Wartawan Kehormatan

2025.06.13

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro

Sejak tahun 1970-an, Museum Universitas Nasional Pusan (PNU) dikenal telah terlibat aktif dalam penggalian dan penelitian berbagai makam kuno dari Periode Tiga Kerajaan (57 SM S/D 668 M) yang tersebar di wilayah Yeongnam. Yeongnam adalah nama lain untuk bekas Provinsi Gyeongsang yang meliputi Provinsi Gyeongsangnam dan Gyeongsangbuk pada saat ini.

Beberapa situs makam utama mencakup Makam Kuno Bokcheon-dong, Oryundae, dan Hwamyeong-dong di Busan, serta Makam Kuno Yean-ri, Gyeseong, dan Baekcheon-ri di Gyeongsangnam.

Foto di atas menunjukkan artefak yang disebut magu, yaitu perlengkapan yang dikenakan pada kuda pada zaman perang di abad ke-4.

Foto di atas menunjukkan artefak yang disebut 'magu', yaitu perlengkapan yang dikenakan pada kuda pada zaman perang di abad ke-4.


Makam-makam dari Periode Tiga Kerajaan ini menunjukkan perubahan bentuk seiring berjalannya waktu. Artefak yang ditemukan juga beragam, mulai dari perkakas rumah tangga, perkakas ritual, senjata, hingga peralatan pertanian.

Makam Kuno Bokcheon-dong dan Yean-ri, yang digali oleh tim arkeolog Museum PNU merupakan situs representatif dari Periode Tiga Kerajaan. Pameran di museum ini berfokus pada artefak-artefak yang ditemukan dari kedua makam kuno tersebut.

Foto di atas menunjukkan ornamen pelindung dan kendali pada kuda yang terbuat dari besi.

Foto di atas menunjukkan ornamen pelindung dan kendali pada kuda yang terbuat dari besi.


Memasuki ruang pameran, terdapat artefak berupa kendali yang disebut dengan ‘jaegal' dan digunakan untuk mengarahkan kuda. Terdapat pula baju zirah yang disebut 'gapju'. Baju ini yang dirancang untuk melindungi dari serangan musuh.

Baju zirah 'panggap' yang dibuat dengan menyambungkan pelat-pelat besi besar yang memberikan gambaran evolusi perlengkapan perang pada abad ke-4. Terdapat pula baju zirah 'chalgap' dari abad ke-5 yang memiliki bentuk lebih fleksibel karena terbuat dari potongan-potongan pelat besi kecil.

Foto di atas menunjukkan baju zirah yang digunakan pada abad ke-5.

Foto di atas menunjukkan baju zirah yang digunakan pada abad ke-5.


Berbagai jenis kekang dan baju zirah kuda yang ditemukan di Makam Kuno Bokcheon-dong menunjukkan pengaruh teknologi perang Dinasti Goguryeo (37 SM s/d 668 M) pada masa tersebut. Banyaknya perlengkapan dan baju zirah kuda yang ditemukan di kelompok menunjukan kekuatan bahwa kelompok ini memiliki sumber daya besi yang melimpah dan memiliki senjata yang kuat.

Foto-foto di atas menunjukkan artefak-artefak senjata yang ditemukan dari makam periode Tiga Kerajaan.

Foto-foto di atas menunjukkan artefak-artefak senjata yang ditemukan dari makam periode Tiga Kerajaan.


Mengitari area tersebut, penulis juga menemukan artefak senjata yang ditemukan dari makam periode Tiga Kerajaan. Salah satunya adalah 'hwandu daedo' yang merupakan pedang besar dengan gagang berbentuk cincin yang sering ditemukan dalam keadaan terselip di pinggang pemilik makam. Terdapat pula 'cheolmo' yang merupakan tombak besi untuk serangan jarak jauh.

Tembikar-tembikar yang ditemukan dari Makam Bokcheon-dong Busan (kiri) dan Gimhae (kanan).

Tembikar-tembikar yang ditemukan dari Makam Bokcheon-dong Busan (kiri) dan Gimhae (kanan).


Selain benda-benda senjata perang, ditemukan pula tembikar dan aksesori dari masa tersebut. Makam No. 21 dan No. 22 di Kompleks Makam Kuno Bokcheon-dong adalah makam berlapis batu pertama dengan penutup batu besar.

Barang-barang peninggalan seperti tembikar, senjata, perlengkapan kuda, baju zirah, dan artefak upacara dikuburkan untuk menunjukkan kekuatan si pemilik makam. Lebih dari 100 potongan tembikar dengan berbagai jenis ditemukan di dalamnya.

Makam tersebut juga merupakan yang pertama menggunakan sistem makam berlapis batu, menggantikan makam peti kayu. Terdapat pula relik-relik yang dikuburkan mempertahankan tradisi periode sebelumnya sekaligus mencerminkan identitas unik kelompok Bokcheon-dong.

Foto di atas menunjukkan beragam aksesori peninggalan Kerajaan Gaya dan Silla.

Foto di atas menunjukkan beragam aksesori peninggalan Kerajaan Gaya dan Silla.


Terdapat pula ornamen dan tembikar unik merupakan peninggalan yang mencerminkan dunia seni masyarakat kuno. Berbagai ornamen seperti mahkota emas, kalung, anting, dan gelang juga ditemukan. Ornamen tersebut dibuat dari beragam bahan seperti emas, giok, dan kristal.

Foto di atas artefak tembikar khas yang ditemukan di wilayah Gaya dan Silla.

Foto di atas artefak tembikar khas yang ditemukan di wilayah Gaya dan Silla.


Beragam tembikar unik juga ditemukan di sebagian besar di wilayah Gaya dan Silla. Beberapa di antaranya adalah tembikar berbentuk bebek, buah persik, dan lampu. Tembikar-tembikar ini diduga digunakan terutama untuk keperluan seremonial, sebagai wadah upacara, atau sebagai wadah minum karena bentuknya yang unik dan simbolis.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait