Sci/Tekno

2025.07.10

Foto di atas menunjukkan BARYTHRAX, yaitu vaksin antraks yang dikembangkan oleh KCDA dan GC Biopharma.

Foto di atas menunjukkan BARYTHRAX, yaitu vaksin antraks yang dikembangkan oleh KCDA dan GC Biopharma.



Penulis: Charles Audouin
Foto: Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea

Korea telah berhasil mengembangkan vaksin antraks pertama di dunia yang menggunakan teknologi rekombinan genetik.

Vaksin tersebut mendapatkan perhatian karena menggunakan teknologi Korea untuk menjaga keamanan dan kesehatan publik dari serangan biologi.

BARYTHRAX merupakan vaksin antraks yang dikembangkan bersama oleh KCDA (Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea) dan GC Biopharma. Vaksin tersebut berhasil disetujui penggunaannya oleh Badan Keamanan Pangan dan Obat-obatan pada bulan April 2025.

Direktur Jenderal Departemen Diagnosis dan Analisis Penyakit KCDA, Kim Gab Jung, hadir dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 1 Juli 2025 di pabrik GC Biopharma yang terletak di Hwasun, Provinsi Jeollanam.

Kim menjelaskan, "Melalui persetujuan penggunaan vaksin ini, Korea tidak akan lagi bergantung pada impor vaksin antraks karena sudah bisa memproduksinya di dalam negeri."

Kim menambahkan, "Jika negara sedang berada dalam kondisi kritis, vaksin dapat dipasok dengan stabil."

Antraks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillis anthracis dan bisa menyebabkan kematian.

Bacillis anthracis bisa bertahan bahkan dalam kondisi yang ekstrem dalam waktu yang lama sehingga bisa digunakan pula sebagai senjata biologis.

Spora antraks bahkan pernah digunakan untuk teror di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan menyebabkan lima orang tewas.

Direktur Divisi Patogen Berisiko Tinggi KCDA, Chung Yoon-seok, mengungkapkan, "(Selama mengembangkan vaksin), kami mewaspadai penggunaan spora antraks untuk serangan biologis seperti yang pernah terjadi di AS sehingga kami pun memikirkan cara menanggapi serangan biologis jika hal itu juga terjadi di Korea."

Saat ini, infeksi antraks masih terus terjadi di beberapa negara, seperti Zambia, Uganda, Laos, Thailand, dan Kongo.

Infeksi antraks di Korea terjadi terakhir kali pada bulan Agustus 2000 saat antraks ditetapkan secara resmi sebagai penyakit menular.


Direktur Jenderal Departemen Diagnosis dan Analisis Penyakit KCDA, Kim Gab Jung (kanan), terlihat sedang menjawab pertanyaan para wartawan dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 1 Juli 2025 di pabrik GC Biopharma yang terletak di Hwasun, Provinsi Jeollanam.

Direktur Jenderal Departemen Diagnosis dan Analisis Penyakit KCDA, Kim Gab Jung (kanan), terlihat sedang menjawab pertanyaan para wartawan dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 1 Juli 2025 di pabrik GC Biopharma yang terletak di Hwasun, Provinsi Jeollanam.


Vaksin antraks yang diproduksi di AS, Inggris, Rusia, dan Tiongkok dibuat dengan melemahkan atau mengultur Bacillus anthracis yang tidak patogen sehingga mungkin masih mengandung komponen toksin.

BARYTHRAX sebagai vaksin antraks protein rekombinan pertama di dunia, menghilangkan risiko tersebut dan meningkatkan keamanan vaksin.

BARYTHRAX juga meningkatkan stabilitas vaksin dengan mengatasi keterbatasan utama vaksin protein rekombinan, yaitu penurunan imunogenisitas selama masa simpan.

Kepala Proyek GC Biopharma, Kim Gwanglok, menyatakan, "BARYTHRAX tidak mengandung komponen toksin sehingga memiliki daya saing karena keamanannya."

KCDA akan membuka jalan untuk memasok cadangan vaksin BARYTHRAX dalam tahun 2025 ini.

Foto di atas menunjukkan ruang fermentasi yang berada di dalam fasilitas manufaktur pabrik GC Biopharma yang terletak di Hwasun, Provinsi Jeollanam.

Foto di atas menunjukkan ruang fermentasi yang berada di dalam fasilitas manufaktur pabrik GC Biopharma yang terletak di Hwasun, Provinsi Jeollanam.


caudouin@korea.kr

konten yang terkait