Penulis: Wartawan Kehormatan Pujianti Bejahida dari Indonesia
Foto: Pujianti Bejahida

MyK Festa 2025 yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 Juni 2025 di Seoul menyajikan banyak hal yang menarik. Lebih dari sekadar festival K-pop, MyK Festa juga menghadirkan beragam acara lainnya, seperti gelar wicara, konferensi, konsultasi bisnis, stan pameran, dan sebagainya.

Hal yang paling menarik bagi para pengunjung MyK Festa adalah tiket yang disediakan dengan gratis. Melalui registrasi langsung di stan informasi yang berada terletak di samping Handball Stadium, penulis mendapat stiker akses masuk, tas eksklusif MyK Festa, dan beberapa brosur informasi acara.

Pada hari terakhir penulis hadir untuk mengikuti salah satu acara MyK Festa, yakni Talk Content yang diselenggarakan di Handball Stadium, Olympic Park, Seoul.

Tas eksklusif dengan brosur-brosur yang menarik dan diberikan secara gratis kepada pengunjung yang mengikuti Talk Content MyK Festa.

Bintang utama sesi Talk Content di hari terakhir adalah Lee Nakjun, yaitu seorang dokter, YouTuber, dan penulis webtun yang cukup populer. Ia adalah bagian dari trio Doctor Friends yang dikenal karena edukasi kesehatan dengan menggunakan media digital.

Melalui materinya, Lee menjelaskan konsep siklus ekspansi konten Korea. Sebuah cerita bisa berpindah format secara organik, misalnya webnovel menjadi webtun yang kemudian diadaptasi menjadi drama. Cerita tersebut bahkan mungkin saja berkembang sebagai adaptasi baru dalam bentuk novel.

Contoh konkret dari penjelasan tersebut adalah karya pribadinya yang berjudul Trauma Center: Golden Hour. Karya tersebut awalnya diterbitkan sebagai webnovel lalu diadaptasi sebagai webtun. Kesuksesan webtun tersebut membawanya diangkat menjadi drama populer berjudul The Trauma Code: Heroes on Call.

Dokter Lee Nakjun membawakan materi Talk Content tentang "Siklus Ekspansi Konten Korea" di Handball Stadium, Olympic Park Seoul.

Sesi tersebut berhasil membuka wawasan penulis sebagai seorang Wartawan Kehormatan Korea.net. Penulis sebelumnya hanya mengetahui halyu lewat K-pop dan K-drama, tetapi ternyata ekosistem konten Korea lebih luas dan dinamis.

Korea memberikan ruang kreatif yang inkulisf untuk saling berkolaborasi menciptakan cerita lintas media yang terus berkembang. Semua dapat berpartisipasi, mulai dari artis, penulis, ilustrator, produser, hingga pengembang.

Model ekspansi tersebut membuktikan bahwa kekuatan halyu tidak hanya terletak pada satu jenis industri saja, melainkan pad akemampuannya beradaptasi dengan beragam platform untuk memperluas daya tariknya ke audiens global.

Penulis saat berdialog dan berfoto bersama Dokter Lee Nakjun di akhir sesi Talk Content.

margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.