Wartawan Kehormatan

2023.06.07

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Binar Candra Auni dari Indonesia

Foto: Tangkapan Layar Simposium dari Siaran Zoom oleh LTI Korea



Simposium LTI Korea Translation Academy: Penerjemahan dengan AI dan Masa Depan Penerjemahan Sastra

Simposium LTI Korea Translation Academy: Penerjemahan dengan AI dan Masa Depan Penerjemahan Sastra


Perkembangan pesat kecerdasan buatan (artificial intelligence, disingkat AI) yang terjadi belakangan ini membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. AI kini menjadi teknologi yang mampu melakukan berbagai tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia seperti merangkum teks dan menerjemahkan. Kemampuan AI tersebut juga mempengaruhi dunia sastra dan penerjemahan.

Penerapan AI dalam proses penerjemahan membuat terjemahan dapat dihasilkan lebih cepat. Namun, penerapan tadi juga memunculkan pertanyaan tentang kualitas terjemahan, peran penerjemah manusia, aspek etis penerjemahan oleh AI, dan pendidikan bagi calon penerjemah. Isu-isu tadi didiskusikan dalam simposium dari The Literature Translation Institute of Korea (LTI Korea) Translation Academy pada 26 Mei 2023.

Simposium yang diselenggarakan dengan dukungan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Republik Korea ini bertajuk "Penerjemahan dengan Al Kini dan Masa Depan Perjemahan Sastra". Simposium yang mengundang akademisi dan praktisi bidang penerjemahan ini berlangsung sejak pukul 11.00 hingga 17.00 waktu Korea. Simposium digelar secara luring di International Conference Hall, Korea Press Center, dan secara daring melalui siaran Zoom. Simposium ini terbagi ke dalam empat sesi diskusi panel yang seluruhnya berlangsung dalam bahasa Korea.


Pembukaan SImposium oleh Kepala LTI Korea, Kwak Hyo Hwan

Pembukaan SImposium oleh Kepala LTI Korea, Kwak Hyo Hwan 


Setelah dibuka oleh Kepala LTI Korea, Kwak Hyo Hwan, simposium dilanjutkan oleh paparan utama dari Prof. Jung Gwari dari Universitas Yonsei. Ia menyoroti kondisi penerjemahan dengan AI saat ini dan masa depan penerjemahan sastra.

Menurutnya, meskipun AI berkembang pesat, terjemahan yang dihasilkan masih kurang memuaskan dalam konteks nuansa dan budaya. Pidato Prof. Jung Gwari menjadi pembuka para ahli untuk membahas isu mengenai AI dan penerjemahan sastra.

AI dan Implementasinya dalam Penerjemahan Sastra

Pada sesi pertama, Shin Joong-hwi, Direktur Naver Cloud Papago, memaparkan tentang sejarah penggunaan AI dalam bidang penerjemahan. Di akhir, ia menyatakan bahwa teknologi large language model (LLM) atau model bahasa besar akan terus berkembang dan akan digunakan sebagai alat bantu penerjemahan.


Prof. Mah Seung-hye Menyampaikan Paparannya Tentang Penerjemahan Webtun

Prof. Mah Seung-hye Menyampaikan Paparannya Tentang Penerjemahan Webtun


Pada sesi kedua, Prof. Mah Seung-hye dari Universitas Dongguk membahas tentang penerjemahan dengan AI, khususnya untuk jenis teks webtun. Menurutnya, meskipun dapat digunakan secara efektif dalam beberapa kasus penerjemahan, AI masih perlu dikembangkan terutama untuk penerjemahan sastra. AI belum dapat menyelesaikan masalah dalam menerjemahkan ungkapan ekspresif seperti onomatope dan bahasa gaul. Dalam hal ini, keahlian penerjemah manusia masih dibutuhkan untuk menghasilkan terjemahan yang sukses.

AI, Masalah Hukum dan Etis, serta Pendidikan Bagi Calon Penerjemah

Pada sesi ketiga, Prof. Nam Hyung-Doo dari Sekolah Hukum Universitas Yonsei membahas tentang masalah hukum dan etis yang timbul dari penggunaan AI untuk penerjemahan. Dari pelanggaran hak cipta hingga masalah etis, diskusi ini menyoroti pentingnya memahami konsekuensi yang mungkin muncul dari penggunaan AI dalam proses penerjemahan. Ia menyampaikan bahwa penting untuk menetapkan garis batas yang jelas antara penerjemahan oleh manusia serta penerjemahan oleh mesin dan AI.


Diskusi Panel Sesi Keempat Sedang Berlangsung

Diskusi Panel Sesi Keempat Sedang Berlangsung 


Sementara itu, Prof. Lee Chang-Soo dari Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) berbagi pandangannya tentang pendidikan bagi calon penerjemah di era AI. Menurutnya, meskipun nantinya AI diperkirakan akan memiliki peran besar dalam dunia penerjemahan, penting bagi pendidik dan calon penerjemah untuk memahami kemampuan dan keterbatasan AI. Prof. Lee pun mengangkat ide tentang potensi kolaborasi antara penerjemah manusia dan AI dalam proses penyuntingan terjemahan.

Simposium dari LTI Korea Translation Academy telah memberikan wawasan bermanfaat tentang peranan dan potensi AI dalam penerjemahan karya sastra. Pada akhirnya, AI telah membuka peluang baru dalam dunia sastra dan penerjemahan, tetapi juga membawa berbagai tantangan dan pertanyaan baru yang harus dijawab. Selain itu, diskusi dalam simposium ini juga menunjukkan bahwa meskipun penerapan AI membawa manfaat, peran manusia dalam proses penerjemahan masih belum dapat tergantikan.


sofiakim218@korea.kr


*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait