Kebudayaan

2024.11.15

Museum Nasional Korea mengungkapkan bahwa galeri bernama King's Archive for the World of Propriety telah dibuka pada tanggal 15 November 2024 di lantai dua pada bagian Calligraphy and Painting. Foto di atas menunjukkan bagian dari ilustrasi Banchado yang menggambarkan prosesi Raja Sukjong yang kembali ke istana bersama Ratu Inhyeon. Ilustrasi tersebut diambil dari Uigwe yang berisi arsip pernikahan kerajaan antara Raka Sukjong dengan Ratu Inhyeon. (Museum Nasional Korea)

Museum Nasional Korea mengungkapkan bahwa galeri bernama "King's Archive for the World of Propriety" telah dibuka pada tanggal 15 November 2024 di lantai dua pada bagian "Calligraphy and Painting." Foto di atas menunjukkan bagian dari ilustrasi "Banchado" yang menggambarkan prosesi Raja Sukjong yang kembali ke istana bersama Ratu Inhyeon. Ilustrasi tersebut diambil dari Uigwe yang berisi arsip pernikahan kerajaan antara Raka Sukjong dengan Ratu Inhyeon. (Museum Nasional Korea)



Penulis: Lee Jihae

Museum Nasional Korea membuka sebuah ruang pameran tetap baru yang dibuat melalui interpretasi ulang perpustakaan kuno kerajaan pada masa Dinasti Joseon (1392-1910) yang dibuat untuk menyimpan arsip-arsip penting kerajaan pada saat itu.

Museum Nasional Korea mengungkapkan bahwa galeri bernama "King's Archive for the World of Propriety" telah dibuka pada tanggal 15 November 2024 di lantai dua pada bagian "Calligraphy and Painting."

Di dalam galeri tersebut, para pengunjung bisa melihat langsung Oegyujanggak Uigwe yang sebelumnya hanya bisa dilihat melalui pameran-pameran sementara saja.

Uigwe adalah 'laporan komprehensif' yang mencatatkan protokol acara-acara kerajaan pada masa Dinasti Joseon melalui tulisan dan gambar. Sebagian di antaranya disimpan di Oegyujanggak di Pulau Ganghwado yang merupakan perpustakaan yang dibangun oleh Raja Jeongjo pada tahun 1781. Oegyujanggak Uigwe merupakan Uigwe yang disimpan di Oegyujanggak.

Oegyujanggak Uigwe dirampas oleh tentara Prancis pada saat Byeonginyangyo (Kampanye Militer Prancis ke Korea) tahun 1866. Setelah lebih dari 100 tahun berlalu, Oegyujanggak Uigwe diketahui masih disimpan di Prancis. Berkat peran Park Byeongseon dan berbagai organisasi lain, Oegyujanggak Uigwe berhasil kembali ke Korea pada tahun 2011, yaitu 145 tahun setelah dokumen tersebut dirampas.

Melalui kesepakatan antara pemerintah Korea dan Prancis, 297 buku Oegyujanggak Uigwe telah berhasil dikembalikan di Korea melalui peminjaman permanen yang diperbarui setiap lima tahun sekali.

Setelah Oegyujanggak Uigwe kembali ke Korea, Museum Nasional Korea telah dua kali menggelar pameran khusus dan menampilkan Uigwe di Galeri Joseon lantai satu selama 13 tahun terakhir.

Melalui pembukaan ruang pameran tetap untuk Oegyujanggak Uigwe, para pengunjung bisa melihat Oegyujanggak Uigwe dengan lebih efektif dan jelas.

Buku digital juga disiapkan oleh pihak museum dengan mempertimbangkan bahwa Uigwe menggunakan hanja (aksara Tiongkok) dan berisi hal-hal yang cukup rumit.

Selain itu, berbagai ilustrasi dan video juga disiapkan agar anak-anak dan remaja bisa memahami isi Uigwe dengan mudah dan menarik.

Tak hanya itu, "Doseol Archive" juga akan dibuka dengan berisi lebih dari 3.800 buah ilustrasi dari Oegyujanggak Uigwe. Pengunjung bisa melihat langsung gambar dan isi doseol yang dipilih di layar. Doseol adalah penjelasan dengan menggunakan gambar.


jihlee08@korea.kr

konten yang terkait