Paviliun Inovasi AX Kolaborasi Pemerintah–Swasta pada Pameran Inovasi Pemerintahan Korea 2025 yang digelar pada tanggal 3-5 Desember 2025 di Cheongju OSCO, Heungdeok-gu, Kota Cheongju.
Penulis: Kim Seon Ah
Foto: Kim Seon Ah
Kawasan Osong, Kota Cheongju, Provinsi Chungcheongbuk bertransformasi menjadi sebuah "laboratorium raksasa" tempat masa depan tata kelola pemerintahan Korea dapat disaksikan sejak dini. Pameran Inovasi Pemerintahan Korea 2025 yang digelar selama tiga hari sejak tanggal 3 Desember 2025 mengusung slogan "AI × Inovasi Pemerintahan = Kebahagiaan Rakyat²" dan secara jelas menampilkan kondisi terkini transformasi digital di sektor publik.
Di lokasi acara, berbagai contoh inovasi yang telah berakar dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari kesejahteraan sosial, keselamatan, perekonomian daerah, hingga peningkatan efisiensi administrasi—diperkenalkan secara luas. Dengan partisipasi total 157 institusi, termasuk kementerian pusat, pemerintah daerah, lembaga publik, dan perusahaan swasta, ajang ini dengan tegas membuktikan bahwa administrasi berbasis AI kini telah memasuki tahap yang benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat.
Sorotan utama pameran adalah Paviliun Inovasi AX Kolaborasi Pemerintah–Swasta. Paviliun ini terus dipadati pengunjung sepanjang acara, menampilkan berbagai model AI yang telah diterapkan di sektor publik, termasuk perangkat pendukung kebijakan cerdas, sistem prediksi bencana, serta layanan administrasi berbasis data. Para pengunjung mencoba langsung teknologi yang disediakan dan menunjukkan kekaguman mereka terhadap manfaat praktisnya. Di antara semuanya, stan layanan berbasis AI 'Ongl', yang mengubah informasi publik menjadi konten yang mudah dipahami oleh siapa pun, menarik perhatian besar dan dipadati pengunjung.
Baek Jeongyoun, CEO Sosohan Sotong (kiri), dan Lee In-gu, CEO Eq4All, yang bersama-sama mengembangkan Ongl.
'Ongl' merupakan layanan berbasis teknologi AI yang secara otomatis menyusun ulang dokumen publik, termasuk dokumen administrasi, panduan kebijakan, dan penjelasan kebijakan, sehingga istilah-istilah teknis dapat disajikan dalam bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.
Ketika pengunjung memasukkan kalimat yang rumit, layar langsung menampilkan penjelasan ringkas yang merangkum inti informasi. Layanan ini menuai banyak apresiasi karena dinilai mampu menghilangkan kesenjangan informasi bagi kelompok lanjut usia, warga negara asing, serta kelompok rentan secara digital, sekaligus mempersempit jarak psikologis antara masyarakat dan administrasi pemerintah.
Baek Jeongyoun, CEO Sosohan Communication, dan Kevin Lee, CEO EQ4ALL, yang mengembangkan Ongl secara bersama-sama, menekankan nilai layanan tersebut yang melampaui aspek teknologi semata. "Secara paradoks, masyarakat yang paling ideal adalah masyarakat yang tidak lagi membutuhkan Ongl," ujar Baek. Ia menegaskan perlunya lingkungan yang sejak awal mempertimbangkan kelompok rentan informasi dalam penyusunan kebijakan dan dokumen.
Dalam pameran kali ini, sebanyak 68 perusahaan swasta—termasuk Ongl—turut berpartisipasi, menunjukkan bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta terus memperluas ekosistem inovasi pemerintahan. Tren transformasi digital di sektor publik pun tampak semakin jelas, tidak lagi sebatas penerapan teknologi, melainkan berfokus pada pemahaman dan partisipasi masyarakat.
Salah satu pengunjung, Won Seongjun, mengatakan, "Saya benar-benar merasakan betapa teknologi AI telah menyusup begitu dekat ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat."
Ia menambahkan, "Hal ini membuat saya merasa bahwa keseharian kita akan menjadi jauh lebih nyaman."
Pengunjung lainnya, Lee Jonghan, juga menyampaikan kesan positif. Ia mengatakan, "Ini adalah kesempatan berharga untuk memahami secara mendalam layanan administrasi berbasis AI yang menjadi topik utama zaman ini."
Ia menambahkan, "Banyak hal yang bisa dilihat, sehingga acara ini terasa menarik sekaligus bermanfaat."
Pameran Inovasi Pemerintahan Korea 2025 resmi berakhir dengan meninggalkan cetak biru yang jelas tentang arah Korea menuju negara pelopor pemerintahan digital, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi antara teknologi dan manusia.
sofiakim218@korea.kr