Wartawan Kehormatan

2025.06.19

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hanum Nur Aprilia dari Indonesia
Foto: Hanum Nur Aprilia

Sebagai penutup rangkaian Festival "Oullim" Korea Jakarta, Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia bersama Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menggelar sesi dialog spesial bertajuk Public Diplomacy Talks: Dialogue with Hallyu Communities pada Rabu (18/6/2025).

Bertempat di Main Atrium Korea 360, Lotte Shopping Avenue Jakarta, acara ini menjadi ruang pertemuan antara perwakilan komunitas halyu wilayah Jabodetabek dan perwakilan resmi pemerintah Korea.

CDA Park Soo-deok berfoto bersama perwakilan komunitas halyu usai sesi Public Diplomacy Talks: Dialogue with Hallyu Communities sebagai bagian dari Festival Oullim Korea Jakarta, pada Rabu (18/06/2025) di Korea 360, Jakarta.

CDA Park Soo-deok berfoto bersama perwakilan komunitas halyu usai sesi Public Diplomacy Talks: Dialogue with Hallyu Communities sebagai bagian dari Festival "Oullim" Korea Jakarta, pada Rabu (18/06/2025) di Korea 360, Jakarta.


Dalam sambutannya, CDA (Chargé d’Affaires) Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia, Park Soo-deok, menyampaikan apresiasinya terhadap komunitas halyu di Indonesia yang berperan besar dalam memperkenalkan budaya Korea secara luas.

Sementara itu, Direktur KCCI, Kim Yong-woon, menyebut komunitas halyu sebagai jembatan yang mempererat hubungan budaya antara Korea dan Indonesia.

Minat terhadap budaya Korea di Indonesia memang terus meningkat. Salah satu wadah komunitas halyu, KVIBES, mencatat jumlah anggotanya telah menembus angka sepuluh ribu orang. Untuk terus mendukung pertukaran budaya, sebelumnya KCCI telah melakukan pertemuan dengan komunitas halyu di berbagai daerah, seperti Palembang dan Balikpapan.

New Kidz, anggota komunitas Invasion DC, membuka sesi dialog publik dengan penampilan energik membawakan lagu Thunderous dan God's Menu dari Stray Kids.

New Kidz, anggota komunitas Invasion DC, membuka sesi dialog publik dengan penampilan energik membawakan lagu "Thunderous" dan "God's Menu" dari Stray Kids.


Acara ini dihadiri oleh berbagai komunitas dengan latar belakang beragam, mulai dari grup penggemar K-pop dan drama Korea, penggemar acara ragam Korea, komunitas cover dance, platform media daring bertema Korea, hingga komunitas budaya Korea dari lingkungan kampus.

Sebagai pembuka, grup New Kidz dari komunitas Invasion DC membawakan tarian dari lagu "Thunderous" dan "God's Menu" milik Stray Kids. New Kidz sebelumnya menjadi salah satu pemenang kategori Promotion Video dalam kontes Talk Talk Korea 2024.

CDA Park Soo-deok berdialog langsung dengan perwakilan Invasion DC dan Say Crew, membahas peran komunitas dalam membangun diplomasi publik Korea–Indonesia.

CDA Park Soo-deok berdialog langsung dengan perwakilan Invasion DC dan Say Crew, membahas peran komunitas dalam membangun diplomasi publik Korea–Indonesia.


Sesi pertama berupa gelar wicara bersama CDA Park Soo-deok yang juga dihadiri oleh perwakilan komunitas, yakni Chandra dari Invasion DC dan Zui dari Say Crew. Dalam sesi ini, Park membagikan pengalamannya selama bertugas lebih dari dua tahun di Indonesia.

Park juga menyampaikan tentang pentingnya peran masyarakat dalam diplomasi publik. Ia menjelaskan bahwa konsep diplomasi telah mengalami pergeseran dari yang sebelumnya bersifat eksklusif antar pemimpin negara dan diplomat, kini meluas menjadi ranah yang dapat dijalankan oleh masyarakat umum.

Masyarakat tidak hanya menjadi objek dari hubungan diplomatik, tetapi juga dapat berkontribusi aktif dalam menciptakan hubungan yang lebih baik antara dua negara melalui interaksi budaya dan pertukaran nilai.

Para anggota komunitas halyu aktif mengajukan pertanyaan kepada CDA Park Soo-deok dalam sesi gelar wicara bertema diplomasi publik.

Para anggota komunitas halyu aktif mengajukan pertanyaan kepada CDA Park Soo-deok dalam sesi gelar wicara bertema diplomasi publik.


Komunitas halyu dinilai memiliki potensi besar sebagai agen diplomasi publik. Dengan aktivitas mereka yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat, komunitas ini dapat memperkuat kedekatan emosional dan pemahaman lintas budaya antara Indonesia dan Korea.

Dialog berlangsung dua arah. Park juga melontarkan pertanyaan kepada komunitas tentang pengalaman mereka dalam komunitas budaya Korea. Para perwakilan komunitas sepakat bahwa kegiatan mereka bukan hanya soal hiburan, tetapi juga membawa misi pertukaran budaya yang memperkaya pemahaman lintas bangsa.

CDA Park Soo-deok menerima hadiah ilustrasi hasil ilustrasi dari anggota Bogor Illustrator Hub sebagai penutup sesi gelar wicara.

CDA Park Soo-deok menerima hadiah ilustrasi hasil ilustrasi dari anggota Bogor Illustrator Hub sebagai penutup sesi gelar wicara.


Sebagai penutup sesi, komunitas Bogor Illustrator Hub memberikan kejutan berupa hadiah ilustrasi kepada Park. Ilustrasi tersebut digambar langsung di lokasi oleh salah satu anggotanya, Deano, selama gelar wicara berlangsung.

Empat komunitas halyu memperkenalkan kegiatan mereka, mulai dari cover dance hingga aksi sosial, dalam sesi presentasi.

Empat komunitas halyu memperkenalkan kegiatan mereka, mulai dari cover dance hingga aksi sosial, dalam sesi presentasi.


Sesi kedua dilanjutkan dengan presentasi dari empat komunitas, Invasion DC, Say Crew, Stand by BTOB, dan CEWnesia.

Invasion DC, komunitas cover dance terbesar di Indonesia dengan lebih dari 150 orang anggota aktif, telah mewakili Indonesia di K-POP Cover Dance Festival 2024 dan menjadi pemenang dalam berbagai kontes resmi yang diselenggarakan langsung oleh agensi hiburan Korea. Tak hanya itu, komunitas ini juga terlibat dalam koreografi salah satu artis K-pop, Sorn dari grup CLC.

Say Crew, komunitas cover dance lainnya, turut berperan dalam penyebaran halyu melalui kolaborasi media. Mereka menjalin kerja sama dengan stasiun televisi nasional untuk memproduksi program khusus bertema K-pop. Upaya ini dilakukan untuk memperluas jangkauan budaya Korea ke masyarakat Indonesia secara umum.

Kontribusi komunitas tidak hanya terbatas pada aspek hiburan. Komunitas Stand by BTO, yang merupakan basis penggemar grup BTOB, aktif menyelenggarakan kegiatan sosial. Pada bulan Ramadan, mereka mengadakan program berbagi makanan gratis kepada masyarakat.

Sementara itu, CEWnesia, komunitas penggemar aktor dan idol Cha Eun-woo, juga melakukan aksi kemanusiaan melalui kegiatan bakti sosial di panti wreda.

Momen kebersamaan para komunitas halyu mencerminkan semangat kolaboratif sebagai jembatan budaya Indonesia–Korea.

Momen kebersamaan para komunitas halyu mencerminkan semangat kolaboratif sebagai jembatan budaya Indonesia–Korea.


Sebelum acara ditutup, pembawa acara mengajak seluruh peserta untuk memperluas jejaring dan kolaborasi antar komunitas halyu. Ia juga mengumumkan bahwa sesi temu komunitas selanjutnya akan diadakan di Medan sebagai bagian dari rangkaian Festival “Oullim” Korea Medan.

Melalui kegiatan ini, komunitas halyu tidak hanya tampil sebagai penikmat budaya Korea, tetapi juga sebagai pelaku penting dalam diplomasi publik yang menghubungkan masyarakat Indonesia dan Korea. Peran mereka sebagai jembatan budaya membuktikan bahwa kekuatan pertukaran kultural dapat terjalin lewat semangat kolaboratif para penggemar.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait