Kebijakan

2023.07.26

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berdialog dengan Perdana Menteri Luksemburg, Xavier Bettel, pada tanggal 25 Juli di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berdialog dengan Perdana Menteri Luksemburg, Xavier Bettel, pada tanggal 25 Juli di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.


Penulis: Park Hye Ri
Foto: Kantor Kepresidenan Republik Korea

Presiden Yoon Suk Yeol berdialog dengan Perdana Menteri Luksemburg, Xavier Bettel, pada tanggal 25 Juli. Mereka bertukar pendapat mengenai perkembangan hubungan Korea-Luksemburg, penguatan kerja sama nyata, dan kondisi dunia.

Presiden Yoon berkata, "Kami menyambut Perdana Menteri Luksemburg yang mengunjungi Korea pada tahun yang bermakna ini. Kami memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea (1950-1953) tahun ini."

Luksemburg mengirimkan pasukan tempur pada Perang Korea untuk mendukung Korea menjaga kebebasan dan kedaulatannya. Luksemburg hanya pernah mengirim pasukan tempur sekali saja sepanjang sejarah mereka.

Dalam dialog tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk memperluas perdagangan dan investasi, serta memperkaya kerja sama dalam berbagai bidang teknologi kuantum dan luar angkasa.

PM Bettel berkata, "Kami sedang bersiap untuk membangun Kedutaan Besar Luksemburg di Korea."

Presiden Yoon menjawab, "Kami menantikan pembangunan kedutaan besar agar komunikasi antara Korea dan Luksemburg bisa menjadi lebih erat."

Selanjutnya Presiden Yoon menekankan pentingnya masyarakat internasional untuk bersatu dalam merespon ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara yang semakin meningkat. PM Bettel juga menyetujui hal tersebut dan sepakat untuk bekerja sama.

PM Bettel lalu menyebut mengenai kunjungan Presiden Yoon ke Ukraina. "Ayo kita terus bersatu dan membantu Ukraina," ungkapnya.

Sebelum berdialog dengan PM Bettel, Presiden Yoon sempat bertemu dengan Leon Moyen yang juga sedang mengunjungi Korea. Moyen adalah veteran Perang Korea yang berasal dari Luksemburg.

Presiden Yoon berkata, "Kami tidak akan melupakan keberanian Moyen yang telah mendedikasikan dirinya untuk menjaga kebebasan sebuah negara yang jauh dari negara asalnya."

Moyen berkata. "Saya terlambat mengunjungi Korea kembali padahal saya ingin sekali untuk datang kembali. Apabila Pandemi COVID-19 tidak pernah ada, maka sebetulnya saya bisa datang ke sini bersama dengan beberapa rekan veteran lainnya yang sudah wafat beberapa waktu lalu."


Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berjabat tangan dengan Gubernur Jenderal Selandia Baru, Cindy Kiro, pada tanggal 25 Juli di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berjabat tangan dengan Gubernur Jenderal Selandia Baru, Cindy Kiro, pada tanggal 25 Juli di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.


Pada hari yang sama, Presiden Yoon bertemu dan berdialog dengan Gubernur Jenderal Selandia Baru, Cindy Kiro. Mereka berdua berdiskusi mengenai arah untuk mempererat persahabatan antara Korea dan Selandia Baru.


Presiden Yoon mengucapkan terima kasih atas pengorbanan dan dedikasi para veteran Perang Korea asal Selandia Baru. Presiden Yoon juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jenderal Kiro yang mengunjungi Korea pada tahun yang sama dengan 70 tahun peringatan gencatan senjata.

Dalam dialog tersebut, Presiden Yoon dan Gubernur Jenderal Kiro menilai, "Kami akan mengembangkan hubungan kerja sama dalam berbagai bidang antara Korea dan Selandia Baru yang telah menjadi negara sahabat karena berbagi nilai-nilai universal yang sama."

Selain itu, keduanya juga sepakat akan memberikan bantuan aktif untuk mendorong revitalisasi pertukaran generasi muda melalui pertukaran dalam bidang pariwisata, budaya, dan SDM (sumber daya manusia).


hrhr@korea.kr

konten yang terkait