Penulis: Wartawan Kehormatan Wiji Astuti dari Indonesia
Foto: Wiji Astuti
Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) mengadakan acara Korea Beauty Class Series: Perfume Making Workshop pada hari Jumat (04/07/2025) di kantor KCCI, Jakarta. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan terhadap seni parfum Korea.
Selina dari Maison Amare Studio menjelaskan berbagai macam wangi khas Korea.
Penulis ikut serta merasakan pengalaman membuat parfum ala Korea yang dipandu oleh Selina dari Maison Amare Studio. Selina merupakan perfumer yang memiliki lisensi dari KPIA (Korea Perfumer Instructor Association) di Korea.
Dalam acara lokakarya membuat parfum tersebut, para peserta diajak mengenal berbagai macam wewangian khas Korea mulai dari teknik meracik hingga filosofi dibalik parfum Korea.
Selina menjelaskan bahwa ciri khas wewangian parfum Korea banyak terinspirasi dari alam, pegunungan, dan kuil sehingga menghasilkan wangi yang halus.
Salah satu contoh wangi yang Maison Amare Studio bawa adalah wangi anggur gunung, yaitu anggur yang tumbuh di pegunungan Korea yang biasa dipakai untuk membuat minuman beralkohol Korea.
Peserta mendapat kertas uji parfum untuk dapat mencium aroma wewangian yang dibawa oleh Maison Amare Studio.
Dalam lokakarya itu, peserta diajak untuk mengenal 29 jenis wewangian yang digunakan untuk membuat parfum dengan aroma khas Korea. Salah satu aroma yang menarik perhatian penulis adalah aroma miseonnamu.
Miseonnamu yang memiliki nama bahasa Inggris white forsythia merupakan tanaman spesies endemik di Korea. Miseonnamu menghasilkan aroma floral yang ringan dan sedikit nuansa manis yang lembut.
Beberapa aroma khas Korea yang menarik lainnya adalah aroma ginseng merah, obat-obatan herbal tradisional Korea, dupa kuil, hanji (kertas tradisional Korea), bunga doraji (bellflower) putih, anggur gunung, sanssuk (mountain wormwood), bunga lila putih, eunmokseo (white osmanthus), sumuk (inkstone), haesong (black pine), dan samnamu (Korean cedar).
Proses pemilihan aroma untuk membuat racikan parfum.
Penulis membuat racikan parfum dengan menggunakan empat jenis aroma, yaitu bunga doraji putih, miseonnamu, obat-obatan herbal tradisional Korea, dan hanji. Wangi yang dihasilkan dari percampuran empat bahan tersebut adalah wangi floral yang lembut dengan sedikit aroma bubuk bedak.
Aroma racikan parfum tersebut penulis beri nama seonhwa yang menyiratkan keindahan dan kemurnian aroma khas Korea dengan perpaduan aroma tradisional dan kontemporer.
Hasil racikan parfum oleh penulis yang diberi nama seonhwa menghasilkan aroma floral dan bubuk bedak yang lembut.
Setelah selesai meracik parfum, para peserta dapat langsung mencium aroma parfum menggunakan metode kipas, yakni cara mencium aroma parfum dengan lebih halus dan bertahap yang biasa digunakan para perfumer profesional.
Dengan suasana santai, lokakarya itu menjadi wadah baru bagi masyarakat Indonesia untuk mengenal sisi lain budaya Korea melalui wewangian.
Hasil akhir racikan parfum yang telah dibuat oleh penulis dan dua peserta lain.
Selina mengungkapkan seni parfum Korea merupakan langkah awal yang sangat baik untuk mempelajari dunia perfumer. Perkembangan seni parfum di Korea saat ini tidak hanya sebagai produk komersial, tetapi juga sebagai medium ekspresi budaya dan estetika.
Dari aroma yang menggunakan bahan tradisional hingga eksplorasi aroma kontemporer, para perfumer Korea berhasil menciptakan tren baru dalam dunia parfum.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.