Penulis: Wartawan Kehormatan Putri Sri Ramadhanti dan Mohammad Aksol Muntaha dari Indonesia
Pada tahun 2023, hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia resmi menginjak usia ke-50 tahun. Korea dan Indonesia telah mencapai titik emas dengan berbagai kegiatan diplomasi yang telah dilakukan kedua negara tersebut, salah satunya adalah gastrodiplomasi.
Dalam acara peringatan ke-50 tahun yang diselenggarakan pada bulan Januari (26/01/23), pemerintah Korea mengharapkan hubungan diplomatik antara Korea dan Indonesia menjadi titik baru untuk meningkatkan hubungan kedua negara dan mengokohkan hubungan persahabatan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto juga ingin mencoba untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang budaya dan kreatif. Seiring dengan kompleksnya isu hubungan internasional, muncul istilah diplomasi dalam bentuk alternatif yakni gastrodiplomasi.
Gastrodiplomasi merupakan satu jenis diplomasi budaya yang menggunakan makanan sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman akan budaya suatu bangsa. Hal ini merupakan langkah yang sangat nyata dan strategis untuk mengeksplorasi budaya dalam bentuk hidangan atau makanan tradisional.
Makanan menjadi sarana komunikasi non-verbal dan juga sebagai sarana yang sangat baik untuk menyebarkan pengaruh negara. Bagi banyak masyarakat yang tidak bisa bepergian ke luar negeri, adanya gastrodiplomasi ini dapat menjadikan ajang pendekatan dan daya tarik untuk mengenal bagian-bagian negara yang belum diketahui melalui makanan.
Gastrodiplomasi merupakan salah satu bagian dari diplomasi publik. Diplomasi publik merupakan masa depan hubungan Internasional saat ini dunia sudah saling terhubung. Masyarakat, pelaku bisnis, akademisi, dan individu sudah terhubung secara daring untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi guna memperkuat hubungan Internasional.
Hari Jisun merupakan youtuber asal Korea yang mulai membuat konten pada tahun 2017. Ia memiliki kecintaan pada berbagai makanan, sehingga membuatnya turut menyuarakan gastrodiplomasi antara Indonesia dan Korea.
Hal tersebut merupakan sebuah contoh nyata dari gastrodiplomasi atau diplomasi publik yang bisa menghubungkan kedua negara untuk saling mengenal budaya satu sama lain melalui makanan.
Penulis berkesempatan melakukan wawancara bersama Hari Jisun pada hari Jumat (19/5/23) melalui surel.
P: Apa ciri khas dari masakan Korea dan Indonesia menurut Hari Jisun?
H: Penting untuk menjaga cita rasa dan aroma asli dari bahan yang alami. Jadi, umumnya orang Korea tidak suka memakai MSG.
P: Apa saja makanan Korea yang akan Hari Jisun rekomendasikan kepada orang Indonesia?
H: Saya akan merekomendasikan hanjeongsik di kampung halaman saya, tepatnya di Wilayah Jeolla. Jeolla sangat terkenal dengan hanjeongsik, jika Anda memesan hanjeongsik, seluruh meja akan diisi dengan berbagai macam masakan Korea, hampir serupa dengan masakan padang. Perbedaanya terletak pada jenis makanan di atas meja yang sudah termasuk dengan harga makanan. Jadi, Anda dapat mencicipi banyak jenis masakan Korea sekaligus.
**Pada umumnya, hanjeongsik adalah satu set makanan dengan tiga hingga lima jenis lauk pauk terutama sayuran yang disajikan dengan nasi dan sup. Hanjeongsik dapat disajikan dengan jumlah lauk pauk yang banyak, sampai berjumlah puluhan, seiring dengan meningkatnya standar hidup.
P: Masakan atau makanan Indonesia kaya akan rempah, menurut Hari Jisun apakah makanan Indonesia bisa cocok dengan lidah orang Korea?
H: Sebelum saya mulai membuat makanan Indonesia untuk keluarga dan teman-teman saya, saya berpikir jka makanan Indonesia sangat asing bagi lidah orang Korea karena di Korea tidak banyak makanan yang menggunakan rempah-rempah seperti makanan Indonesia. Namun, banyak orang Korea yang mencoba makanan Indonesia dan berkata, “Rasa makanannya pasti enak.” Mereka mengatakan bahwa ada banyak kesamaan dengan makanan Korea. Orang Korea dan Indonesia menyukai makanan pedas dan nasi. Jadi, makanan Indonesia menurut saya jauh lebih cocok dengan selera orang Korea dibandingkan dengan makanan Eropa yang bahan pokoknya adalah tepung.
P: Saat ini hubungan Indonesia dan Korea sudah mencapai usia 50 tahun. Hari Jisun sebagai salah satu youtuber Korea yang mendukung gastrodiplomasi Indonesia dengan mempromosikan kuliner khas Indonesia, bagaimana harapan Anda untuk keberlangsungan hubungan diplomasi kedua negara ini?
H: Saya berharap akan ada lebih banyak kesempatan bagi orang Korea untuk mengenal budaya dan makanan Indonesia. Saya berharap akan ada lebih banyak platform untuk bisa saling berbagi mengenai budaya kedua negara.
P: Sebagai youtuber yang turut mempromosikan gastrodiplomasi, apa pesan Anda untuk hubungan diplomasi Indonesia-Kore yang menginjak 50 tahun pada tahun ini?
H: Saya berharap kedua negara dapat terus menjaga hubungan diplomatik dalam waktu yang lama dengan menjadi mitra kerja sama yang dapat saling mendukung
P: Apa rencana masa depan Anda sebagai seorang youtuber?
H: Indonesia adalah negara yang sangat besar, jadi masih banyak tempat yang belum saya kunjungi dan masih banyak makanan Indonesia yang belum saya coba. Saya ingin terus berkunjung dan mengelilingi Indonesia, saya masih ingin menemukan lebih banyak orang dan tempat di Indonesia. Tujuan saya untuk tetap bisa membuat video yang menarik, agar penonton bisa melupakan beratnya hidup sembari menertawakan video saya, meski hanya 5 menit sehari.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.