Kebudayaan

2024.07.05

Museum adalah tempat di mana masyarakat bisa melihat sejarah dan kebudayaan suatu negara. Museum juga menjadi tempat yang menyimpan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Selain itu, kekuatan budaya sebuah negara juga bisa dilihat melalui museum. Korea.net telah memilih enam museum nasional yang direkomendasikan untuk dikunjungi oleh para wisatawan asing. Terdapat banyak barang-barang pameran utama yang tidak boleh dilewati.Di bagian terakhir serial museum, Korea.net pergi ke Museum Nasional Jeju yang merupakan tempat sejarah dan budaya pulau Jeju masih bernapas.

Penulis: Lee Kyoung Mi
Foto: Lee Kyoung Mi

1. Tembikar gaya Gosan-ri, tembikar neolitik tertua di Korea

Sebagai pulau vulkanik, di Pulau Jeju air tidak mengalir di sungai sehingga air menjadi langka sejak zaman dahulu. Oleh karena itu, yongcheonsu menjadi air kehidupan bagi warga Jeju. Inilah sebabnya mengapa desa-desa terbentuk di sepanjang pantai tempat yongcheonsu muncul. Yongcheonsu adalah air tanah yang muncul ke permukaan bumi melalui retakan batuan atau strata.

Tembikar gaya Gosan-ri merupakan tembikar Neolitik tertua di Korea yang digali dari peninggalan Gosan-ri, Pulau Jeju.

Tembikar gaya Gosan-ri merupakan tembikar meolitik tertua di Korea yang digali dari peninggalan Gosan-ri, Pulau Jeju.


Kawasan yang membentuk desa terluas adalah kawasan Gosan-ri, Hangyeong-myeon, Kota Jeju saat ini. Berbagai peninggalan neolitikum digali di sini. Secara khusus, tembikar gaya Gosan-ri adalah peninggalan yang paling menarik perhatian.

Ini adalah tembikar zaman Neolitikum yang diduga dibuat sekitar 8.000 SM. Ini adalah tembikar zaman neolitik tertua di Korea. Ini mendahului tembikar berpola sisir di Semenanjung Korea selama lebih dari 2.000 tahun.

Asisten Kurator Museum Nasional Jeju, Lee Jaeho mengatakan, "Yang membedakannya dengan tembikar dari daerah lain adalah jejak daun atau batang tanaman yang tersisa di permukaannya tetap seperti pola yang unik."

Ia menambahkan, "Fakta bahwa tembikar Neolitik tertua di Korea dibuat di Pulau Jeju ada makna simbolis."


2. Dongjaseok yang menghibur orang yang wafat dan keluarga yang ditinggalkan

Sebagian besar dongjaseok yang didirikan di depan makam di Jeju terbuat dari batuan vulkanik seperti basal atau andesit. Wajah bulat dan ciri wajah sederhana dipenuhi kasih sayang. Patung-patung tersebut botak atau berambut panjang dengan diikat.

Sebagian besar dongjaseok yang didirikan di depan makam di Jeju terbuat dari batuan vulkanik seperti basal atau andesit. Wajah bulat dan ciri wajah sederhana dipenuhi kasih sayang. Patung-patung tersebut botak atau berambut panjang dengan diikat.


Taman luar ruangan museum dipenuhi dengan pepohonan hijau, rumput, dan tanaman asli Jeju yang berwarna-warni. Puluhan patung batu kecil berdiri di satu sisi. Ukuran dan bentuknya berbeda-beda. Dongjaseok itu berbentuk seperti anak-anak.

Dongjaseok telah didirikan di depan makam di Jeju sejak zaman kuno. Asisten kurator Lee menjelaskan, "Dongjaseok berperan melindungi makam dan menghibur jiwa orang mati. Artinya, seorang anak yang murni menghormati jiwa orang mati dan menjalankan tugasnya."

Asisten Kurator Museum Nasional Jeju, Lee Jaeho berkata, “Benda yang dipegang di tangan dongjaseok adalah hati orang yang hidup. Orang yang hidup memberi benda tersebut kepada dongjaseok agar dongjaseok dapat merawat orang mati atas namanya.

Asisten Kurator Museum Nasional Jeju, Lee Jaeho berkata, “Benda yang dipegang di tangan dongjaseok adalah hati orang yang hidup. Orang yang hidup memberi benda tersebut kepada dongjaseok agar dongjaseok dapat merawat orang mati atas namanya."


Kedua tangan yang disatukan dengan sopan di depan dada memegang berbagai benda seperti sendok, kipas angin, bunga, dan botol minuman beralkohol. Hal itu diungkapkan dengan harapan akan kesejahteraan jiwa. Centong nasi dan sendok memuat harapan orang yang masih hidup agar orang mati tidak kelaparan bahkan setelah meninggal dunia. Kipas angin berguna untuk mendinginkan panas dan mengusir serangga.

# Menikmati Museum Nasional Jeju

- Masuki pintu masuk, berdirilah di tengah aula tengah yang terlihat, dan lihat ke langit-langit. Mitos Samseong yang merupakan mitos pendiri Tamna (nama lama Jeju) dan Samda (batu, angin, wanita) yang melambangkan Jeju diekspresikan dalam stained glass yang berwarna-warni.

Mitos Samseong, yaitu mitos pendiri Tamna serta mitos pendiri klan Samseong di Pulau Jeju, yakni Go, Yang, dan Bu, serta tiga hal yang melimpah di Pulau Jeju (batu, angin, dan wanita) diekspresikan dengan menggunakan teknik stained glass secara misterius.

Mitos Samseong, yaitu mitos pendiri Tamna serta mitos pendiri klan Samseong di Pulau Jeju, yakni Go, Yang, dan Bu, serta tiga hal yang melimpah di Pulau Jeju (batu, angin, dan wanita) diekspresikan dengan menggunakan teknik stained glass secara misterius.


- Dapat dicapai dalam 20 menit dengan mobil dari Bandara Internasional Jeju. Karena letaknya tidak jauh dari bandara, ada baiknya untuk memulai atau mengakhiri perjalanan ke Jeju di Museum Nasional Jeju. Honjeobseoye (selamat datang dalam dialek Jeju) di Museum Nasional Jeju!

km137426@korea.kr

konten yang terkait