Kebudayaan

2023.10.23

Pameran berjudul Colin Jin’s HEstorical LEGO yang menampilkan warisan budaya Korea melalui Lego, telah digelar sejak tanggal 11 Oktober di Moryham Exhibition Hall, Jung-gu, Seoul. Foto tersebut menunjukkan Jongmyo Jeryeakyang digambarkan dengan Lego.

Pameran berjudul Colin Jin’s HEstorical LEGO yang menampilkan warisan budaya Korea melalui Lego, telah digelar sejak tanggal 11 Oktober di Moryham Exhibition Hall, Jung-gu, Seoul. Foto tersebut menunjukkan Jongmyo Jeryeak yang digambarkan dengan Lego.



Penulis: Xu Aiying

Foto: Xu Aiying

Dari Jongmyo Jeryeak hingga Pogurak, warisan budaya Korea yang penuh pesona dan jiwa telah dipindahkan ke dunia Lego yang warna-warni dan mungil. Jongmyo Jeryeak merupakan Warisan Budaya Takbenda Korea No. 1 dan terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO, sedangkan Pogurak adalah sebuah tarian hiburan yang tercatat dalam sejarah Goryeo.

Pameran berjudul Colin Jin’s HEstorical LEGO yang menampilkan warisan budaya Korea melalui Lego, telah digelar sejak tanggal 11 Oktober di Moryham Exhibition Hall, Jung-gu, Seoul. Pameran tersebut tidak diproduksi secara khusus atau menggunakan pedoman. Para pengunjung dapat menyaksikan lebih dari 300 karya yang dibuat dengan tangan oleh seniman Lego Colin Jin (nama asli: So Jinho) hanya menggunakan balok-balok dasar Lego. Keindahan Korea yang sederhana dan jelas mendekat seperti hal baru.

Situs pameran yang dikunjungi Korea.net pada tanggal 18 Oktober dipenuhi para pengunjung untuk mengapresiasi kombinasi unik Lego dan warisan budaya Korea. Anak-anak mencoba turut membuat karya pameran Jongmyo Jeryeak dengan menggunakan balok Lego yang mereka bawa. Para pengunjung asing terkagum melihat balok kaki bebek Lego telah disulap menjadi topi para pejabat sipil dan militer, serta balok gigi binatang yang diubah menjadi kaki beoseonbal yang dicuat dari rok hanbok.

Colin Jin yang Korea.net temui di ruang pameran, berkata, "Lego yang melakukan reka ulang Menara Eiffel Prancis, Tembok Besar Tiongkok, dan Istana Himeji Jepang sedang dijual. Saya memulai pekerjaan saya dengan pikiran berikut, 'Mengapa tidak ada Lego yang menggambarkan keindahan Korea?' Saya menciptakan karya untuk menyampaikan hal-hal simbolik Korea dengan mudah dan jelas kepada siapa pun," ujarnya.

Pogurak yang dibuat dengan Lego. Pogurak merupakan tarian hiburan yang tercatat dalam sejarah Goryeo di mana para penari melempar bola ke pintu berlubang untuk mendapatkan skor.

Pogurak yang dibuat dengan Lego. Pogurak merupakan tarian hiburan yang tercatat dalam sejarah Goryeo di mana para penari melempar bola ke pintu berlubang untuk mendapatkan skor.


Colin Jin mengatakan dia beruntung bisa menjadi orang pertama yang bermain dengan mainan luar biasa sejak dia masih anak muda berkat ayahnya yang menjalankan sebuah perusahaan mainan. Sejak usia 25 tahun, ia telah mengerjakan proyek Lego-nya secara konsisten selama lebih dari 20 tahun.

Karya representatif dari pameran ini adalah Jongmyo Jeryeak. Karya lain yang ditampilkan juga berfokus pada sejarah dan tradisi Korea, seperti hakmu, pansori, dan seungmu.

Colin Jin berkata, "Sulit untuk mengekspresikan elemen estetika tradisi Korea dalam elemen terbatas dari balok Lego dan juga susah untuk mengekspresikan kurva tradisional dengan balok Lego yang sebagian besar berbentuk lurus."

Ia melanjutkan, "Saat mengerjakan karya tersebut, penerapan warna-warna tradisional, khususnya penggunaan obangsaek, warna tradisional Korea (hitam, putih, kuning, merah, dan biru), merupakan elemen penting."

Dia menambahkan, "Seiring dengan pembuktian sesuatu melalui penelitian data yang banyak, saya memutuskan untuk bekerja berdasarkan prinsip untuk membatasi penggunaan ekspresi dan warna yang berlebihan sebagai dasar desain."

Hakmu, sebuah karya seni yang mengekspresikan lengan bundar hanbok dengan hebat menggunakan balok Lego bersudut siku.

Hakmu, sebuah karya seni yang mengekspresikan lengan bundar hanbok dengan hebat menggunakan balok Lego bersudut siku.


Ketika ditanya reaksi apa yang paling berkesan dari para pengunjung, Colin Jin berkata, "Tidak hanya para pengunjung Korea, tetapi juga para pengunjung asing terkejut melihat karya tersebut diekspresikan dengan balok-balok Lego yang familiar dan mudah diterima karena mereka dapat bertemu dengan warisan budaya Korea secara intuitif."

Colin Jin mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan Nongkak Korea sebagai bahan untuk karyanya di masa depan dan tujuan utamanya adalah membuat Perjalanan Raja Jeongjo ke Hwaseong sebagai karya Lego. Harapannya adalah untuk memuat sejarah dan evolusi manusia dengan cara yang paling khas Korea dan dekat dengan alam.

Pameran berjudul Colin Jin’s HEstorical LEGO berlanjut hingga tanggal 25 Oktober. Tiket masuknya gratis.

Topeng Gaksital (kiri) dan Topeng Hahoetal yang diekspresikan dengan Lego.

Topeng Gaksital (kiri) dan Topeng Hahoetal yang diekspresikan dengan Lego.


xuaiy@korea.kr

konten yang terkait