Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro
Festival Pasir Haeundae tahun 2025 diselenggarakan pada tanggal 16-19 Mei 2025.
Sejak tahun 2005, Festival Pasir Haeundae telah menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Kota Busan pada setiap musim panas. Pantai Haeundae berubah menjadi ruang pameran terbuka yang dipenuhi patung pasir megah dan berbagai kegiatan festival menarik. Para pengunjung dapat menikmati pameran patung pasir yang diciptakan oleh seniman dari berbagai negara.
Tema yang diusung tahun ini adalah "K-Culture Meets Sand." Festival ini berlangsung pada tanggal 16-19 Mei 2025. Meskipun acara utama selesai pada tanggal 19 Mei, patung-patung pasir akan tetap dipamerkan hingga 8 Juni 2025 sehingga memberikan kesempatan lebih lama bagi pengunjung untuk menikmatinya.
Festival Pasir Haeundae ini menampilkan karya-karya dari seniman patung pasir dari berbagai negara. Tahun ini mengusung tema "K-Culture Meets Sand."
Yang menarik dari Festival Pasir Haeundae tahun ini adalah perayaan pelaksanannya yang mencapai 20 tahun. Mengusung tema "K-Culture Meets Sand," festival ini menyoroti peran halyu dalam membawa budaya Korea ke kancah global. Pameran patung pasirnya mencakup berbagai aspek budaya Korea, mulai dari tradisi dan sejarah hingga fenomena global seperti Baby Shark dan Squid Game.
Ardhya berfoto di depan patung pasir Maharaja Sejong.
Saat mengunjungi Haeundae, penulis berkesempatan mewawancarai salah satu pengunjung asal Indonesia bernama Ardhya yang saat ini sedang melanjutkan studi di Busan. Ardhya mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia mengunjungi pameran patung pasir di Festival Pasir Haeundae.
"Sebelumnya saya hanya pernah melihat beberapa kali melalui media sosial. Terlihat bagus dan menarik. Namun, ketika melihat secara langsung, saya merasa takjub dengan patung-patung pasir yang besar dan detail seperti ini," ujarnya.
Detail patung pasir bertema Samyang Buldak sebagai perwakilan mi instan Korea yang diminati secara global.
Ditanyai tentang karya yang menarik perhatiannya dari pameran patung Festival Pasir Haeundae, Ardhya memilih patung Maharaja Sejong dan Samyang Buldak.
"Karena saat ini saya sedang menempuh kelas bahasa Korea, saya merasa takjub saat mengetahui bahwa Maharaja Sejong bisa menciptakan hangeul yang akhirnya menjadikan bahasa Korea dicintai banyak orang di seluruh dunia," ujar Ardhya.
Ia melanjutkan, "Saya sempat tertawa melihat Samyang Buldak menjadi salah satu yang dipamerkan dalam festival ini. Saya tidak menyangka makanan ini menjadi tren global hingga dibuat patung pasir seperti ini."
Patung pasir di atas menggambarkan sosok Dangun, yaitu leluhur Korea di dalam mitos asal-usul orang Korea dan Kerajaan Gojoseon.
Terdapat pula beberapa patung pasir yang memiliki nilai sejarah Korea yang menarik untuk diketahui, seperti patung pasir Dangun, yaitu leluhur Korea di dalam mitos asal-usul orang Korea dan Kerajaan Gojoseon. Kerajaan Gojoseon adalah kerajaan pertama yang muncul di Semenanjung Korea pada tahun 2333 SM.
Patung pasir harimau yang mengenakan gat, topi tradisional Korea yang biasa dipakai oleh pria pada masa Dinasti Joseon (1392-1910).
Terdapat pula patung harimau Korea memiliki makna budaya sebagai simbol kekuatan, perlindungan, dan kebajikan bagi orang Korea. Dalam sejarahnya, bentangan alam dan pegunungan Korea dulunya merupakan rumah bagi populasi harimau Siberia sehingga Korea disebut sebagai "negeri harimau."
Sejak zaman kuno hingga Dinasti Joseon (1392-1910), orang Korea mengungkapkan rasa hormat mereka terhadap harimau karena dipercaya sebagai dewa pelindung. Harimau telah banyak digambarkan di Korea sebagai simbol keunggulan yang murah hati serta makhluk pembawa keberuntungan yang mengusir roh jahat.
Dalam seni Korea, harimau ditampilkan dengan ekspresi tegas dan seringai yang riang. Gaya seni ini mencerminkan nilai-nilai Konfusianisme dan menunjukkan semangat ceria serta sifat optimis yang dibawa oleh masyarakat Korea.
Detail patung pasir bertemakan Naro-3, kendaraan peluncur luar angkasa milik Korea yang dibuat oleh KARI (Institut Penelitian Dirgantara Korea).
Penulis juga melihat Naro-3, yaitu kendaraan peluncur luar angkasa pertama Republik Korea yang berhasil meluncur pada tanggal 30 Januari 2013. Pencapaian ini juga menunjukkan kemajuan Korea dalam ranah global. Kendaraan peluncur luar angkasa ini dibuat oleh KARI (Institut Penelitian Dirgantara Korea).
Patung pasir Baby Shark yang berada tepat di belakang patung olahraga bela diri khas Korea, yaitu taekwondo.
Selain itu, terdapat pula patung pasir yang menampilkan gerakan dalam taekwondo, olahraga bela diri asal Korea. Tidak hanya itu, ada juga patung pasir yang menggambarkan tokoh Baby Shark, yaitu tokoh hiu dalam sebuah lagu dan tarian anak-anak
Tampak para seniman patung pasir menyempurnakan karya mereka sebelum Festival Pasir Haeundae resmi dibuka tanggal 16 Mei 2025.
Sebagai salah satu festival khas musim panas di Busan, Festival Pasir Haeundae memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati keindahan seni pasir sekaligus mengenal tentang budaya Korea.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.