Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Setiap tanggal 20 Mei, Korea memperingati Together Day, sebuah hari peringatan resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Kehakiman Korea. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana saat penduduk lokal dan asing hidup berdampingan dan saling menghormati.
Pemerintah menetapkan peringatan Together Day pada tahun 2007 dan menetapkan 'World Week' untuk merayakan keragaman. Acara ini diadakan untuk mempromosikan keberagaman dan multikulturalisme karena jumlah penduduk asing di berbagai kota di Korea terus meningkat.
Siswa internasional di Korea tentu memiliki tantangan tersendiri. Pada kesempatan ini, penulis mewawancarai empat pemelajar bahasa Korea di Institusi Edukasi Bahasa PNU tentang tantangan yang mereka hadapi selama tinggal di Korea.
Para narasumber memiliki ketertarikan yang besar terhadap Korea sehingga memilih Korea untuk studi. (Iwamoto Moka, Nur Allia Balkis, Bridgette Mogusu, dan Nguyen Le Hai Ha).
Silakan perkenalkan diri Anda.
Moka: Saya Iwamoto Moka dari Jepang. Saya tinggal di Korea sejak bulan Mei tahun lalu.
Allia: Saya Nur Allia Balkis dari Malaysia. Saya sudah sekitar 9 bulan tinggal di Busan.
Brie: Saya Bridgette Mogusu dari Kenya. Saya sudah tinggal di Korea sekitar 9 bulan.
Haiha: Saya Nguyen Le Hai Ha dari Vietnam. Saya datang ke Korea Agustus tahun lalu.
K-Pop berperan besar merangkul warga negara asing untuk mengenal dan mencintai budaya Korea. (Nur Allia Balkis)
Apa alasan Anda memilih Korea untuk tinggal?
Moka: Sejak lama saya memiliki ketertarikan dengan K-drama dan K-pop sehingga mendorong saya untuk belajar bahasa Korea secara langsung.
Allia: Saya selalu tertarik dengan budaya, bahasa, dan gaya hidup Korea. Selain itu, saya melihat Korea sebagai tempat yang sempurna untuk mengembangkan diri saya dan untuk melanjutkan pendidikan.
Brie: Saya memiliki minat yang tinggi terhadap mode dan sudah sejak lama saya tertarik dengan hanbok. Untuk itu saya memutuskan untuk mempelajari hanbok secara langsung di Korea.
Haiha: Saya memilih Korea karena hubungan yang kuat antara Vietnam dan Korea. Saya percaya bahwa belajar dan tinggal di sini bisa membuka banyak pintu bagi saya di masa depan.
Brie saat ini sedang menempuh Program Bahasa Korea selama satu tahun yang merupakan bagian dari program Global Korea Scholarship. (Bridgette Mogusu)
Apa yang menjadi tantangan Anda sebagai warga negara asing yang tinggal di Korea?
Moka: Ada beberapa orang yang mungkin kurang ramah terhadap orang asing sehingga pada awalnya terasa sedikit menakutkan bagi saya untuk memulai percakapan dengan mereka.
Allia: Salah satu tantangan utama bagi saya adalah bahasa. Komunikasi dalam situasi sehari-hari, seperti urusan perbankan, kunjungan ke rumah sakit, atau membaca kontrak ketika menyewa kamar kos, dapat menjadi sulit jika kemampuan bahasa Korea belum begitu lancar.
Brie: Tantangan terbesar bagi saya adalah bahasa. Meskipun kini saya bisa mengekspresikan beberapa ungkapan, tetapi masih agak sulit untuk melakukannya secara spontan.
Haiha: Salah satu tantangan terbesar bagi saya adalah menyesuaikan diri dengan makanan di sini karena rasanya jauh lebih pedas dibandingkan dengan makanan di negara asal saya. Selain itu, ada juga perbedaan budaya yang membutuhkan waktu untuk dipahami, seperti cara orang berinteraksi atau mengekspresikan diri.
Meskipun menghadapi banyak tantangan sebagai warga negara asing di Korea, Moka menikmati kehidupan tinggal di Korea sebagai siswa internasional. (Iwamoto Moka)
Berikan pendapat Anda tentang tinggal di Korea?
Moka: Proses kunjungan ke kantor pemerintahan atau rumah sakit di Korea berlangsung dengan sangat cepat dan efisien. Namun, salah satu kendala yang saya rasakan adalah harga makanan yang relatif mahal. Dibandingkan dengan di Jepang, harganya bisa 2-3 kali lipat lebih tinggi.
Allia: Di sisi positif, Korea adalah negara yang aman, nyaman, dan efisien. Transportasi umumnya sangat baik, ada banyak aktivitas menarik, dan sistem perawatan kesehatannya juga berkualitas. Namun, menurut saya biaya hidup disini cukup tinggi, terutama di kota besar seperti Seoul. Selain itu, gaya hidup yang serba cepat kadang terasa menekan.
Brie: Saya sangat mengagumi sistem di Korea yang bekerja dengan sangat efisien, terorganisasi, dan cepat sehingga membuat saya merasa nyaman. Transportasinya juga sangat praktis dan mudah diakses. Namun, bagi saya Korea termasuk negara dengan biaya hidup yang cukup tinggi. Selain itu, mendapatkan buah-buahan segar di sini tergolong sulit dan mahal.
Haiha: Salah satu hal yang sangat saya sukai dari Korea adalah kebersihan dan keteraturannya. Budaya di sini sangat hidup dan selalu menawarkan acara menarik. Namun, meskipun kemampuan bahasa Korea saya sudah meningkat, saya masih kesulitan ketika orang menggunakan singkatan atau ungkapan sehari-hari yang tidak baku yang belum saya pelajari.
Selain kecintaannya terhadap budaya Korea, Hai Ha memiliki motivasi yang besar dan kuat dalam proses menguasai bahasa Korea. (Nguyen Le Hai Ha)
Apa yang menjadi tantangan bagi Anda mempelajari bahasa Korea di Korea?
Moka: Cara setiap guru mengajarkan tata bahasa berbeda-beda dan bahasa Korea memiliki aturan dalam penggunaan tata bahasa.
Allia: Lingkungan sehari-hari membantu belajar lebih cepat melalui praktek langsung. Namun, terkadang terasa sangat mengejutkan, terutama ketika orang lokal berbicara terlalu cepat atau menggunakan ungkapan tidak baku dan dialek. Akhirnya membuat saya merasa ragu untuk berbicara karena takut membuat kesalahan.
Brie: Saya ingin memperlancar bahasa Korea dengan cara berteman dengan orang Korea. Namun, menjalin pertemanan dengan orang Korea relatif sulit karena hubungan tersebut cenderung bersifat sementara. Akibatnya, berlatih bahasa Korea dengan mereka tidak semudah yang dibayangkan.
Haiha: Tantangan yang sering saya temui adalah apa yang saya dengar pada saat orang berbicara sehari-hari sering kali berbeda dari yang saya dengar di kelas. Saya harus sering bertanya pada teman Korea untuk memahami ungkapan santai atau singkatan. Meskipun terkadang membuat frustrasi, hal ini mendorong saya untuk terus belajar.
Di antara banyaknya tantangan selama tinggal di Korea, para siswa internasional terus berupaya beradaptasi dan menikmati waktu mereka tinggal di Korea. (Iwamoto Moka, Nur Allia Balkis, Bridgette Mogusu, dan Nguyen Le Hai Ha).
Mohon berikan saran bagi orang-orang ingin tinggal di Korea.
Moka: Sangat disarankan untuk berinteraksi langsung dengan orang Korea karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara sekaligus membantu mendapatkan informasi penting tentang kehidupan di sini. Selain itu, bangunlah pertemanan dengan orang dari berbagai negara maupun warga Korea. Luangkan waktu untuk bersosialisasi dan melepaskan stres dengan memperluas jaringan pertemanan.
Alia: Bersabarlah, terbuka, dan bersedia keluar dari zona nyaman. Jangan takut melakukan kesalahan saat berbicara bahasa Korea. Cobalah untuk berbicara dengan penduduk lokal, menonton acara Korea dengan atau tanpa takarir, serta membawa buku catatan kecil untuk frasa-frasa berguna. Juga, cobalah untuk memahami budaya Korea dan norma social.
Brie: Sebaiknya pelajari bahasa Korea terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk tinggal di Korea. Bahasa sering kali menjadi tantangan terbesar saat tinggal di negara asing sehingga memiliki dasar bahasa yang kuat akan sangat membantu dalam beradaptasi.
Haiha: Pelajari bahasa Korea sebanyak mungkin sebelum Anda tiba. Kemampuan bahasa yang baik akan sangat membantu dalam menyesuaikan diri dan menikmati kehidupan di sini. Semakin baik kemampuan bahasa Korea Anda, semakin terhubung Anda dengan budaya dan orang-orang di sini. Ketika Anda sudah berada di Korea, cobalah untuk berbicara sebanyak mungkin dan jangan takut membuat kesalahan.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.