Sosial

2022.10.27

Sebuah diskusi round table diadakan dengan tajuk Strategi Masa depan dan Arah Kerja Sama Internasional untuk Kota Budaya. Sesi ini merupakan salah satu bagian dari 2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)

Sebuah diskusi round table diadakan dengan tajuk "Strategi Masa depan dan Arah Kerja Sama Internasional untuk Kota Budaya." Sesi ini merupakan salah satu bagian dari 2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)


Oleh Kim Hayeon
Kota Seogwipo, Jeju

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata bertemu dengan para pejabat OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) dalam bidang kebijakan untuk mencari arah kerja sama bisnis kota budaya. Mereka bertemu di Jeju pada tanggal 27 Oktober lalu.

2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference diselenggarakan pada tanggal 26-29 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo. Salah satu sesi dalam konferensi tersebut adalah pertemuan antara pemerintah Korsel dan OECD di The Seaes Hotel & Resort untuk mendiskusikan arah detail penelitian mengenai kota budaya.

Sesi ini juga dihadiri oleh Pier Luigi Sacco, dosen di D'Annunzio University of Chieti–Pescara, Italia. Ia juga merupakan mantan penasihat untuk bidang Pendidikan dan Budaya di Uni Eropa (EU). Pier menekankan pentingnya kerja sama antara kota budaya dengan pihak swasta.

Pier menjelaskan, "Kota-kota budaya di Eropa juga pada awalnya mendapatkan banyak investasi dari anggaran pemerintah. Namun, kota-kota tersebut mulai mendapatkan investasi dari sektor swasta dalam 20 tahun terakhir."

Ia melanjutkan, "BUMN biasanya menginvestasikan uangnya untuk bisa melakukan promosi lewat media, sedangkan sektor swasta biasanya memberikan dananya untuk melakukan proyek khusus."

Pier juga menegaskan, "Kota-kota budaya di Korea bisa menciptakan win-win solution melalui kerja sama dengan industri hallyu. Mereka menggunakan kerja sama tersebut untuk memproduksi drama atau video musik."

Pier kemudian menjawab pertanyaan terkait hal terpenting untuk mendorong perkembangan kota budaya. "Saya tahu kalau ada banyak seniman dan pakar yang beraktivitas di Korsel. Pemerintah harus bisa membuat lingkungan di mana mereka bisa berkarya bersama dalam satu komunitas di tengah kota budaya," ungkapnya.

Ia lalu menutup, "Kota-kota budaya di Korsel sudah bersiap untuk ini."

Karen Maguire, Kepala Divisi Perekrutan Tenaga Kerja, Kemampuan, dan Inovasi Sosial di OECD, juga hadir dalam sesi ini. Ia mengatakan, "OECD memberikan bantuan untuk penerbitan white paper yang berisi mengenai evaluasi dan penelitian menyeluruh saat ini. Selain itu, kami juga membuat laporan yang berisi panduan praktis terkait, serta membantu penerjemahan dokumen-dokumen ini ke setiap negara."

Ia lalu melanjutkan, "Melalui kerja sama dengan pemerintah Korsel, saya berharap penelitian seperti ini terus belanjut agar bisa dipelajari oleh kota-kota di Asia Tenggara yang belum mengembangkan dirinya sebagai kota budaya. Saya berharap pengaruh dari Korsel dapat membawa kota-kota tersebut ke pentas dunia."

Karen mengungkapkan, "Pemerintah pusat Korsel bisa membuat program untuk mendorong kemampuan kota-kota budaya di Korea dengan memilih kota-kota yang paling membutuhkan bantuan tersebut. Selain itu, pejabat terkait tidak bisa hanya mendengarkan ceramah secara pasif, akan tetapi aktif berinteraksi dengan berbagai pakar dari seluruh dunia untuk mendorong potensi kota-kota mereka."

Yi Chongyul, Direktur Jenderal Biro Kebijakan Budaya Regional, berkata, "Kami akan menggunakan kebudayaan Korea secara aktif. Kami akan terus berkomunikasi dan membuat hubungan win-win satu sama lain."

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata bertemu dengan para pejabat OECD dalam bidang kebijakan untuk mencari arah kerja sama bisnis kota budaya. Mereka bertemu di Jeju pada tanggal 27 Oktober lalu. (Kim Hayeon)

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata bertemu dengan para pejabat OECD dalam bidang kebijakan untuk mencari arah kerja sama bisnis kota budaya. Mereka bertemu di Jeju pada tanggal 27 Oktober lalu. (Kim Hayeon)


hayeounk8@korea.kr

konten yang terkait