Penulis: Wartawan Kehormatan Monthi Rosselini dari Indonesia
Foto: Monthi Rosselini
Korea dikenal memiliki warisan budaya yang sangat beragam, mulai dari seni tari, alat musik, hingga makanan khasnya yang autentik. Pada tanggal 20 Mei 2025 penulis dapat menikmati budaya Korea dari berbagai aspek ketika berkunjung ke Korea Plaza Kantor KTO di Kuala Lumpur bersama keluarga.
Beragam koleksi hanbok dan aksesorinya disediakan di dalam Korea Plaza Kantor KTO di Kuala Lumpur.
Memasuki ruang plaza, penulis langsung disambut dengan sederet koleksi hanbok indah yang bebas dicoba oleh para pengunjung yang ingin menikmati budaya Korea. Di Korea, hanbok adalah pakaian tradisional yang digunakan untuk menghadiri acara formal, upacara resmi, pernikahan dan juga festival.
Melihat banyaknya pilihan hanbok yang tersedia, rasanya sangat sayang untuk dilewatkan, sehingga penulis dan keluarga memutuskan untuk mencoba dan merasakan pengalaman unik menggunakan hanbok.
Tidak hanya itu, terdapat juga berbagai aksesoris pelengkap saat mengenakan hanbok yang dipajang dan diberi penjelasan mengenai fungsi dan asal-usulnya. Dua topi untuk pria yang terlihat menarik adalah ikseongwan yang merupakan topi tradisional Korea yang digunakan para raja serta gat yang merupakan topi tradisional Korea yang digunakan bersama hanbok di era Joseon.
Mengenal berbagai jenis alat musik tradisional Korea, serta fungsi dan cara menggunakannya.
Selanjutnya penulis menelusuri area alat musik tradisional Korea. Hingga saat ini, alat musik tradisional Korea terus menjadi aspek penting dan topik pembelajaran menarik. Bahkan di universitas di berbagai negara, alat musik tradisional sering digunakan sebagai alat untuk mempelajari seni budaya Korea.
Beberapa yang ditampilkan di ruang pameran di antaranya adalah danso (alat musik sejenis seruling bambu) serta tapyeongso (alat musik tiup dengan suara nyaring yang digunakan oleh rombongan musik saat musim festival pertanian).
Dari sekian banyak aspek seni dan budaya Korea, mengenal dan mempelajari berbagai jenis makanan khas tradisional Korea adalah hal yang paling penulis sukai. Masih di sudut ruang yang sama, penulis melihat berbagai macam replika makanan tradisional Korea.
Replika makanan Korea yang dipajang di ruang pameran plaza.
Yang menarik perhatian penulis adalah tteokgalbi, makanan Korea yang belum pernah penulis cicipi. Tteokgalbi disebut juga kue iga karena terbuat dari potongan kue beras dan daging iga yang proses pembuatannya ditumbuk dan dihaluskan dengan tambahan bumbu, lalu dibentuk seperti kue beras Korea pada umumnya, kemudian dibakar dan diolesi saus.
Di tempat ini dipajang juga replika makanan khas Korea lainnya, mulai dari samgetyang (sup ayam ginseng) hingga baekseolgi (kue beras yang biasa disajikan saat perayaan 100 hari setelah bayi lahir).
Lewat pengalaman berkunjung ke tempat ini, penulis dan keluarga merasakan pengalaman singkat yang menyenangkan dalam mengenal budaya Korea, serta menambah wawasan lebih dalam lagi tentang keragaman dan keunikan seni dan budaya Korea secara keseluruhan.
Melihat berbagai jenis topeng tradisional Korea dan seni kerajinan lainnya.
Menutup kunjungan penulis ke Korea Plaza, penulis membawa pulang beberapa brosur wisata dan sebuah buku yang dirilis KTO yang berjudul Korea’s Hidden Gem Cities Sparkling with Unexpected Charm.
Buku tersebut membahas spot wisata dan keindahan lima kota di Korea, yaitu Busan sebagai kota yang dinamis, Gangneung sebagai surga kuliner, Jeonju sebagai kota seni budaya, Andong sebagai kota tradisi, dan Mokpo sebagai kota pelabuhan yang menawan.
Brosur promosi pariwisata Korea yang penulis dapatkan dari Korea Plaza sangat bermanfaat untuk ide wisata liburan bersama keluarga.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.