Sosial

2022.10.26

Karen Maguire, Kepala Divisi Perekrutan Tenaga Kerja, Kemampuan, dan Inovasi Sosial di OECD, memberikan presentasi berjudul Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengembangan Ekonomi Lokal dengan Menggunakan Kebudayaan. Ia menyampaikan presentasinya dalam acara yang bernama 2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)

Karen Maguire, Kepala Divisi Perekrutan Tenaga Kerja, Kemampuan, dan Inovasi Sosial di OECD, memberikan presentasi berjudul "Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengembangan Ekonomi Lokal dengan Menggunakan Kebudayaan." Ia menyampaikan presentasinya dalam acara yang bernama 2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)


Oleh Kim Hayeon
Kota Seogwipo, Jeju

18 pemerintah kota di Korea Selatan berkumpul di Jeju untuk membicarakan visi dan arah kota mereka sebagai kota budaya. Selain itu, mereka juga saling membagikan hasil dari pengembangan wilayah mereka dengan menggunakan sumber daya budaya daerah.

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Pemerintah Kota Seogwipo, National City of Culture Council, serta Regional Culture and Development Agency menyelenggarakan 2022 Korea, City of Culture Expo & Global Conference pada tanggal 26-29 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo.

18 pemerintah kota di Korsel serta sekitar 600 orang pejabat terkait dari dalam dan luar negeri hadir dalam pameran bertajuk "Setiap kota memiliki budaya yang unik."

Konferensi global di hari pertama dibuka dengan presentasi utama dari Pier Luigi Sacco, dosen di D'Annunzio University of Chieti–Pescara, Italia. Ia juga merupakan mantan penasihat untuk bidang Pendidikan dan Budaya di Uni Eropa (EU).

Konferensi tersebut akan dibagi menjadi tiga sesi yaitu, presentasi utama, presentasi contoh, dan diskusi. Selain itu, diadakan pula sesi pertukaran informasi antara kota budaya di Korsel dan Inggris.

Pada presentasinya, Pier berkata, "Berkat hallyu, saat ini Korsel sudah menjadi negara yang kuat secara budaya di dunia. Saat ini konten kreatif global sudah tidak berpusat lagi di Amerika Serikat maupun Eropa. Konten sudah semakin bervariasi."

Ia melanjutkan, "Tidak bisa kita pungkiri bahwa Seoul saat ini sudah menjadi kota budaya terbaik di dunia. Sekarang tantangan terbesar kita adalah memperkuat daya tarik dan reputasi kota-kota besar utama dengan mengembangkan kebudayaan dengan lebih dinamis dan dalam jangka waktu yang lama, seperti Gwangju dan Busan. Kita harus bisa mendorong lebih banyak lagi kota-kota lain di Korea Selatan untuk maju di pentas dunia. Selain itu, kita juga harus membantu kota-kota terluar dan kecil untuk bisa semakin berkembang dari segi budaya."

Sesi pertama bertajuk "Pengembangan daerah berdasarkan budaya." Sesi kedua bertajuk "Keterikatan Budaya dan Inovasi Komunitas Daerah." Karen Maguire, Kepala Divisi Perekrutan Tenaga Kerja, Kemampuan, dan Inovasi Sosial di OECD, memberikan presentasi pada sesi ini. Selain itu, berbagai pakar penting dari dalam dan luar negeri juga memberikan ceramahnya dalam sesi ini.

Karen berkata, "OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) mendukung penuh bisnis kebudayaan yang dilakukan seluruh negara. OECD melihat Korea Selatan sebagai contoh negara yang sudah sukses."

Ia melanjutkan, "Saya berharap perekonomian daerah bisa lebih menggeliat dan lapangan kerja bisa lebih bertambah melalui pengembangan kota budaya."

Pameran berlangsung selama empat hari mulai tanggal 27 Oktober. Berbagai hasil bisnis kota budaya dari 18 kota akan dipamerkan. Selain itu, akan ada pula ruang promosi untuk kebijakan kota budaya dan pameran mengenai Kota Jeju. Akan diselenggarakan pula program penjelasan mengenai calon kota budaya yang ditetapkan pada bulan September lalu, serta program pariwisata kota budaya dari Kota Seogwipo.

Chun Byong-keuk, Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata berkata, "Pameran ini diselenggarakan untuk berbagi informasi dari 18 kota budaya mengenai bagaimana mereka menggunakan budaya untuk berkembang dan bagaimana kota tersebut bisa maju atas partisipasi masyarakat setempatnya."

Ia melanjutkan, "Kami membuka pintu pertukaran untuk semua kota budaya yang berada di Korea Selatan, maupun di seluruh dunia. Semoga pemerintah yang baru ini bisa menemukan solusi strategis untuk kebijakan terkait kota budaya."

Yoon Sungchun, Kepala Departemen Kebijakan Seni Budaya di Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata (ketiga dari kanan), dan Yi Chongyul, Direktur Jenderal Biro Kebijakan Budaya Regional (kiri), terlihat sedang mendengarkan penjelasan dari petugas saat menghadiri 2022 Korea, City of Culture Expo and Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)

Yoon Sungchun, Kepala Departemen Kebijakan Seni Budaya di Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata (ketiga dari kanan), dan Yi Chongyul, Direktur Jenderal Biro Kebijakan Budaya Regional (kiri), terlihat sedang mendengarkan penjelasan dari petugas saat menghadiri 2022 Korea, City of Culture Expo and Global Conference yang diadakan pada tanggal 26 Oktober di Jeju International Convention Center, Kota Seogwipo, Jeju. (Kim Hayeon)


hayeounk8@korea.kr

konten yang terkait