Penulis:Audrey Regina dariIndonesia
Tanggal satu di bulan pertama pada penanggalan kalender lunar dan kalender gregorius berbeda. Tahun baru pada penanggalan kalender lunar tidak jatuh pada 1 Januari dan berbeda setiap tahunnya. Tahun baru untuk penanggalan kalender lunar tahun ini jatuh pada tanggal 22 Januari menurut penanggalan kalender gregorius. Tahun baru tersebut dirayakan di Korea dengan nama Seollal dan di Indonesia dengan nama Imlek.
Umumnya, hampir seluruh orang Korea merayakan Seollal, tetapi di Indonesia hanya warga keturunan Tionghoa saja yang merayakan Imlek. Untuk menyambut hari raya besar tersebut, tentunya ada banyak tradisi dan persiapan yang harus disiapkan. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara tradisi Seollal di Korea dan Imlek di Indonesia.
1. Salam kepada orang tua
Korea dan Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya untuk menghormati orang yang lebih tua. Khusus pada hari raya Seollal, anak-anak akan melakukan pemberian salam kepada orang tua. Salam tersebut dinamakan sebae. Di Indonesia, anak-anak juga akan memberikan salam kepada orang tua dengan cara mengepalkan tangan di depan dada, sambil mengucapkan "kiong hi." Salam dengan mengepalkan tangan di depan dada, dikenal sebagai pai, dan ucapan "kiong hi" memiliki arti selamat.
2. Hadiah yang diberikan
Kiri: bokjumeoni kertas, kanan: angpau (Audrey Regina)
Setelah mengucapkan salam, biasanya orang tua akan memberikan uang kepada anak-anak mereka. Di Korea, uang tersebut dikenal sengan nama
sebaetdon yang biasa dimasukkan ke dalam kantong tradisional Korea yang bernama
bokjumeoni, sedangkan di Indonesia uang tersebut dimasukkan ke dalam amplop berwarna merah yang disebut angpau.
3. Makanan khusus
Makanan yang identik dengan Seollal adalah tteokguk dan Imlek adalah jeruk. (Korea.net DB dan Audrey Regina)
Biasanya orang Korea akan menyantap
tteokguk sebagai hidangan utama, yaitu sup yang terbuat dari
tteok (kue beras). Kuah dari supnya akan berwarna bening, yang memiliki makna agar dapat mengawali tahun baru dengan pikiran dan tubuh yang bersih.
Di Indonesia,
yusheng menjadi salah satu makanan yang biasa disantap saat Imlek. Selain itu, makanan dari olahan ikan, mi, pangsit, jeruk, kue keranjang, dan kue lapis legit juga menjadi beberapa hidangan yang identik dengan perayaan Imlek. Setiap makanan tersebut juga memiliki maknanya masing-masing.
4. Permainan dan pertunjukan tradisional
Yutnori dan
yeonnalligi menjadi beberapa permainan tradisional Korea yang identik dimainkan saat Seollal.
Yutnori adalah permainan serupa dengan ular tangga, di mana pemainnya harus menjalankan biduknya sampai akhir untuk menjadi pemenang. Dadu digantikan dengan 4 buah tongkat yang bernama
yut. Sedangkan
yeonnalligi adalah permainan layang-layang tradisional dari Korea.
Di Indonesia, tidak ada permainan tradisional tertentu yang identik dengan Imlek, tapi sebagai gantinya, ada pertunjukan yang menjadi ciri khas dari Imlek, yaitu barongsai. Barongsai berasal dari kata barong yang merupakan tarian tradisional dari Bali dan
sai adalah bahasa Hokkian dari singa. Sesuai dengan namanya, barongsai memiliki bentuk seperti singa. Barongsai merupakan perwujudan dari akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Pada tahun 2010, barongsai juga ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
5. Perayaan Bulan Purnama
15 hari setelah Seollal, warga Korea akan menyambut Jeongwol Daeboreum, yaitu perayaan bulan purnama. Jika di Korea nama perayaan ini adalah Jeongwol Daeboreum, di Indonesia nama perayaan ini adalah Cap Go Meh, di mana
cap go artinya 15, dan
meh artinya malam, sehingga artinya adalah malam ke-15 setelah tahun baru. Makanan yang identik dengan Jeongwol Daeboreum adalah
ogokbap, yaitu nasi dengan lima jenis biji-bijian, sedangkan pada saat Cap Go Meh, makanan yang terkenal adalah lontong cap go meh, makanan yang dianggap sebagai asimilasi dari masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jawa.
Kelima hal tersebut adalah tradisi yang ada pada perayaan Seollal di Korea dan Imlek di Indonesia. Masing-masing memiliki perbedaan dan persamaan yang menjadi ciri khas atau keunikan tersendiri. Setiap tradisi juga memiliki arti atau makna baik yang diharapkan akan membawa keberuntungan di tahun baru ini. Selamat tahun baru Seollal dan Imlek bagi yang merayakan, semoga pada tahun baru ini pun kita senantiasa diberkahi keberuntungan.
Saehae bok manhi badeuseyo!
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.