Direktur Museum Nasional Sastra Korea Moon Jung Hee terlihat sedang memberikan kata sambutan pada peletakan batu pertama Museum Nasional Sastra Korea yang digelar pada tanggal 20 Mei 2024. (Museum Nasional Sastra Korea)
Penulis: Wu Jinhua
Peletakan batu pertama Museum Nasional Sastra Korea telah digelar pada tanggal 20 Mei 2024 di lahan tempat museum tersebut akan didirikan, yaitu Jingwan-dong, Eunpyeong-gu, Kota Seoul.
Berbagai pemimpin organisasi sastra di Korea, donatur, serta masyarakat setempat hadir dalam upacara tersebut. Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Yu In Chon pun ikut hadir untuk menyambut pembangunan museum tersebut.
Luas bangunan museum tersebut akan mencapai 14.993 m² yang akan dibangun di atas tanah seluas 13.248 m². Museum tersebut akan memiliki empat lantai yang terdiri dari dua lantai bawah tanah dan dua lantai di atas tanah. Museum itu ditargetkan akan dibuka pada paruh kedua tahun 2026. Jumlah anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan museum ini adalah 71,6 miliar won.
Dalam kata sambutan pada upacara peletakan batu tersebut, Menteri Yu mengungkapkan, "Kami akan mendorong mewujudkan kebijakan berdasarkan tingkatan dan tema yang dibutuhkan untuk mengembangkan promosi sastra Korea melalui peletakan batu pertama Museum Nasional Sastra Korea yang sudah diimpikan sejak lama oleh para pegiat sastra Korea."
Hal yang paling sulit adalah memulai suatu hal baru. Proses yang dilakukan hingga peletakan batu pertama memang terasa sangat lambat, tetapi usaha untuk membangun museum tersebut tidak berhenti sedikit pun. Museum Nasional Sastra Korea telah memulai langkahnya untuk menjadi lembaga utama di Korea yang mengelola sastra Korea.
Berikut ini adalah petikan wawancara dengan Direktur Museum Nasional Sastra Korea Moon Jung Hee yang dilakukan pada tanggal 28 Mei 2024.
- Akhirnya upacara peletakan batu Museum Nasional Sastra Korea diselenggarakan pada tanggal 20 Mei lalu.
Undang-undang Promosi Sastra ditetapkan pada tahun 2016 lalu, kemudian badan usaha Museum Nasional Sastra Korea dibentuk pada tahun 2019. Kami sangat senang bisa memulai berbagai proyek yang sebelumnya tidak bisa dilakukan karena tidak adanya museum sastra. Proses ini memang berlangsung cukup lama, tetapi kami bisa berharap bisa memenuhi harapan masyarakat Korea melalui pembukaan museum pada tahun 2026 mendatang.
- Apa proyek utama Museum Nasional Sastra Korea?
Proyek utama kami adalah memelihara dan mewariskan warisan masa lalu melalui pengumpulan dan pengelolaan berbagai data. Salah satu alasan museum ini didirikan adalah untuk memelihara berbagai data sastra Korea penting yang bisa rusak atau hilang akibat perang atau penjajahan di masa lalu.
Karya-karya sastra Korea sebagian besar dituliskan di atas kertas sehingga memiliki risiko kerusakan yang cukup besar. Inilah alasan penting untuk memelihara data-data tersebut dengan tepat. Sejauh ini kami telah mengumpulkan berbagai karya sastra Korea asli dari sastra klasik hingga modern. Kami juga telah menjaga dan merestorasi berbagai karya yang rusak. Karya-karya ini merupakan sejarah sekaligus masa depan warisan Korea sehingga bermakna sangat besar bagi Korea.
Kami juga akan mengunggah data-data tersebut ke dalam bentuk digital sehingga data tersebut dapat dibaca oleh siapa pun dan di mana pun. Kami juga berencana akan terus mempromosikan sastra Korea melalui berbagai program pertukaran berbasis pameran sastra Korea.
- Apa peran Museum Nasional Sastra Korea ke depannya?
Museum Nasional Sastra Korea akan melaksanakan semua proyek sesuai dengan yang tertera di dalam Undang-undang Promosi Sastra. Sebagai lembaga nasional, Museum Nasional Sastra Korea akan berperan dalam mempromosikan sastra Korea sekaligus mengadakan pertukaran dan kerja sama erat dengan museum-museum sastra yang ada di daerah.
Kami juga akan menyoroti bagaimana perkembangan sastra Korea melalui penelitian dan survei, tak hanya melalui pengumpulan dan pemeliharaan data sastra saja. Kami juga akan menyelenggarakan berbagai acara terkait sastra, misalnya pameran, konferensi, pembacaan karya sastra, dan pertemuan dengan sastrawan.
- Saat ini karya-karya terjemahan sastra Korea mendapatkan banyak pengakuan di panggung internasional.
Tentu saja kami menyambutnya. Sebenarnya kualitas sastra Korea tidak kalah dengan kualitas sastra dunia. Akan tetapi, Korea hanya membutuhkan waktu untuk mempromosikannya hingga mendapatkan pengakuan dunia. Saya pikir bahwa dunia saat ini sudah semakin menghargai keanekaragaman budaya sehingga hal tersebut dapat terwujud. Penerjemahan karya sastra Korea, pertukaran sastrawan, hingga bantuan dari pemerintah berperan besar dalam hal tersebut.
Akar sebuah pohon haruslah kuat agar rantingnya bisa bertumbuh panjang dan warna bunganya bisa semakin indah. Sastra Korea juga harus memiliki akar yang kuat agar para sastrawan Korea bisa lebih mendapatkan pengakuan internasional dan bertemu dengan pembaca dari berbagai latar belakang yang berbeda. Diperlukan berbagai usaha agar bisa membuat sastra Korea mendapatkan kehormatan di panggung dunia.
- Apakah ada yang ingin Anda sampaikan kepada para pembaca Korea.net?
Sastra Korea adalah catatan sekaligus hal yang melahirkan imajinasi dalam hidup kita. Oleh karena itu, sastra disebut sebagai data awal dari segala seni budaya. Sastra Korea telah melalui banyak hal sulit. Walaupun begitu, sastra Korea bisa tumbuh sedikit demi sedikit hingga mampu diungkapkan kembali dalam berbagai bentuk seni lainnya, seperti film, drama, webtun, tarian, dan teater. Sastra Korea juga akan terus tumbuh ke depannya dan di sanalah Museum Nasional Sastra Korea akan memiliki peran besar. Mohon terus dukung kami hingga Museum Nasional Sastra Korea dapat dibuka untuk publik.
Ilustrasi di atas menunjukkan ilustrasi Kampung Sastra yang menjadi pemenang kompetisi ilustrasi Museum Nasional Sastra Korea. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)
jane0614@korea.kr