Kebijakan

2024.03.19

Menteri Pertahanan Nasional, Shin Wonsik terlihat sedang menjelaskan mengenai kebijakan pemerintah Republik Korea terkait Korea Utara serta kerja sama antara Republik Korea, Amerika Serikat, dan Jepang dalam bidang keamanan. Penjelasan tersebut disampaikan dalam konferensi pers untuk media asing yang digelar pada tanggal 18 Maret di KOCIS Center, Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)

Menteri Pertahanan Nasional, Shin Wonsik terlihat sedang menjelaskan mengenai kebijakan pemerintah Republik Korea terkait Korea Utara serta kerja sama antara Republik Korea, Amerika Serikat, dan Jepang dalam bidang keamanan. Penjelasan tersebut disampaikan dalam konferensi pers untuk media asing yang digelar pada tanggal 18 Maret di KOCIS Center, Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)



Penulis: Yoon Sojung

Menteri Pertahanan Nasional, Shin Wonsik berkata, "Kerja sama antara Republik Korea, Amerika Serikat, dan Jepang akan lebih kuat apabila ancaman nuklir Korea Utara meningkat."

Menhan Shin mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers untuk media asing yang digelar pada tanggal 18 Maret di KOCIS Center, Jung-gu, Seoul. Ia menjelaskan mengenai kebijakan pemerintah Korea terkait Korea Utara serta kerja sama antara Republik Korea, Amerika Serikat, dan Jepang dalam bidang keamanan. Menhan Shin juga membahas mengenai posisi Korea dalam memberikan bantuan terhadap Ukraina.

Menhan Shin menjelaskan, "Kerja sama antara Republik Korea, AS, dan Jepang terkait Korea Utara akan semakin kuat apabila ancaman nuklir Korea Utara semakin meluas."

Menhan Shin mengungkapkan bahwa kerja sama trilateral dalam bidang keamanan sedang berjalan dengan mulus sehingga pelatihan militer antara ketiga negara tersebut akan diperluas pada tahun ini. Republik Korea, AS, dan Jepang telah sepakat untuk melakukan pelatihan militer dalam berbagai biang, seperti di laut, udara, dan darat untuk menjawab ancaman nuklir Korea Utara yang semakin meningkat.

Terkait kerja sama dalam bidang pertahanan antara Korea dan Jepang, Menteri Shin mengungkapkan bahwa hubungan antara kedua negara akan terhalang apabila keduanya sama-sama terjerat dalam memori masa lalu sehingga sangatlah penting bagi kedua negara untuk melangkah menuju masa depan.

Menhan Shin lalu memohon usaha Jepang dengan mengatakan, "Kami berharap Jepang tidak melakukan hal-hal yang bisa menghambat hal ini, seperti misalnya mempermasalahkan Pulau Dokdo yang tidak bisa ditoleransi oleh Korea."

Menhan Shin juga menyebutkan mengenai bantuan pemerintah Korea kepada Ukraina dengan menyebutkan bahwa posisi Korea tidak berubah untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan senjata yang tidak mematikan."

Ia lalu mengingatkan kembali Pembantaian Bucha di Ukraina yang dilakukan oleh Rusia. Banyak warga sipil yang tewas dalam pembantaian tersebut.

Menhan Shin berkata, "Negara-negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), terutama anggota tetap Dewan Keamanan PBB, wajib untuk menjaga fondasi PBB, yaitu tidak menggunakan kekerasan untuk memaksakan perubahan. Negara yang melanggar hal tersebut harus mendapatkan kritik keras dari dunia."

Presiden Yoon Suk Yeol mengunjungi wilayah Bucha secara rahasia sebagai wilayah Ukraina pertama yang ia kunjungi. Kunjungan itu merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Yoon ke Eropa Timur pada bulan Juli 2023.

Menhan Shin juga menyebutkan respons pemerintah Republik Korea terhadap ancaman senjata nuklir Korea Utara. "Kami selalu membuka pintu dan menyambut dialog dengan Korea Utara, tetapi kami akan meminta pertanggungjawaban dengan keras apabila Korea Utara memilih untuk melakukan kesalahan yang fatal."

Menhan Shin lalu meminta kerja sama yang erat antara Korea dan AS untuk menjawab ancaman senjata nuklir Korea Utara. Ia juga menambahkan akan bekerja sama juga dengan NATO (Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara) serta AS untuk memperkuat Korea dalam menjaga diri dari serangan siber Korea Utara.


arete@korea.kr

konten yang terkait