Penulis: Lee Jihae
Produk desain yang menggunakan warisan budaya menarik popularitas sehingga "muds" menempatkan dirinya sebagai sebuah tren budaya dengan melampaui suvenir sederhana.
"Muds" merupakan kata majemuk yang terbentuk dari kata "museum" dan "goods". Kosakata tersebut berarti produk museum yang menggunakan warisan budaya.
Itu merupakan barang kreatif dan praktis dengan menginterpretasikan nilai budaya tradisional secara modern. Bisa dikatakan penghubung spesial yang dapat disimpan sejarah dan budaya Korea di kehidupan sehari-hari.
Menurut Yayasan Museum Nasional Korea, penjualan muds tahun 2024 mencapai 21,28 miliar won atau naik sebesar 42% dibanding tahun 2023. Angka tersebut molonjak lima kali lipat dari 3,7 miliar won pada tahun 2020.
Korea.net memperkenalkan lima produk dan warisan budaya terkait teratas berdasarkan penjualan tahun 2024.
Foto di kiri menunjukkan miniatur dari Pensive Bodhisattva. Foto di kanan menunjukkan Pensive Bodhisattva yang dibuat pada akhir abad keenam. (Yayasan Museum Nasional Korea dan Badan Layanan Warisan Korea)
Miniatur dari Pensive Bodhisattva
Patung tersebut terlihat sedang merenung dalam-dalam. Kaki kanannya diletakkan di lutut kirinya dengan jari-jari tangan kanannya yang menyentuh pipinya. Pengunjung dapat bertemu patung yang dibuat pada akhir abad keenam selama Periode Tiga Kerajaan (57 SM - 668 M) ini di Museum Nasional Korea, Yongsan-gu, Seoul. Minatur yang mempunyai makna filosofis dan estetika formatif patung populer sebagai produk dekorasi interior.
Foto di kiri menunjukkan set gelas alkohol bergambar Drungken Seonbi yang bisa berubah warna. Foto di kanan menunjukkan karya pelukis Diinasti Jeseon Kim Hong Do bernama Welcoming Banquet for the Governor of Pyeongan. (Yayasan Museum Nasional Korea dan Museum Nasional Korea)
Set gelas alkohol bergambar Drunken Seonbi yang bisa berubah warna
Gelas ini unik karena ketika minuman dingin dituang dalam gelas ini, warna wajah Seonbi menjadi merah. Warna wajah Seonbi berubah tergantung pada suhu gelas sehingga menambah kesenangan saat digunakan. Gelas ini dibuat dengan motif dari orang-orang yang muncul di karya pelukis Dinasti Joseon Kim Hong Do bernama "Welcoming Banquet for the Governor of Pyeongan". Karya tersebut menunjukkan sebuah pesta yang diselenggarakan oleh kepala Provinsi Pyeongan di Sungai Daedonggang. Karya tersebut dipajang di Museum Nasional Korea.
Foto di kiri merupakan set gelas seladon dan foto di kanan merupakan gelas Seladon Goryeo. (Yayasan Museum Nasional Korea dan Museum Nasional Korea)
Set gelas seladon
Seladon Goryeo adalah porselen biru kehijauan muda dari Dinasti Goryeo (918-1392). Seladon ini dipanggang dalam suhu 1.200-1.300 derajat Celsius. Seladon ini juga membutuhkan jumlah oksigen yang tepat untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Kalau mengurangi oksigen, warna biru kehijauan tua dihasilkan. Kalau menambah oksigen, warna kemerahan atau cokelat muda dihasilkan.
Pengrajin seladon Goryeo memanggang seladon dua kali untuk menghilangkan kotoran dan mengoleskan glasir tebal untuk menghasilkan warna kebiruan yang diinginkan.
Set gelas seladon menginterpretasikan keeleganan seladon Goryeo secara modern.
Foto di kiri merupakan miniatur dari Great Gilt-Bronze Incense Burner of Baekje. Foto di kanan merupakan Great Gilt-Bronze Incense Burner of Baekje yang menunjukkan esensi kebudayaan Baekje. (Yayasan Museum Nasional Korea dan Badan Layanan Warisan Korea)
Miniatur dari Great Gilt-Bronze Incense Burner of Baekje
Great Gilt-Bronze Incense Burner of Baekje ditemukan pada tahun 1993 di sebuah situs kuil, desa Neungsan-ri, Buyeo-gun, Provinsi Chungcheongnam. Ini terkubur di lumpur selama 1.500 tahun dan masih mempertahankan bentuknya. Ini menunjukkan esensi budaya Baekje yang merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Taoisme.
Ukiran rumitnya sangat mengesankan termasuk tutupnya yang dihiasi dengan burung phoenix yang memegang yeouiju (cintamani), badannya yang diukir dengan bunga teratai yang melambangkan api dan sinseon yang melambangkan Taoisme, serta alasnya dengan naga yang memegang kuncup teratai. Karya asli dipajang di Museum Nasional Buyeo.
Foto di kiri merupakan lampu Gua Seokguram dan foto di kanan adalah Gua Seokguram. (Yayasan Museum Nasional Korea dan Badan Layanan Warisan Korea)
Lampu Gua Seokguram
Gua Seokguram merupakan warisan budaya Buddha dari era Silla Bersatu (676-935). Gua tersebut menampilkan struktur geometris dan pahatan halus sehingga membuat harmoni. Gua tersebut ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1995.
Lampu Gua Seokguram membuat suasana misterius dengan memancarkan cahaya lembut di ruang.
Di mana muds dapat dibeli?
Muds tersebut disediakan di Nasional Museum Korea, Museum Rakyat Nasional, Museum Nasioanl Gyeongju, Museum Nasional Daegu, Museum Nasional Jinju, Museum Nasional Jeonju, Museum Nasional Iksan, Museum Nasional Gwangju, Museum Nasional Jeju, dan Pusat Kebudayaan Tradisioanl Korea di Bandara Internasional Incheon. Muds dapat dibeli secara daring melalui
muds.kr (bahasa Inggris).
jihlee08@korea.kr