Penulis: Wartawan Kehormatan Suci Sekarwati dari Indonesia
Foto: Suci Sekarwati
Warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin menunggu waktu berbuka puasa selama Ramadan kini bisa mengunjungi KCCI (Korean Cultural Center Indonesia) untuk menikmati pameran alat musik tradisional Korea yang digelar hingga tanggal 27 Maret 2025.
Dalam pameran itu, pengunjung bukan hanya menambah ilmu pengetahuan mengenai alat-alat musik tradisional Korea, tetapi juga bisa berfoto dengan kostum samullori atau bahkan membuat konten untuk media sosial. Samullori adalah pertunjukan musik perkusi tradisional Korea.
Penulis pada 11 Maret 2025 berkesempatan melihat-lihat pameran alat musik tradisional Korea yang diadakan di aula KCCI. Di sana dipamerkan beragam alat musik tradisional Korea mulai dari alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup, dipetik, digesek dan ditabuh.
KCCI menyelenggarakan pameran alat musik tradisional Korea sampai 27 Maret 2025.
Alat musik tiup diletakkan khusus di atas meja. Di sana terdapat alat musik yang disebut danso, sogeum, taepyongso, dan daegeum.
Cara memainkan danso adalah ditiup dengan posisi vertikal. Alat musik ini terbuat dari bambu, yang umumnya digunakan untuk memainkan musik-musik rakyat serta sering pula digunakan sebagai instrumen solo dan ensambel dengan alat musik tradisional lainnya.
Ketika ditiup, danso akan menghasilkan suara yang bersih dan lembut.
Sama seperti danso, sogeum juga alat musik yang terbuat dari bambu. Hanya saja, cara mainnya ditiup dalam posisi horizontal. Sogeum mirip alat musik seruling di Indonesia
Suara yang dihasilkan sogeum adalah bersih dengan nada tinggi. Sogeum adalah alat musik tiup paling kecil ukurannya dalam 'keluarga' alat musik tradisional Korea. Sama seperti danso, sogeum juga biasa dimainkan untuk musik-musik rakyat.
Foto di atas menunjukkan alat musik tradisional Korea bernama janggu yang dimainkan dengan ditabuh.
Di atas meja pameran KCCI, dipajang pula taepyongso yang merupakan alat musik berbentuk seperti terompet. Taepyongso biasa digunakan untuk memainkan musik-musik militer dan musik untuk merayakan panen raya. Suara yang dihasilkan taepyongso bernada tinggi sehingga cocok dimainkan di area-area terbuka.
Selanjutnya ada daegeum, yaitu alat musik yang cara memainkannya ditiup dengan posisi horizontal. Suara yang dihasilkan berat dan bernada melankolis.
Daegeum ukurannya paling jumbo dibanding danso dan sogeum. Daegeum juga dikenal sebagai alat musik tiup yang menghasilkan banyak nada dengan suara yang lembut dan ekspresif.
Ragam alat musik tradisional Korea yang ditiup.
Korea juga memiliki alat musik tradisional yang cara memainkannya dipetik dan digesek. Setidaknya ada tiga alat musik petik dan gesek yang dipajang KCCI.
Pertama adalah gayageum. Alat musik ini memiliki 12 senar yang dipasang pada kayu khusus. Suara yang dihasilkan gayageum bernada lembut yang biasanya digunakan untuk mengiringi penyanyi. Gayageum cocok untuk penampilan solo dan ensambel.
Cara memainkan gayageum adalah dipetik menggunakan jari dengan posisi duduk.
Alat musik kedua adalah ajaeng. Kalau di Indonesia, alat musik ini bentuknya mirip kecapi. Ajaeng hanya memiliki tujuh senar tebal-tebal yang dimainkan dengan digesek pada bagian senarnya dan tangan lainnya bertugas menekan-nekan senar hingga tercipta melodi yang enak didengar.
Suara yang dihasilkan ajaeng adalah nada rendah yang terdengar serak dan dalam. Ajaeng cocok untuk memainkan musik-musik balada. Dalam sejarah Korea, ajaeng bagian penting dari musik istana.
Ketiga adalah geomungo. Alat musik ini boleh dibilang cukup unik karena cara memainnya dengan cara dipetik menggunakan alat khusus seperti pulpen dan tangan lainnya menekan senar. Total ada enam senar yang saat dimainkan menimbulkan suara bernada rendah dan dalam.
Suasana pameran alat musik tradisional Korea di KCCI Jakarta pada 11 Maret 2025.
Sejumlah alat musik tradisional tabuh yang dimiliki Korea adalah janggu, jing, kwaenggwari, buk, dan sogo. Semua ini dipamerkan oleh KCCI untuk diperkenalkan pada pengunjung.
Janggu bentuknya seperti gendang. Alat musik ini terbuat dari kulit hewan yang cara memainkannya dengan dipukul atau ditabuh. Yang menarik dari janggu adalah bentuknya seperti jam pasir. Jika ditabuh kedua sisinya, suara yang dihasilkan akan berbeda.
Selanjutnya, alat musik jing yang bentuknya seperti gong dengan ukuran besar. Cara memainkannya dengan cara dipukul pelan-pelan dengan jeda. Pemain jing harus duduk bersila jika ingin memainkannya.
Kwaenggwari hampir sama dengan jing, tetapi ukurannya lebih kecil. Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan alat dengan tempo yang diatur. Suara yang dihasilnya bernada nyaring.
Ada alat musik tradisional Korea yang bentuknya seperti gendang, namanya buk. Cara memainkannya adalah pemain berada dalam posisi berdiri untuk menabuh buk. Selain menabuh buk, pemain juga bisa saling memukulkan alat penabuh atau stik sehingga menghasilkan suara yang bervariasi.
Terakhir, ada alat musik sogo, yakni drum kecil yang bisa dimainkan pada kedua sisinya dengan tangan. Alat musik ini identik dengan tari-tarian. Biasanya sogo dihiasi dengan gambar bendera Korea atau ikonik Korea lainnya.
Selain rangkaian alat musik tradisional, dipajang juga baju samullori, yakni seragam yang biasa digunakan saat memainkan alat musik tradisional Korea secara berkelompok.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.