Kebijakan

2024.02.21

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan mengumumkan strategi inovasi ekspor K-Food+ pada tanggal 20 Februari. Strategi tersebut berisi arah industri strategis ekspor K-Food+ yang ditargetkan bisa menguasai pasar dunia. Foto di atas menampilkan stan informasi makanan Korea yang dipasang di Festival Kimci yang diselenggarakan pada bulan November 2023 di Korean Cultural Center di Rusia. (Korean Cultural Center di Rusia)

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan mengumumkan strategi inovasi ekspor K-Food+ pada tanggal 20 Februari. Strategi tersebut berisi arah industri strategis ekspor K-Food+ yang ditargetkan bisa menguasai pasar dunia. Foto di atas menampilkan stan informasi makanan Korea yang dipasang di Festival Kimci yang diselenggarakan pada bulan November 2023 di Korean Cultural Center di Rusia. (Korean Cultural Center di Rusia)



Penulis: Xu Aiying

Pemerintah Korea menargetkan ekspor hasil pertanian dan makanan Korea mampu mencapai 13,5 miliar dolar pada tahun 2024. Angka ini ditargetkan meningkat menjadi 23 miliar dolar pada tahun 2027.

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan mengumumkan strategi inovasi ekspor K-Food+ pada tanggal 20 Februari. Strategi tersebut berisi arah industri strategis ekspor K-Food+ yang ditargetkan bisa menguasai pasar dunia.

K-Food+ merupakan industri yang mencakup pertanian dan pangan, termasuk hasil pertanian pintar, peralatan pertanian, dan makanan hewan peliharaan.

Kementerian pun memasang target ekspor sebesar 13,5 miliar dolar pada tahun 2024 hingga 23 miliar dolar pada tahun 2027.

Sebagai langkah awal, kementerian akan memperbaiki sistem ekspor yang sudah ada. Kementerian akan membentuk sistem logistik khusus untuk produk segar, mulai dari persiapan di Korea hingga penjualan ke luar negeri.

Sistem tersebut saat ini sudah mencakup enam negara, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Prancis. Jumlah negara tersebut ditargetkan akan berkembang menjadi 12 negara hingga tahun 2027.

Pemerintah akan memperluas bantuan untuk menggunakan pusat logistik luar negeri yang berpusat pada bandara dan pelabuhan yang masuk ke dalam peringkat 20 besar dunia, seperti Hamburg di Jerman dan Chicago di Amerika Serikat.

Selain itu, sistem bea cukai dan pemeriksaan keamanan akan dipermudah melalui sistem bea cukai cepat di bandara saat melakukan ekspor produk pertanian segar.

Wilayah tujuan ekspor K-Food+ juga ditargetkan akan diperluas. Pemasaran melalui Pameran K-Food akan diperluas untuk mendorong perkembangan pasar baru di Timur Tengah, Amerika Latin, dan India.

Tak hanya itu, pemerintah akan memberikan bantuan aktif untuk masuk ke pasar makanan halal melalui perluasan kerja sama sistem sertifikasi halal yang saat ini dilakukan dengan tujuh negara, direncanakan ditambah hingga mencapai sembilan negara.

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan juga akan bekerja sama dengan berbagai kementerian lain untuk memperluas pemasaran makanan Korea berbasis hallyu dan mencari kesempatan ekspor baru.

Melalui kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, pemasaran akan dilakukan dengan menggunakan konten seperti K-drama untuk mempromosikan produk-produk ekspor unggulan. Selain itu, badan informasi Korea juga akan dibangun di Uni Emirat Arab melalui kerja sama dengan pemerintah setempat.

Pemerintah juga berencana untuk menambah negara tempat merek dagang logo K-food terdaftar menjadi 55 negara.

Logo K-food digunakan untuk produk makanan yang diproduksi dan dibuat di Korea. Logo ini sudah didaftarkan sebagai merek dagang di 48 negara, termasuk Jepang dan Australia.

Menteri Pertanian, Pangan, dan Peternakan, Song Mi-rung berkata, "Kami akan memperkuat kerja sama dengan berbagai kementerian dan pihak swasta untuk mendorong industri ekspor yang berfokus pada K-food agar tujuan ekspor tahun ini bisa tercapai melalui demam K-food serta pemulihan perdagangan dunia."


xuaiy@korea.kr

konten yang terkait