18 orang asing mengikuti program templestay yang digelar pada tanggal 18-19 April di Kuil Hwagyesa, Gangbuk-gu, Seoul. Mereka mempelajari berbagai kebudayaan Buddha melalui program ini, salah satunya adalah doa pagi yang dilakukan seperti yang digambarkan dalam foto di atas. (Kuil Hwagyesa)
Penulis: Cao Thi Ha
Setelah para peserta templestay tiba di Kuil Hwagyesa pada tanggal 18 April lalu, para peserta masuk ke dalam kamar yang sudah ditentukan dan menerima hanbok yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. (Laida Landea Ruiz)
Penulis tiba di Kuil Hwagyesa pada jam enam sore. Kuil ini unik karena berada di kaki gunung yang terletak di tengah Kota Seoul. Kuil Buddha pada umumnya berada di tengah gunung yang sunyi.
Setelah memasuki pintu utama kuil, penulis dapat merasakan nyaman dan tenang karena suasana bagian dalam kuil yang sunyi dan udara yang segar berkat alam dan pepohonan sekitar kuil. Inilah saat di mana penulis bisa mendapatkan waktu istirahat dari kehidupan perkotaan yang sibuk.
Jadwal pertama program templestay dimulai setelah para peserta tiba dan meletakkan barangnya di kamar yang sudah ditentukan. Setiap kamar ditempati oleh tiga orang peserta. Peserta juga diberikan hanbok yang biasa dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Hanbok tersebut harus dipakai selama program berlangsung.
Kamar yang para peserta tempati bersih dan rapi. Walaupun kamar tersebut hanya memiliki luas sebesar sekitar 16 m2, tetapi kamar tersebut memiliki rak sepatu, lemari baju, kasur, bantal, selimut, kamar mandi, teko, dan sepaket cangkir teh.
Ada satu hal yang berbeda dengan program templestay di Vietnam. Para peserta templestay di Vietnam memakai ao lam yang mirip dengan hanbok tersebut, tetapi para peserta harus membawanya sendiri dari rumah. Jika program templestay di Korea diselenggarakan dalam skala kecil, program templestay di Vietnam biasanya dihadiri oleh seratus hingga tiga ribu orang peserta dalam satu program. Satu program templestay di Vietnam bahkan bisa berlangsung hingga tujuh hari di musim panas.
Program orientasi dimulai pada jam tujuh malam. Para peserta mendengarkan penjelasan mengenai jadwal keseluruhan program templestay sambil menikmati camilan manis yang disediakan. Biasanya camilan manis diberikan dalam program-program yang disediakan untuk orang asing di Korea.
Setelah kami mempelajari tata krama yang harus ditaati di dalam kuil Buddha, kami belajar melakukan 108 bae (sembah sujud). 108 bae adalah melakukan sembah sujud sebanyak 108 kali kepada Buddha untuk menghilangkan amarah dan ambisi dalam diri manusia yang mempresentasikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Setelah itu, para peserta menggambar tas ramah lingkungan dengan berbagai gambar yang mewakili Buddha serta simbol mandala yang menjadi simbol perwakilan Buddha.
Para peserta harus mengikuti jadwal tetap kehidupan di kuil sehingga terasa seperti kehidupan militer. Lampu di kuil dimatikan pada jam sembilan malam sehingga kami harus tidur pada saat itu. Walaupun para peserta harus tidur di kasur yang berada di lantai, kasur tersebut cukup nyaman untuk dipakai tidur.
Para peserta bangun pada subuh untuk mengikuti ibadah Buddha pada jam 4:20 pagi.
Ibadah tersebut diselenggarakan di Aula Daejeokgwangjeon yang menjadi gedung terbesar di Kuil Hwagyesa. Setelah itu, para peserta dapat memakan sarapan sehat yang disediakan oleh kuil. Sarapan tersebut merupakan sarapan khas kuil yang berisi labu, kimci sawi, kimci timun, terung, jabchae, tahu, selada, dan semangka.
Sarapan pagi yang disediakan oleh Kuil Hwagyesa. (Laida Landea Ruiz)
Biksu Cheong-shim menerangkan sejarah Buddha Korea kepada para peserta program templestay. (Cao Thi Ha)
Pemandangan Kuil Hwagyesa dari Patung Mireuk, nama Korea dari Maitreya. (Cao Thi Ha)
Jalan meditasi yang menghubungkan Kuil Hwagyesa dengan Observatorium Awan. (Seo Minji)
Para peserta program templestay berfoto bersama setelah program tersebut selesai. (Kuil Hwagyesa)
Program templestay ini membang berjalan sangat singkat, yaitu 17 jam. Akan tetapi, para peserta dapat meninggalkan kesibukan mereka secara sementara dan mendapatkan ketenangan di dalam kuil selama program ini. Setelah program ini selesai, para peserta kembali ke kehidupan sehari-hari mereka. Setelah menyelesaikan healing time selama dua hari di dalam kuil, para peserta seperti mendapatkan energi baru untuk menghabiskan hari-hari mereka.
Apa yang harus saya lakukan jika saya ingin mengikuti program templestay? Program templestay Korea dilaksanakan sepanjang tahun. Apabila Anda ingin mengetahui kebudayaan Buddha Korea lebih lanjut, Anda bisa mendaftar program templestay melalui website resmi di bawah ini. - Website templestay: https://eng.templestay.com (bahasa Korea, Inggris) |