Kebijakan

2024.11.27

Menteri Luar Negeri Korea Cho Tae-yul (tengah) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono (kiri) terlihat sedang menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 pada tanggal 26 November 2024 (waktu setempat) di Fiuggi, Italia. (Kementerian Luar Negeri)

Menteri Luar Negeri Korea Cho Tae-yul (tengah) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono (kiri) terlihat sedang menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 pada tanggal 26 November 2024 (waktu setempat) di Fiuggi, Italia. (Kementerian Luar Negeri)



Penulis: Park Hye Ri

Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 yang digelar pada tanggal 25-26 November 2024 (waktu setempat) di Fiuggi, Italia.

Menlu Cho mengatakan, "Pengiriman militer Korea Utara ke Rusia adalah kasus pertama pengiriman pasukan dari negara-negara Asia ke medan perang Eropa atas permintaan negara-negara Eropa. Ini adalah masalah yang memerlukan perhatian khusus dari masyarakat internasional."

Menurut Kementerian Luar Negeri pada tanggal 27 November 2024, Menlu Cho menghadiri sesi penjangkauan khusus untuk kawasan Indo-Pasifik. Sesi tersebut digelar pada tanggal 26 November 2024 dengan tema "Memperkuat Kerja Sama dan Konektivitas di Kawasan Indo-Pasifik (terjemahan tidak resmi)."

Menlu Cho membahas situasi di kawasan Indo-Pasifik, termasuk kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara, masalah diplomatik dan keamanan, serta cara untuk memperkuat kerja sama di antara Korea dan negara-negara G7.

Pada acara tersebut Menteri Cho berkata, "Sejak tahun 1950, keamanan Eropa dan kawasan Indo-Pasifik tidak pernah memiliki hubungan yang begitu erat seperti sekarang."

Ia menambahkan, "Untuk menghentikan kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara, diperlukan kerja sama yang erat dari komunitas internasional, termasuk negara-negara dengan posisi serupa di Eropa dan kawasan Indo-Pasifik."

Kemudian, Menteri Cho menjelaskan inisiatif diplomatik yang telah dipromosikan dalam kerangka Strategi Indo-Pasifik, termasuk kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara Kepulauan Pasifik.

Ia menekankan, "Kita perlu menjaga perdamaian dan stabilitas di perairan regional, termasuk Laut Tiongkok Selatan, dan menghormati prinsip-prinsip hukum internasional."

Menteri Cho berkata, "Kita harus menjaga tatanan internasional berbasis aturan untuk menanggapi krisis global yang kompleks seperti persaingan geopolitik dan fragmentasi tatanan ekonomi global."

Ia berjanji, "Sebagai negara utama di kawasan Indo-Pasifik, Korea akan terus bekerja sama dengan G7 dalam berbagai isu."

Menteri Cho mengadakan pertemuan bilateral dengan negara-negara peserta utama, seperti Prancis, Italia, Jepang, Kanada, Ukraina, Indonesia, dan India. Mereka bertukar pendapat tentang cara memperkuat kerja sama substantif.


hrhr@korea.kr

konten yang terkait