Park Rok-dam
Direktur Korea Studio Sool
Ada lima rasa yang bisa dirasakan saat meminum minuman beralkohol tradisional Korea. Manis, pahit, asam, getir, dan pedas. Karakteristik lainnya dari minuman beralkohol tradisional Korea adalah warnanya yang keemasan saat proses pembuatan dan wanginya yang memikat. Wangi bunga atau buah bisa dihirup dari minuman tersebut. Hal ini terkait dengan perkembangan minuman beralkohol tradisional Korea yang sangat erat dengan tradisi masyarakat Korea.
Masyarakat Korea sejak dahulu sudah membuat minuman beralkoholnya sendiri di rumah. Oleh karena itu, ada kosakata gayangju (家釀酒) dalam bahasa Korea yang berarti 'minuman beralkohol yang dibuat di rumah.' Minuman beralkohol juga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan pertanian maupun upacara adat di Korea. Kosakata jeju (祭酒) dalam bahasa Korea berarti 'minuman beralkohol yang digunakan saat ritual adat.' Hal ini karena minuman beralkohol yang dibuat untuk ritual adat seperti upacara penghormatan leluhur maupun upacara memanggil hujan, menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan musim saat minuman itu dibuat.
Banju (飯酒) adalah minuman beralkohol yang diminum saat makan untuk menghormati orang tua dan tetua dalam keluarga. Selain itu, terdapat pula jeopdaeju (接對酒) yang merupakan minuman beralkohol untuk menjamu tamu dan tetangga yang datang berkunjung. Hal ini membuktikan bahwa ada minuman beralkohol yang diminum sebagai kebiasaan untuk menjamu tetangga sekitar dengan baik.
Terdapat peribahasa myeonggamyeongju (名家名酒) dalam bahasa Korea yang berarti 'di dalam rumah keluarga terpandang, pasti ada minuman beralkohol berkualitas baik.' Hal ini bermakna bahwa di setiap rumah pasti memiliki berbagai tradisi membuat minuman beralkohol dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing.
Makgeolli adalah bagian dari takju, minuman beralkohol kental. Makgeolli biasanya dinikmati oleh masyarakat pada umumnya saat bertani atau menjamu tamu. Masyarakat menyukai makgeolli karena rasanya yang menggugah selera dan nutrisinya yang tinggi.
Cheongju yang merupakan minuman beralkohol berwarna jernih juga disebut sebagai yakju, atau minuman beralkohol yang diminum sebagai obat. Cheongju memiliki wangi yang khas dan tujuh rasa yang berbeda. Cheongju biasanya dipakai untuk empat upacara adat terpenting dalam masyarakat Korea, yaitu upacara peresmian menjadi orang dewasa, upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara penghormatan bagi leluhur yang sudah meninggal. Inilah sebabnya minuman beralkohol memiliki akar yang sangat dalam di Korea.
Gahyangju adalah jenis minuman beralkohol dengan wangi yang khas dari bunga atau tumbuhan. Alkohol jenis ini menggunakan wewangian natural yang mudah ditemukan di Korea, seperti kulit buah atau kelopak bunga Rhododendron mucronulatum, serunai, jerangau, dan sebagainya. Gahyangju mengandung budaya khas Korea yang menggunakan bahan-bahan di sekitarnya sesuai dengan musim.
Yakyongyakju (藥用藥酒) adalah jenis minuman beralkohol yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan obat tradisional Korea sehingga mengeluarkan aroma khas obat. Dari sini kita bisa mengetahui pola pikir masyarakat Korea yang menggunakan minuman beralkohol tidak hanya sekedar minuman yang memiliki kadar alkohol saja.
Minuman beralkohol yang dibuat dengan cara distilasi biasanya disebut soju. Akan tetapi, jenisnya dibedakan lagi berdasarkan bahan utama, bahan tambahan, cara pembuatan, penggunaan bahan tambahan, serta berapa banyak langkah pembuatan soju tersebut.
Beberapa jenis soju yang dibedakan berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut. Minuman beralkohol manis disebut gamju (甘酒). Minuman ini dibuat untuk lansia atau orang sakit. Selain itu, minuman beralkohol yang difermentasi maksimal dalam sepuluh hari masuk ke dalam jenis ini. Danyangju (單釀酒) adalah minuman beralkohol yang pembuatannya sangat sederhana, hanya selesai dalam satu langkah.
Minuman beralkohol yang difermentasi beberapa kali disebut jungyangju (重釀酒). Soju yang menggunakan beberapa bahan tambahan disebut sebagai honseongju (混成酒). Selain itu, ada pula minuman beralkohol dengan cara pembuatan kombinasi yang disebut sebagai honyangju (混釀酒) yang mirip dengan wine berkadar alkohol tinggi.
Minuman beralkohol tradisional Korea biasanya dibuat dengan dua tahap sehingga biasa disebut sebagai iyangju (二釀酒). Kedua tahapan itu disebut sebagai mitsool dan deotsool. Biasanya minuman beralkohol tradisional Korea dibuat dengan bahan dasar beras yang dicuci dengan hati-hati.
Beras yang sudah dicuci bersih lalu ditumbuk hingga halus kemudian direbus dengan air hingga menjadi bubur. Bubur tersebut lalu diproses kembali hingga menjadi kue atau adonan beras dengan berbagai bentuk seperti baekseolgi, gumeong tteok, injeolmi, gaetteok, mulseongpyeon, beombeok, dan godubap. Adonan tersebut lalu diberikan ragi tapai dan air sehingga diproses kembali melalui proses fermentasi yang disebut mitsool (酒母). Pada tahap akhir, beras yang berbentuk godubap ditambahkan lagi ke dalam adonan. Godubap adalah nasi yang ditanak dengan sedikit air agar tidak terlalu lengket.
Di Korea, beras bisa diolah menjadi berbagai bentuk, mulai dari kue beras, tteok, geodubap, hingga minuman beralkohol. Wangi, rasa, dan kadar alkoholnya pun bisa berbeda-beda. Proses pembuatan minuman beralkohol pun sangat bervariasi tergantung pada selera pembuatnya.
Rasa dan wangi minuman beralkohol tradisional Korea berbeda dengan minuman beralkohol barat. Wangi minuman beralkohol Korea berbeda tergantung bahan dasar, waktu pembuatan, jenis ragi tapai, dan kualitas ragi tapai. Bahkan rasanya pun bisa berubah tergantung pada selera, lingkungan, dan proses fermentasi yang dilakukan oleh pembuatnya. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh rasa dan wangi dari alam yang bisa dirasakan oleh masyarakat Korea pada minuman beralkohol. Oleh karena itu, beras sebagai bahan utama, ragi tapai, dan air di dalam minuman tersebut harus memiliki harmoni.
Minuman beralkohol tradisional Korea memiliki proses pembuatan yang sulit dan kompleks sehingga memiliki wangi yang khas. Hal ini karena beras, barli, dan gandum yang digunakan sebagai bahan minuman dan ragi tapai yang digunakan untuk fermentasi tidak memiliki wangi sehingga wangi dari buah-buahan dan bunga harus ditambahkan dalam proses fermentasi. Hal ini menyebabkan wangi minuman tersebut tidak terasa seperti berasal dari satu bahan saja, melainkan harmonisasi dari beberapa bahannya.
Minuman beralkohol tradisional Korea menggunakan beras yang sesuai dengan kondisi tubuh masyarakat Korea. Oleh karena itu, minuman khas ini berbeda dengan minuman beralkohol yang menggunakan bahan lain. Minuman beralkohol tradisional Korea tidak membuat mabuk dan tidak membuat badan menjadi sakit.
Ada pula minuman beralkohol tradisional yang dibuat dengan menggunakan bunga atau bahan obat-obatan tradisional sesuai musimnya. Oleh karena itu, minuman khas Korea ini memiliki kelebihan untuk menjaga kesehatan badan di tengah perubahan cuaca, selain memberikan rasa yang enak untuk dinikmati oleh lidah.
Park Rok-dam adalah pakar dalam minuman beralkohol tradisional Korea yang sudah merestorasi lebih dari 850 jenis minuman tradisional Korea sejak tahun 1987, termasuk seoktanju. Ia sudah menjadi direktur Korea Studio Sool sejak tahun 2006.
Ilustrasi: Talewhale