Tokoh

2024.06.12

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata mengundang tokoh-tokoh penting dalam bidang seni budaya dari berbagai negara melalui program K-Fellowship untuk mendorong pertukaran internasional. Program ini diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2009. Lebih dari 200 orang pemimpin lembaga seni budaya telah diundang ke Korea untuk berdialog dengan para pakar Korea serta mencari program kerja sama baru antar lembaga maupun antar negara.

15 orang tokoh seni budaya dari 15 negara diundang ke Korea pada tahun 2024 setelah melalui penyeleksian rekomendasi dari Korean Culture Center yang ada di negara-negara tersebut. Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed merupakan tokoh penting dalam bidang seni budaya pertunjukan di wilayah Afrika. Ia merupakan tokoh undangan kedua tahun ini setelah tokoh dari Turkiye.


Penulis: Israa Mohamed
Foto: Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata


Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed mengunjungi Korea selama tujuh hari sejak tanggal 27 Mei 2024 melalui program K-Fellowship yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata. Foto di atas menunjukkan sosok Lamiaa yang berfoto di depan rumah tradisional Korea, yaitu hanok.

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed mengunjungi Korea selama tujuh hari sejak tanggal 27 Mei 2024 melalui program K-Fellowship yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata. Foto di atas menunjukkan sosok Lamiaa yang berfoto di depan rumah tradisional Korea, yaitu hanok.


"Perasaan yang saya dapatkan waktu itu ingin saya teruskan kepada junior-junior saya agar bisa mendorong lebih banyak pertukaran lembaga pertunjukan antara Korea dengan Mesir."

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed mengunjungi Korea selama tujuh hari sejak tanggal 27 Mei 2024 melalui program K-Fellowship yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Ini adalah kunjungan pertamanya dalam 24 tahun setelah tampil sebagai balerina di panggung pertunjukan Korea. Kali ini ia datang ke Korea sebagai pemimpin Gedung Opera Kairo yang mengelola seluruh gedung opera yang ada di Mesir. Oleh karena itu, kunjungannya kali ini terasa sangat spesial.

Sebagai tokoh dalam bidang seni budaya, jadwalnya di Korea pun dipenuhi dengan kunjungan ke berbagai lembaga penting terkait seni budaya di Korea, seperti Museum Nasional Korea, Institut Gugak Nasional, Pusat Seni Seoul, Seoul Arts Center, Korea National Opera, Korean National Ballet, dan Universal Ballet.

Walaupun jadwalnya benar-benar padat, tentu saja jadwal aktivitas budaya Korea tidak bisa dilewatkan. Ia juga dijadwalkan untuk mengunjungi berbagai tempat warisan budaya Korea, seperti memahami sejarah presiden Korea di Cheong Wa Dae, memahami arsitektur Korea di Kampung Hanok Bukchon, dan mengunjungi warisan budaya dunia di Makam Kerajaan Dinasti Joseon yang terletak di Seolleung dan Jeongneung.

Saat ditanya mengenai tujuan kunjungannya ke Korea, Lamiaa menjawab, "Untuk mendorong pertukaran aktif antara Korea dan Mesir dalam bidang seni budaya." Jawabannya yang cepat dan singkat tersebut memiliki alasan yang sederhana. Korea dan Mesir akan merayakan hubungan diplomatik yang ke-30 tahun pada tahun 2025 sehingga ia berharap masyarakat kedua negara mampu lebih memahami seni budaya satu sama lain.

Dalam wawancara dengan Korea.net, Lamiaa tidak ada bisa menyembunyikan perasaan dan semangatnya. Ia berkata, "Saya senang karena bisa mewujudkan tujuan saya melalui dialog dengan berbagai tokoh lembaga seni budaya terkait opera, balet, dan musik."

Lamiaa telah menyepakati program pertukaran penari dengan pejabat Korea National Ballet untuk mengadakan gala show atau pertunjukan balet sederhana pada tahun 2025.

Lamiaa sempat mengunjungi Korea National Ballet untuk melihat proses pelatihan balerina Korea. Ia juga ingin berbagi pengetahuannya mengenai pertunjukan dan pengalaman pelatihan balerina di Mesir saat ia menjadi kepala lembaga balet di Mesir yang mengadakan pertunjukan lembaga-lembaga balet dari 28 negara. Ia juga memiliki berbagai ide untuk program pertukaran.

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed (kiri) melihat para balerina yang berlatih pada tanggal 30 Mei 2024 di Korean National Ballet, Seocho-gu, Seoul.

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed (kiri) melihat para balerina yang berlatih pada tanggal 30 Mei 2024 di Korean National Ballet, Seocho-gu, Seoul.


Saat mengunjungi Korea National Opera pun, Lamiaa mengajak pihak terkait untuk mengadakan pertunjukan bersama di Mesir. Ia ingin mewujudkan program pertukaran baru dalam bidang seni budaya antara Korea dengan Mesir.

Semangatnya untuk mengadakan pertukaran tersebut pun tidak pudar saat mengunjungi Universal Ballet. Ia berdialog dengan para pejabat di sana agar bisa menyelenggarakan pertunjukan balet buatan Korea berjudul Chunhyang di Mesir.

Kepala Universal Ballet juga merupakan mantan balerina, sama seperti Lamia, sehingga keduanya memiliki banyak kesamaan. Keduanya juga memiliki kekhawatiran yang sama terkait anggaran untuk pertunjukan di luar negeri.

Mereka berdua sepakat bahwa jumlah penampil harus dikurangi hingga 60-70% untuk pertunjukan di luar negeri. Keduanya pun berbagi pendapat mengenai penyelenggaraan pertunjukan melalui pengalaman-pengalaman yang mereka punya.

Gedung Opera Kairo merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan Mesir sehingga mengelola berbagai pertunjukan, tak hanya pertunjukan modern, tetapi juga pertunjukan klasik. Hal inilah yang membuat Gedung Opera Kairo mengundang Institut Gugak Nasional untuk mengadakan pertunjukan pada pertengahan kedua tahun 2024.

Korean Cultural Center (KCC) Mesir juga berperan besar dalam program pertukaran tersebut. Inilah yang membuat kunjungan Institut Gugak Nasional ke Mesir banyak ditunggu-tunggu karena pertunjukan tersebut akan membuat masyarakat setempat bisa lebih memahami budaya Korea melalui musik tradisional.

Korea.net juga bertanya kepada Lamiaa mengenai rencananya untuk membawa pertunjukan Gedung Opera Kairo ke Korea. Lamiaa menjawabnya dengan mata berbinar, "Saat saya mengunjungi Museum Nasional Korea, saya sangat terkesima karena bisa melihat masa kini dan masa depan di satu tempat melalui teknologi pameran warisan budaya, artefak dan sejarah."

Lamiaa menambahkan, "Saya ingin mempelajari serta menerapkan rencana penggunaan teknologi termutakhir Korea dalam bidang pameran untuk museum yang ada di dalam Gedung Opera Kairo agar para pengunjung bisa lebih memahami sejarah gedung opera."

Lamiaa mengenang kunjungan pertamanya ke Korea pada tahun 2000 lalu. Ia berkata, "Saat itu saya merasa bahwa Korea banyak terpengaruh oleh dunia barat karena banyak anak muda yang mengenakan pakaian bergaya barat akibat pengaruh drama dan film barat. Akan tetapi, sekarang generasi muda Korea memiliki identitasnya sendiri sehingga saya senang melihatnya."

Lamiaa bisa merasakan perubahan dan pertumbuhan Korea dan mampu mengenali Korea dari sudut pandang baru. Ia menambahkan, "Sepertinya saya akan mengenang Korea dalam waktu yang cukup lama."

Lamiaa mengungkapkan bahwa ia bahkan tidak bisa melupakan suasana, alam, dan orang-orang yang ia temui di dekat hotelnya. Sebelum ia meninggalkan lokasi wawancara untuk jadwal kunjungan berikutnya, ia berkata, "Saya akan kembali lagi ke Korea."

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed (kedua dari kiri) terlihat sedang memperhatikan desain tradisional Korea pada tanggal 28 Mei 2024 di Museum Nasional Korea, Yongsan-gu, Seoul.

Kepala Gedung Opera Kairo Lamiaa Zayed (kedua dari kiri) terlihat sedang memperhatikan desain tradisional Korea pada tanggal 28 Mei 2024 di Museum Nasional Korea, Yongsan-gu, Seoul.


ess8@korea.kr

konten yang terkait