungan alkohol yang tinggi. Sebenarnya soju merupakan minuman keras mewah, tetapi kemunculan soju encer yang dibuat dengan mengencerkan etanol dengan air pada pertengahan abad ke-20 menjadikan soju sebagai minuman keras yang murah bagi masyarakat umum.