Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Pada tanggal 11 Mei 2023, Profesor Chang Won Choi memberikan presentasi daring melalui Zoom tentang pengenalan refleksi hubungan kerja sama pemerintah Korea dengan pemerintah Timor-Leste berdasarkan 15 tahun pengalamannya di Timor-Leste. Choi merupakan pendiri The Center for Korean Studies (CKS) di Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL). Ia juga merupakan visiting scholar di Seoul National University Asia Center Asia Center (SNUAC).
Dalam presentasinya, Choi menerangkan partisipasi pemerintah Korea dalam masa transisi kemerdekaan Timor-Leste sampai dengan saat ini.
“Pemerintah Korea menjadi salah satu negara yang turut berpartisipasi dalam masa persiapan pemilihan konsultasi popular dan juga masa transisi pasca kemerdekaan Timor-Leste. Partisipasi Korea dimulai saat pengutusan lima orang anggota polisi Korea yang tergabung dalam misi UNAMET (United Nation Mission in East Timor) pada tahun 1999,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pada pertemuan APEC (The Asia-Pacific Economic Coorperation) yang berlangsung pada 13 September 1999, mantan Presiden Kim Dae Jung dalam pidatonya menegaskan bahwa pelanggaran HAM (hak asasi manusia) yang terjadi di Timor-Leste yang menjadi sorotan mata dunia saat itu dan menekankan akan perlunya bantuan dari komunitas internasional untuk Timor-Leste.
Kontribusi Pemerintah Korea terus disalurkan melalui pengiriman 3.000 orang penjaga perdamaian internasional PBB yang juga dikenal dengan nama Blue Angels selama empat tahun pada tahun 1999 hingga tahun 2003.
“Tidak hanya itu, pada tahun 2008 pemerintah Korea juga melakukan kerja sama dengan pemerintah Timor-Leste melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang memberikan izin dan kesempatan kepada warga negara Timor-Leste untuk dapat bekerja di Korea,” jelasnya kembali.
Pada tahun 2013, Profesor Chang Won Choi mendirikan The Center for Korean Studies (CKS) yang berada di bawah naungan Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL). Misi dan visi CKS adalah memberikan kesempatan bagi pelajar Timor-Leste untuk mengenal dan mempelajari pendidikan Korea. Selain itu, CKS juga bertujuan untuk mengenalkan bahasa, budaya, dan sejarah Korea melalui pendidikan formal di UNTL.
“CKS tidak hanya mengenalkan bahasa, budaya, sejarah, ekonomi, politik, dan masyarakat Korea melalui penelitian dan pendidikan formal, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNTL, terlebih kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan dan pertukaran pelajar di berbagai universitas di Korea. Selain itu, CKS juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa terpilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi pidato dalam bahasa Korea tingkat dunia seperti K-Speech World Contest," terangnya.
Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat Timor-Leste sudah mengenal Korea, terutama kaum muda yang mengenal Korea melalui drama, film, dan lagu Korea (K-Pop). Bahkan sudah lebih dari 5.000 orang Timor-Leste yang terjun ke dunia taekwondo.
Presentasi dari Choi pun ditanggapi positif oleh para partisipan melalui berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kerja sama pemerintah Korea dan Timor-Leste ke depannya. Para partisipan juga memberikan apresiasi atas usahanya dalam memperkenalkan berbagai keragaman Korea di Timor-Leste.
“Saya berharap Korea bisa lebih dikenal lagi oleh semua kalangan. Saya juga berharap kerja sama antara Pemerintah Korea dan Timor-Leste bisa lebih erat lagi ke depannya,” tutupnya.
Pertemuan yang dimulai pada pukul 17.30 sampai 19.15 waktu Korea ini diikuti oleh Duta Besar Timor-Leste untuk Republik Korea, Gregório de Sousa, para pegawai Kedutaan Timor-Leste untuk Republik Korea, anggota tim CKS-UNTL, perwakilan dari Universitas Nasional Seoul, dan juga para pelajar Timor-Leste di Korea.