Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia
Global Korea Scholarship (GKS) adalah sebuah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Korea melalui National Institute for International Education (NIIED) untuk memfasilitasi siswa berbakat dari luar Korea untuk melanjutkan pendidikan di Korea.
Setiap tahunnya, beasiswa GKS membuka pendaftaran untuk program sarjana (GKS-U) (Undergraduate) pada bulan September hingga Oktober dan pendaftaran untuk program pascasarjana (GKS-G) pada bulan Februari hingga Maret.
Poster acara "Mengenal Budaya Korea dari Kacamata Penerima Beasiswa GKS." (KCCI)
Dalam rangka mengenalkan lebih dalam mengenai beasiswa GKS dan budaya belajar di Korea kepada masyarakat Indonesia, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menghelat gelar wicara bertajuk "Mengenal Budaya Korea dari Kacamata Penerima Beasiswa GKS."
Dua penerima beasiswa GKS-G 2024 Syadza Nadhira dan Fabrigetta Titaningtyas menjadi narasumber pada acara yang digelar tanggal 21 Februari 2025 tersebut. Syadza saat ini sedang menempuh pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Korea, sementara Fabrigetta melanjutkan studi magister di bidang ilmu kosmetik.
Dua penerima beasiswa GKS-G 2024 Syadza Nadhira (atas) dan Fabrigetta Titaningtyas (bawah) menjadi narasumber pada gelar wicara bertajuk "Mengenal Budaya Korea dari Kacamata Penerima Beasiswa GKS." (Maulia Resta Mardaningtias)
Perbedaan Jalur Kedutaan Besar dan Jalur Universitas
Syadza: Untuk jalur universitas, calon mahasiswa hanya bisa memilih satu universitas dan satu jurusan saja sehingga ia bisa langsung mendaftar ke universitas yang dituju. Setelah mengirim dokumen ke universitas tersebut, calon mahasiswa akan melalui tahap administrasi dan wawancara, kemudian diakhiri dengan pengiriman dokumen dari pihak universitas ke NIIED. Setelah itu, calon mahasiswa hanya tinggal menunggu pengumuman akhir. Pada jalur universitas, persaingan terjadi antara calon mahasiswa yang berasal dari seluruh dunia.
Fabrigetta: Pendaftaran melalui jalur kedutaan besar dilakukan dengan mendaftar langsung ke Kedutaan Besar Korea di Indonesia. Calon mahasiswa memiliki kesempatan untuk memilih maksimal tiga universitas dan jurusan. Proses pendaftaran dimulai dengan pengiriman dokumen, seleksi administrasi, kemudian tahap wawancara.
Dokumen calon mahasiswa yang lolos tahap wawancara akan dikirim ke pihak NIIED, lalu NIIED akan mengirimkan dokumen tersebut ke tiga universitas yang dipilih sebelumnya. Jika pihak universitas menerima calon mahasiswa tersebut, ia akan dihubungi langsung oleh pihak universitas. Calon mahasiswa harus memilih satu universitas jika diterima di dua universitas. Pada jalur kedutaan besar, persaingan terjadi di antara calon mahasiswa yang berasal dari Indonesia saja.
Motivasi Melanjutkan S2 di Korea
Syadza: Saya mengambil jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea pada jenjang sarjana sehingga saya memutuskan mengambil program magister karena saya ingin menjadi tenaga pendidik. Selain itu, saya melanjutkan pendidikan di Korea karena sesuai dengan latar belakang sarjana saya. Saya bisa memahami budaya Korea secara langsung, tidak hanya melalui teori saja.
Fabrigetta: Saya mengambil jurusan farmasi pada jenjang sarjana dan sempat belajar tentang kosmetik sehingga saya tertarik dengan bidang tersebut. Saya melihat bahwa perkembangan kosmetik sangat pesat di Korea sehingga saya tertarik untuk melanjutkan studi di Korea.
Perbedaan Budaya Belajar di Indonesia dan Korea
Syadza: Guru di Korea selalu tepat waktu dan kelasnya sangat interaktif. Tempo belajar di Korea lebih cepat dari Indonesia sehingga awalnya saya cukup kewalahan. Sekarang saya sudah cukup terbiasa karena sebenarnya di program sarjana saya pun saya memiliki cara belajar yang serupa.
Fabrigetta: Saya belum bisa membandingkan perkuliahan secara langsung karena masih mengikuti kelas bahasa. Namun, dari pengalaman di sekolah bahasa, saya melihat bahwa para guru selalu datang tepat waktu, bahkan sudah berada di kelas sebelum pelajaran dimulai. Jika tidak bisa hadir, mereka akan menginformasikannya sebelum kelas dimulai. Selain itu, sistem pembelajarannya juga interaktif dan selalu dimulai dengan peninjauan awal materi yang akan dipelajari. Penerima beasiswa GKS yang belum memiliki TOPIK (Test of Proficiency in Korean) level lima atau enam wajib mengikuti sekolah bahasa selama setahun.
Apakah Ada Kesempatan untuk Berkenalan dengan Peserta GKS dari Negara Lain?
Syadza: Karena GKS menyediakan kelas bahasa selama satu tahun, kami punya banyak kesempatan untuk bertemu dengan peserta GKS dari seluruh dunia. Di sekolah bahasa, pesertanya tidak hanya penerima GKS, tetapi juga mereka yang belajar bahasa Korea secara umum. Selama masa ini, saya bisa berteman dengan banyak orang dari berbagai negara dan berinteraksi langsung dengan mereka. Selain itu, setiap kampus memiliki grup khusus untuk penerima GKS, sehingga komunikasi antar sesama penerima GKS tetap terjalin.
Fabrigetta: Para siswa di sekolah bahasa berasal dari berbagai negara sehingga kami biasanya berkomunikasi satu sama lain dalam bahasa Korea.
Bagaimana Anda Menemukan Informasi tentang GKS?
Syadza: Saya pertama kali mengetahui program GKS dari jurusan saya yang juga memiliki program pertukaran pelajar dengan GKS.
Fabrigetta: Saya mengetahui program GKS sejak SMA. Saat itu, saya memang bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Para peserta terlihat sangat antusias dalam sesi tanya jawab gelar wicara bertajuk Mengenal Budaya Korea dari Kacamata Penerima Beasiswa GKS. (Maulia Resta Mardaningtias)
Tips dan Trik Persiapan GKS
Syadza: Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah niat dan mental. Pendaftaran GKS bukan hanya sekadar mengisi formulir atau mengirimkan data diri, tetapi juga melibatkan persiapan dokumen, pengalaman, prestasi, dan lainnya. Pastikan daftar dokumen yang dikirim sesuai dengan panduan dan sebaiknya disiapkan jauh-jauh hari.
Fabrigetta: Pastikan Anda memiliki motivasi yang kuat untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri dan sudah yakin dengan jurusan yang dipilih. Kemudian, lakukan riset tentang universitas dan jurusan yang diinginkan. Bahkan jika memungkinkan, Anda bisa menghubungi dosen di jurusan tersebut. Untuk bisa lulus di jalur kedutaan besar, Anda harus memiliki sertifikat kemahiran bahasa Inggris atau Korea sehingga ini harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Terakhir, dokumen pendaftaran memerlukan apostille sehingga pastikan Anda sudah mendapatkan apostille sebelumnya.
Pengalaman Wawancara Pendaftaran GKS
Syadza: Wawancara jalur universitas tidak serumit jalur kedutaan besar karena hanya seputar perkenalan diri dan alasan pemilihan universitas. Penilaian diberikan lebih besar pada esai dan rencana studi yang ditulis.
Fabrigetta: Pertanyaannya cukup banyak, tetapi secara umum calon peserta diminta untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Pertanyaan diberikan seputar apa yang calon peserta tulis di esai dan rencana studi. Ada juga pertanyaan spesifik terkait jurusan, seperti kontribusi apa yang dapat diberikan untuk kedua negara setelah lulus, saran untuk perusahaan kosmetik Korea yang ingin berbisnis di Indonesia, serta rencana riset yang akan dilakukan dan cara menjalankannya. Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris. Pada jalur kedutaan besar, terkadang pihak universitas juga meminta wawancara. Saya sendiri sempat menjalani tiga kali wawancara, yaitu dengan kedutaan dan dua universitas.
Alasan Pemilihan Universitas
Fabrigetta: Saya memilih universitas ini karena mereka memiliki badan riset khusus kosmetik sendiri di yayasannya.
Kesulitan dan Gegar Budaya di Korea
Syadza: Kampus saya memiliki fasilitas musala, tetapi saya memiliki kesulitan mencari makanan halal dan tempat ibadah di luar kampus. Untungnya saya pernah memiliki pengalaman tinggal di Korea saat mengikuti program pertukaran pelajar saat menempuh jenjang sarjana sehingga tahu bagaimana memilih makanan yang bisa dimakan.
Fabrigetta: Saya sulit mencari makanan halal dan tempat ibadah. Saya harus wudu di toilet dan mencari tempat yang sepi untuk salat. Saya juga sempat terkejut karena lokasi universitas yang berada di pegunungan dan terasa seperti di pelosok.
Kedua narasumber dan para peserta acara yang hadir berfoto bersama untuk mengakhiri acara gelar wicara "Mengenal Budaya Korea dari Kacamata Penerima Beasiswa GKS." (Maulia Resta Mardaningtias)
Gelar wicara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama dengan kedua narasumber dan para peserta acara. Pendaftaran beasiswa GKS-G 2025 melalui jalur kedutaan besar telah usai, tetapi calon mahasiswa masih bisa mendaftar melalui jalur universitas hingga akhir bulan Maret 2025. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui panduan pendaftaran GKS yang dapat diunduh melalui laman resmi GKS (www.studyinkorea.go.kr) dan laman resmi universitas tujuan yang terdaftar pada program GKS.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.