Di ujung aula pameran nomor dua terdapat sebuah artefak yang terlihat bercahaya di tengah kegelapan, yaitu pembakar dupa besar berbahan perunggu dan emas dari Baekje. Artefak yang juga disebut sebagai bunga warisan budaya Kerajaan Baekje ini merupakan mahakarya kerajinan logam Kerajaan Baekje.
Pembakar dupa setinggi 61,8 cm ini menggambarkan dunia ideal yang diimajinasikan masyarakat Baekje secara nyata dan dinamis. Pembakar dupa ini didesain indah dengan menggunakan bunga teratai yang melambangkan kelahiran kembali dan kehidupan abadi serta petapa Taoisme yang melambangkan kehidupan tanpa kematian. Dengan kata lain, pembakar dupa ini melambangkan hidup yang abadi.
Terdapat lebih dari 80 hewan dan sosok imajiner yang digambarkan di pembakar dupa ini. Di bagian bawah pembakar dupa ini, terdapat sosok naga yang seakan sedang menggigit bunga teratai dan mendongakkan kepalanya ke atas untuk terbang ke langit.
Pada bagian badan pembakar dupa ini, terdapat relief bunga teratai dalam tiga baris yang seakan menggambarkan bunga teratai yang sedang mekar sempurna. Di antara kelopak-kelopak bunga tersebut, terdapat relief dua orang makhluk surgawi bersama 25 ekor hewan imajiner, seperti burung phoenix, ikan, rusa, dan burung bangau. Hewan yang paling banyak terukir adalah burung sebanyak 12 ekor.
Perpaduan antara binatang-binatang yang hidup di pegunungan dan burung-burung yang terbang di langit, diukir di bagian atas pembakar dupa tersebut sehingga membuat para pengunjung museum seakan terjerumus ke dalam ilusi menjadi seorang petapa Taoisme. Pada bagian teratas pembakar dupa ini, terdapat seekor burung phoenix yang sedang bertengger seakan sedang merenung sambil memperhatikan dunia.
Asisten Kurator Museum Nasional Buyeo Sin Mincheol menjelaskan, "Penggambaran makhluk-makhluk hidup yang seakan benar-benar nyata dan penggambaran relief penggunungan yang fantastis terlihat sangat natural dan tidak aneh. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada saat itu meniru dunia yang diimajinasikan oleh masyarakat purbakala."
Pembakar dupa besar berbahan perunggu dan emas dari Baekje ditemukan pertama kali pada tanggal 12 Desember 1993 melalui penggalian di situs Neungsan-ri yang terletak di lembah sebelah barat Pemakaman Kerajaan Buyeo, tempat raja-raja Buyeo dimakamkan. Pembakar dupa ini belum pernah sekalipun dikirim ke luar negeri untuk dipamerkan.
Sin mengungkapkan, "Kami berharap akan ada semakin banyak pengunjung yang datang ke Museum Nasional Buyeo untuk melihat langsung pembakar dupa ini."
Terdapat sebuah patung Buddha indah yang dipamerkan di aula pameran nomor tiga, yaitu patung Bodhisatwa Awalokiteswara berdiri berbahan perunggu dan emas dari Gyuam-ri di Buyeo. Patung ini terlihat sangat damai dengan wajah yang tersenyum pipi yang tembam. Patung ini telah ditetapkan sebagai harta nasional pada tanggal 2 Juli 1937.
Patung setinggi 21,1 cm ini memiliki tangan kiri yang seakan memegang ujung baju dan tangan kanan yang seakan memegang gundu. Wajah patung ini terlihat sangat natural dan lembut.
Shin memuji patung tersebut dengan mengatakan, "Ekspresi wajah yang lembut, postur alami, dan ujung kain yang terlihat natural serta ekspresi elegan dari jari-jari yang memegang gundu dan kain menunjukkan keindahan patung ini."
Berbeda dengan patung Buddha pada masa Kerajaan Baekje sebelumnya, proporsi tubuh patung Buddha yang berubah dari relief ke relief. Sebelumnya, bagian belakang patung Buddha dibuat dengan gambar-gambar yang menggumpal, tetapi dari patung ini dibuat berdiri dengan menggunakan perunggu dan emas. Bagian belakang patung ini juga dihias dengan sangat halus.
Mungkin inilah sebabnya tangan dan bagian pusat tubuh patung ini terlihat bulat dan terpisah. Hal inilah yang membuktikan bahwa benda-benda pada periode itu bisa dibuat mendalam dengan kemajuan teknologi pencetakan logam pada masa itu.
Di aula pameran nomor tiga terdapat artefak lain yang menarik perhatian, yaitu dinding batu bermotif dari Oe-ri di Buyeo. Dinding batu bermotif ini merupakan salah satu dari delapan dinding batu bermotif terindah di dunia.
Dinding batu ini berbentuk segi empat dengan panjang 29 cm dan tebal 4 cm. Motif dinding batu ini adalah pemandangan dan burung phoenix. Pemandangan yang bisa dilihat di batu ini adalah awan yang bergulung, tiga puncak gunung, pegunungan berbatu, serta air yang mengalir. Keindahan gambar yang menonjol ini mengingatkan para pengunjung pada pada pembakar dupa besar berbahan perunggu dan emas dari Baekje dengan burung phoenix yang bertengger di atasnya.
Sin menilai, "Karakteristik Baekje dan ketentraman yang datang dari keseimbangan dan kesederhanaan dinding batu bermotif dari Oe-ri di Buyeo ini membuat kita terhanyut dalam kelembutannya."
Sebagian besar dinding-dinding batu bermotif disimpan di dalam Museum Nasional Buyeo. Delapan buah dinding batu bermotif yang ditetapkan sebagai harta nasional disimpan di Ruangan Baekje yang berada di Museum Nasional Korea.
# Menikmati Museum Nasional Buyeo
- Bagaimana kalau Anda merasakan langsung dunia masyarakat Baekje di dalam museum? Jika Anda mengunjungi aula pameran khusus yang terletak di lobi Museum Nasional Buyeo, Anda bisa menikmati pertunjukan laser yang digelar setiap harinya. Pertunjukan tersebut menampilkan dunia yang diimpikan oleh masyarakat Baekje melalui wangi bunga teratai, pembakar dupa besar berbahan perunggu dan emas dari Baekje, serta dinding-dinding batu Baekje. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di laman resmi Museum Nasional Buyeo (http://buyeo.museum.go.kr/content.do?key=2302160002).
- Untung memberikan kenyamanan lebih kepada pengunjung, pihak museum menyediakan ruang istirahat digital bernama "Mari Merasakan Langsung Suasana Baekje (terjemahan tidak resmi)." Ruang ini merupakan ruang istirahat digital dengan toenmaru (teras kayu sempit yang membentang di sepanjang bagian luar ruangan) dan bangku kayu rendah. Dengan panjang 12 meter, tinggi 2,4 meter, serta penggunaan LED (dioda pemancar cahaya) berskala besar, pengunjung bisa menikmati istirahat sambil menikmati berbagai video yang menggunakan artefak-artefak Buyeo, seperti patung Bodhisatwa Awalokiteswara berdiri berbahan perunggu dan emas dari Gyuam-ri di Buyeo, pembakar dupa besar berbahan perunggu dan emas dari Baekje, Relikui dari Situs Kuil Wangheungsa di Buyeo, dan artefak-artefak dari Situs Oe-ri di Buyeo.
- Anda juga bisa menikmati waktu Anda dengan mencari berbagai artefak unik di berbagai tempat di dalam museum, salah satunya adalah pispot portabel berbentuk harimau untuk pria bernama Hoja yang belakangan ini sedang viral di media sosial.