Kebijakan

2025.02.21

Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul (kedua dari kanan) berfoto bersama para menteri luar negeri dari negara-negara anggota MIKTA pada Pertemuan Menteri Luar Negeri MIKTA ke-27 yang digelar tanggal 20 Februari 2025 (waktu setempat) di Johannesburg, Afrika Selatan. (Kementerian Luar Negeri)

Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul (kedua dari kanan) berfoto bersama para menteri luar negeri dari negara-negara anggota MIKTA pada Pertemuan Menteri Luar Negeri MIKTA ke-27 yang digelar tanggal 20 Februari 2025 (waktu setempat) di Johannesburg, Afrika Selatan. (Kementerian Luar Negeri)



Penulis: Aisylu Akhmetzianova

Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul memperkenalkan arah dan agenda utama Korea sebagai pemimpin MIKTA pada Pertemuan Menteri Luar Negeri MIKTA ke-27 yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan.

Menurut Kementerian Luar Negeri, Menlu Cho menghadiri Pertemuan Menlu MIKTA yang digelar di bawah Pertemuan Menlu G20 yang digelar pada tanggal 20 Februari 2025 (waktu setempat) di Johannesburg, Afrika Selatan.

Bersama para menlu negara anggota MIKTA, Menlu Cho mendiskusikan arah kerja sama MIKTA di tengah situasi global akhir-akhir ini.

MIKTA adalah sebuah badan konsultatif antara lima negara, yaitu, Meksiko, Indonesia, Korea, Turkiye, dan Australia. Badan ini dibentuk di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) pada tahun 2013.

Pada hari itu Korea menerima serah jabatan kepemimpinan MIKTA dari Meksiko dan akan beraktivitas selama setahun ke depan sebagai pemimpin ke-12 MIKTA.

Menlu Cho mengungkapkan, "Di tengah konflik geopolitik dan persenjataan yang semakin intens, hal yang kita tidak boleh lupakan adalah orang-orang yang menderita di tengah keadaan tersebut."

Menlu Cho menekankan, "Sangat penting untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada lebih dari 300 juta orang di dunia."

"Keadaan di Ukraina semakin memburuk akibat kerja sama militer antara Rusia dengan Korea Utara melalui pengiriman senjata ilegal dan tentara Korea Utara," tambah Menlu Cho.

Korea bersama negara-negara anggota MIKTA lainnya meminta kepada Korut untuk menghentikan provokasinya dan kembali ke meja dialog.

Selain Menlu Cho, pertemuan menlu tersebut juga dihadiri oleh Wamenlu Meksiko Maria Teresa Mercado Perez, Menlu Australia Penny Wong, Menlu Turkiye Hakan Fidan, dan Wamenlu Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir.

Para menlu MIKTA juga menekankan tekad untuk menanggapi isu-isu global terkini, seperti keadaan di Gaza, Perang Ukraina, keadaan di Suriah, dan masalah Korut.

Mereka juga menandatangani komunike bersama untuk memastikan kembali prinsip utama MIKTA, yaitu demokrasi, hukum internasional, dan multilateralisme.


aisylu@korea.kr

konten yang terkait