Makanan/Pariwisata

2025.04.25

Penulis: Lee Jihae
Foto: Lee Jeongwoo

Tahun 2025 menandai peringatan 80 tahun Kemerdekaan Korea. Pada tanggal 17 Maret 2025 Kementerian Urusan Patriot dan Veteran menetapkan "Korea Memorial Road". Ini adalah jalan ziarah patriotik yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah dan lokasi terkenal yang dipenuhi semangat kemerdekaan Korea. Di Seoul, telah dibangun tiga jalan ziarah. Berikut ini diperkenalkan tiga situs bersejarah yang terletak di Jalan Kedua. Pengunjung dapat merasakan perjuangan dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan.

Dilkusha yang terletak di Jongno-gu, Seoul dibangun pada tahun 1924 oleh orang Amerika Albert W. Taylor. Foto di kiri merupakan bagian luar bangunan dan foto di kanan adalah replika ruang tamu.

Dilkusha yang terletak di Jongno-gu, Seoul dibangun pada tahun 1924 oleh orang Amerika Albert W. Taylor. Foto di kiri merupakan bagian luar bangunan dan foto di kanan adalah replika ruang tamu.



Dilkusha: rumah orang Amerika yang mencintai Korea

Di atas bukit 17, Sajik-ro 2 gil, Jongno-gu, Seoul, terdapat rumah bata merah yang indah bernama Dilkusha. Dilkusha berarti hati yang senang dalam bahasa Persia. Rumah ini dibangun pada tahun 1924 oleh orang Amerika yang bernama Albert W. Taylor dan istrinya Mary Taylor.

Albert adalah seorang supervisor pertambangan dan koresponden untuk The Associated Press. Ia melaporkan kepada dunia mengenai pemakaman Kaisar Gojong, Gerakan Kemerdekaan Satu Maret, dan Pembantaian Jeamri. Pembantaian Jaemri mengakibatkan 20 warga sipil tewas di dalam gereja setelah pasukan dan polisi Jepang mengepung mereka di sana dan membakar bangunan itu. Saat itu, lebih dari 30 rumah juga terbakar.

Mary melahirkan anaknya Bruce pada tanggal 28 Februari 1919, sehari sebelum terjadinya Gerakan Kemerdekaan Satu Maret. Albert menemukan dokumen-dokumen yang disembunyikan dalaam kain tempat tidur bayi mereka yang berisi salinan Deklarasi Kemerdekaan Korea. Talyer menulis artikel tentang hal ini dan memberikan artikel tersebut serta salinan deklarasi kepada saudaranya William. William menyembunyikannya di sepatunya saat pergi ke Jepang dan mengirimkan itu ke Amerika Serikat. Melalui hal tersebut, Gerakan Kemerdekaan Satu Maret dikenal di seluruh dunia.

Ketika Perang Pasifik pecah pada tahun 1941 dan hubungan antara AS dan Jepang memburuk, Pemerintahan kolonial Jepang mengusir beberapa orang Amerika termasuk keluarga.

Karena kehidupannya ada di Korea, Albert W. Taylor berusaha dengan keras untuk kembali ke Korea. Namun, ia tiba-tiba meninggal dunia pada Juni 1948 karena serangan jantung. Mary membawa jenazah suaminya yang sangat merindukan Korea dan menguburkannya pada September 1948 di Pemakaman Misionaris Asing Yanghwajin di Mapo-gu, Seoul.

Saat ini, Dilkusha adalah tempat pameran permanen untuk keluarga Taylor dan kontribusi mereka terhadap gerakan kemerdekaan.

Gedung Peringatan Lee Hoe-young.

Gedung Peringatan Lee Hoe-young.



Gedung Peringatan Lee Hoe-young: 6 bersaudara yang menukar kekayaan mereka untuk kemerdekaan Korea.

Gedung Peringatan Lee Hoe-young terletak di 15, Sajik-ro 6-gil, Jongno-gu, Seoul. Gedung tersebut dibangun untuk menghormati enam bersaudara keluarga Lee (Gun-young, Seok-young, Cheol-young, Hoe-young, Si-young, dan Ho-young).

Mereka berasal dari salah satu keluarga yang paling bergensi dan kaya di Joseon. Namun, setelah Korea dijajah oleh Jepang pada tahun 1910, mereka menjual semua properti mereka dan pergi ke Manchuria, Tiongkok. Karena terburu-buru, mereka tidak mendapat nilai pasar untuk properti mereka dan meninggalkan apa pun yang tidak sempat dijual.

Pada saat itu, mereka berhasil mengumpulkan 400.000 won yang setara dengan sekitar 60 miliar won saat ini. Jika mereka berhasil menjual properti mereka sesuai nilai pasar, jumlahnya akan setara dengan 2 triliun won sekarang.

Dengan uang tersebut, Lee Hoe-young mendirikan Pusat Pelatihan Shinheung di Manchuria. Di sana, mereka melatih sekitar 3.500 orang pejuang kemerdekaan selama 10 tahun. Para lulusan pusat tersebut termasuk mereka yang memimpin kemenangan melawan pasukan Jepang dalam Pertempuran Fengwudong dan Qingshanli pada tahun 1920.

Namun, tempat tersebut ditutup pada tahun yang sama akibat penindasan Jepang dan kesulitan keuangan. Keluarga Lee menanggung biaya operasional dan hidup siswa-siswa. Akhirnya uang mereka habis sehingga mereka hidup sangat miskin sampai-sampai tidak mampu membeli bubur jagung.

Lee Hoe-young yang merencanakan pembunuhan komandan militer Jepang tertangkap dan disiksa sampai mati di penjara. Kakak tertua Gun-young dan saudara ketiga Cheol-young minggal dunia karena terkena penyakit. Saudara kedua Seok-young meinggal karena kelaparan. Adik bungsu Ho-young bersama istri dan anak-anaknya hilang. Hanya saudara kelima Si-young dapat kembali ke Korea setelah kemerdekaan Korea.

Enam bersaudara termasuk Lee Hoe-young menukar kekayaan mereka untuk kemerdekaan Korea. Mereka membangun Pusat Pelatihan Sinheung dan melatih banyak pejuang kemerdekaan.

Enam bersaudara termasuk Lee Hoe-young menukar kekayaan mereka untuk kemerdekaan Korea. Mereka membangun Pusat Pelatihan Sinheung dan melatih banyak pejuang kemerdekaan.



Foto di kiri merupakan bagian luar bangunan Gyeonggyojang. Foto di kanan merupakan ruang tamu di Pemerintahan Sementara Korea.

Foto di kiri merupakan bagian luar bangunan Gyeonggyojang. Foto di kanan merupakan ruang tamu di Pemerintahan Sementara Korea.



Gyeonggyojang: bangunan terahkir Pemerintahan Sementara Korea

29, Saemunan-ro, Jongno-gu, Seoul. Rumah bergaya klasik Barat ini mencolok di antara bangunan rumah sakit modern di sekitarnya. Gyeonggyojang adalah markas terahkir dari Pemerintahan Sementara Korea setelah kemerdekaan Korea dan tempat Kim Gu (Koo) dibunuh.

Tempat tersebut awalnya dinamai Jukcheomjang ketika selesai dibangun pada tahun 1938 berdasarkan nama mantan diplomat Jepang Takezoe Shinichiro. Rumah ini dulunya milik Choi Chang-hak yang berpihak pada Jepang. Ia menjadi kaya melalui usaha pertambangan. Setelah Korea merdeka pada tahun 1945, Choi menawarkan rumah ini kepada Kim sebagai tempat tinggal sementara sepulungnya dari Chongqing, Tiongkok.

Kim kemudian mengganti nama rumah ini menjadi Gyeonggyojang dan memakainya sebagai markas Pemerintahan Sementara Korea. Setelah dibentuknya dewan negara oleh Pemerintahan Sementara Korea, rumah ini menjadi tempat utama untuk memprotes perwalian Semenanjung Korea oleh Uni Soviet dan AS.

Kim yang memperjuangkan pemerintahan yang bersatu dibunuh pada tanggal 26 Juni 1949 di rumah ini oleh Letnan Angkatan Darat Korea Ahn Doo-hee.

Saat ini, Gyeonggyojang menjadi tempat pameran sejarah.

Ini adalah replika jendela lantai dua di Gyeonggyojang dengan bekas peluru tempat Kim Gu dibunuh oleh Letnan Angkatan Darat Korea Ahn Doo-hee.

Ini adalah replika jendela lantai dua di Gyeonggyojang dengan bekas peluru tempat Kim Gu dibunuh oleh Letnan Angkatan Darat Korea Ahn Doo-hee.


jihlee08@korea.kr

konten yang terkait