Presiden Lee Jae Myung pada tanggal 21 September 2025 (waktu setempat) menyatakan bahwa pembekuan nuklir Korea Utara adalah langkah darurat sementara yang realistis.
Dalam wawancara dengan BBC Inggris yang disiarkan menjelang kehadirannya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pertama kalinya, Presiden Lee mengatakan, "Korea Utara memproduksi tambahan 15-20 senjata nuklir per tahun, dan pembekuan sebagai 'langkah darurat sementara'—akan menjadi 'alternatif yang feasible dan realistis' untuk sementara waktu alih-alih denuklirisasi."
Ia menambahkan, "Jika Presiden Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi senjata nuklir Korea Utara untuk sementara waktu alih-alih menghapus seluruh senjata nuklirnya, maka saya dapat menerimanya."
Presiden Lee menegaskan, "Selama kita tidak meninggalkan tujuan jangka panjang denuklirisasi, mencegah Korea Utara mengembangkan senjata nuklir dan rudal tetap memberikan keuntungan yang jelas. Kita harus memilih apakah akan terus melakukan upaya sia-sia menuju tujuan akhir denuklirisasi, atau menetapkan sasaran yang lebih realistis dan mencapai sebagian darinya."
Presiden Lee menambahkan bahwa terdapat "tingkat tertentu dari kepercayaan timbal balik" antara Presiden Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim, serta kemungkinan keduanya akan bertemu kembali. Ia menilai bahwa hal ini tidak hanya akan bermanfaat bagi Korea, tetapi juga dapat berkontribusi pada perdamaian dan keamanan dunia.
Terkait dengan semakin eratnya hubungan Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia, Presiden Lee mengungkapkan kekhawatirannya dengan mengatakan, "Melihat Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara menjadi sangat dekat jelas bukanlah sesuatu yang kita inginkan." Ia menekankan bahwa Korea dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Jepang untuk merespons hal tersebut.
Ia menjelaskan, "Dunia kini terbelah menjadi dua blok, dan Korea berada tepat di garis batas itu. Korea berada di 'posisi yang sangat tidak stabil' di sebelah Tiongkok dan Rusia." Ia menekankan, "Kedua blok ini tidak dapat menutup pintu sepenuhnya, dan karena itu kita harus menempatkan diri di suatu tempat di tengah-tengah."
Mengenai perang di Ukraina, Presiden Lee menegaskan, "Sudah jelas bahwa invasi Rusia ke Ukraina harus dikutuk, dan perang harus segera berakhir." Namun, ia menambahkan, "Hubungan antarnegara tidaklah sederhana. Kita harus mencari cara untuk bekerja sama di mana pun memungkinkan dan berusaha hidup berdampingan secara damai."