Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia
Berbicara tentang gelombang budaya Korea atau yang dikenal sebagai halyu, dunia tidak lagi hanya membahas musik pop dan drama televisi. Kini halyu telah menjangkau ranah yang lebih luas, termasuk dunia olahraga. Fenomena ini dikenal sebagai K-Sports, sebuah istilah yang merangkum cara olahraga Korea menjadi bagian dari ekspansi budaya yang mendunia.
Pada hari Selasa (9/9/2025), Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menyelenggarakan sebuah gelar wicara bertema olahraga Korea. Acara ini menghadirkan Mufidi Mahmud sebagai pembicara utama, seorang lulusan jurusan Manajemen Olahraga dari Universitas Nasional Seoul. Dalam suasana yang santai dan interaktif, Mufidi membagikan pengamatan serta pengalamannya selama tinggal di Korea, khususnya mengenai budaya penggemar olahraga di sana.
Mufidi Mahmud menjadi pembicara dalam Gelar Wicara K-Sports: Mengenal Budaya Penggemar Olahraga di Korea yang diselenggarakan KCCI pada hari Selasa, 9 September 2025. (Maulia Resta Mardaningtias)
Salah satu sorotan utama dalam diskusi adalah olahraga bisbol yang memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Korea. Euforia penonton saat menyaksikan pertandingan bisbol bukan sekadar semangat biasa. Dukungan mereka sangat terstruktur dan penuh warna, mulai dari kehadiran pemandu sorak, musik, hingga elemen hiburan lainnya yang menjadikan suasana stadion begitu hidup.
Bahkan, pembicara mengungkapkan bahwa banyak pengamat dari luar negeri yang mengakui bahwa cara penonton Korea menikmati pertandingan jauh lebih ekspresif dan menyenangkan.
Pembicara menyampaikan enam faktor keberhasilan budaya olahraga di Korea adalah loyalitas penggemar, kualitas pertandingan, hiburan, manajemen acara, inklusivitas, dan sistem liga. (Maulia Resta Mardaningtias)
Dalam gelar wicara ini, pembicara juga memaparkan enam faktor utama yang menjadi kunci keberhasilan budaya olahraga di Korea dan salah satu yang paling menonjol adalah loyalitas penggemar.
Dukungan mereka tidak hanya terlihat di stadion, tetapi juga tercermin dalam gaya hidup dan pilihan konsumsi. Banyak penggemar yang membeli produk sponsor yang digunakan oleh tim favorit mereka. Hal tersebut menjadikan olahraga sebagai medium pemasaran yang sangat efektif.
Fenomena penggemar ini juga terjadi dalam olahraga lain seperti voli. Mufidi menyinggung kiprah Megawati Hangestri, atlet voli Indonesia yang pernah bermain untuk klub Red Sparks di Korea dan menjadi duta merek untuk sebuah kedai kopi lokal.
Kompetisi voli di Korea yang sangat intens dan kualitas permainan yang tinggi mendorong keterlibatan penonton secara aktif sehingga mampu meningkatkan daya jual para atlit untuk menjadi duta merek sebuah produk.
Pertandingan bisbol Korea yang berlangsung kurang lebih 3 jam memiliki daya tarik hiburan yang membuat penonton tidak jenuh (Maulia Resta Mardaningtias)
Keberhasilan budaya olahraga Korea bukan sesuatu yang dicapai secara instan, tetapi sudah digiatkan sejak tahun 1990-an. Saat itu para pemangku kepentingan di Korea melibatkan para peneliti dan ilmuwan untuk mengkaji dan merancang strategi nasional agar bisa menghidupkan olahraga lokal.
Olahraga bisbol menjadi salah satu proyek awal dalam menciptakan lingkungan pertandingan dan pengalaman menonton yang lebih bermakna dan menyenangkan.
Suasana pertandingan bisbol dirancang agar penonton dapat larut dalam permainan tanpa merasa jenuh. Musik, pemandu sorak, dan elemen hiburan lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman menonton.
Olahraga di Korea berhasil menciptakan inklusivitas penggemar yang menjangkau berbagai kalangan. (Maulia Resta Mardaningtias)
Di Korea, menonton pertandingan olahraga menjadi aktivitas pilihan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman serta menjangkau berbagai kalangan usia dan gender. Hal ini berbeda dari kondisi umum di Indonesia yang cenderung didominasi oleh penonton laki-laki, di Korea proporsi penonton perempuan dan laki-laki relatif seimbang.
Selain itu, kehadiran artis K-pop dalam pertandingan olahraga, seperti melakukan lemparan pembuka dalam pertandingan bisbol, menunjukkan cara Korea menggabungkan dunia hiburan dan olahraga secara harmonis. Efek pengaruh dari tokoh publik ini mampu menarik minat orang-orang yang sebelumnya tidak tertarik pada olahraga.
Dari sisi liga, Korea menunjukkan bagaimana atlet dapat menjadi komoditas yang mendukung industri olahraga. Jadwal pertandingan dirancang dengan cermat sehingga memungkinkan satu tim bermain lebih dari satu kali dalam seminggu.
Hal tersebut menjaga ritme kompetisi sekaligus memastikan keterlibatan penonton secara berkelanjutan. Industri olahraga di Korea telah berkembang pesat sehingga menjadikan pertandingan sebagai bagian dari gaya hidup yang menyenangkan dan bernilai.
Gelar Wicara K-Sports: Mengenal Budaya Penggemar Olahraga di Korea ditutup dengan sesi foto bersama para peserta dan pembicara. (KCCI)
Sebagai rangkaian penutup acara, para peserta mengikuti sesi kuis interaktif secara daring yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk lebih memahami dan mengapresiasi budaya olahraga Korea, serta melakukan sesi foto bersama.
Secara umum, gelar wicara yang diselenggarakan oleh KCCI ini menjadi ruang diskusi yang mempertemukan pengalaman, pengetahuan, dan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap olahraga Korea. Berbagai faktor keberhasilan budaya olahraga Korea yang telah dipaparkan membuktikan bahwa olahraga Korea telah menjadi bagian penting dari gelombang halyu yang terus berkembang.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.