Tim peneliti Universitas Konkuk bersama Universitas Nasional Seoul telah berhasil mengembangkan teknologi penyembuhan regenerasi sel saraf baru dengan menggunakan sel punca. Foto di atas menunjukkan panorama Rumah Sakit Universitas Konkuk yang terletak di Gwangjin-gu, Seoul. (Rumah Sakit Universitas Konkuk)
Penulis: Charles Audouin
Tim peneliti Universitas Konkuk bersama Universitas Nasional Seoul telah berhasil mengembangkan teknologi penyembuhan regenerasi sel saraf baru dengan menggunakan sel punca.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan secara daring pada tanggal 27 Juni 2025 melalui jurnal ilmiah Acta Neuropathologica Communications.
Tim peneliti membuat vesikel ekstraseluler (EV) yang mengandung faktor pertumbuhan saraf dengan berdasar pada korelasi saraf dari kesadaran (NCC) yang dibuat dengan sel punca pluripoten terinduksi (iPSC) dari sel air seni pasien.
Tim peneliti menginjeksi EV tersebut ke tikus dengan kerusakan saraf tepi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian persentase kelangsungan hidup sel saraf tikus tersebut meningkat pada bagian saraf yang rusak.
Hasil penelitian menunjukkan efek pengobatan yang terlihat nyata, seperti respons peradangan yang dapat ditekan. Selain itu, pertumbuhan akson dan remielinisasi dapat dipercepat.
Metode pengobatan sel tepi yang sudah ada memiliki risiko tumorigenesis dan respons penolakan imun. Oleh karena itu, hasil penelitian tersebut mendapatkan perhatian karena memiliki efek pengobatan tanpa tranplantasi sel.
Selain itu, pengobatan tersebut juga bisa mengurangi efek penyusutan otot lurik akibat kerusakan saraf sehingga memberikan kemungkinan untuk pengobatan pada otot yang rusak.
Dosen Konkuk, Cho Ssang-Goo, mengungkapkan, "Penelitian ini menunjukkan contoh kasus penyembuhan regenerasi sel saraf baru."
Cho menambahkan, "Kami akan memperluas penelitian agar hasilnya bisa digunakan dalam pengobatan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, seperti neuropati diabetik atau neurotoksisitas akibat kemoterapi."
caudouin@korea.kr