Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro
Gyeongju dikenal sebagai 'museum tanpa dinding' karena terdapat banyak situs arkeologi dan warisan budaya dari peninggalan periode kerajaan Silla (57 SM – 935 M). Gyeongju sendiri merupakan ibu kota Silla pada masa itu.
Di antara berbagai peninggalan sejarah di Gyeongju, terdapat beberapa tempat yang masuk ke dalam daftar situs warisan dunia UNESCO, yaitu Gua Seokguram, Kuil Bulguksa, Kawasan Bersejarah Gyeongju, dan Desa Rakyat Yangdong.
Pada hari Jumat (25/10/2024) penulis berkesempatan mengikuti kegiatan bernama munhwa tambang bersama Institusi Edukasi Bahasa Pusan National University (PNU). Munhwa tambang adalah kegiatan pembelajaran budaya dan sejarah Korea melalui eksplorasi, yaitu berkunjung ke tempat-tempat budaya dan sejarah untuk memahami lebih dalam budaya serta sejarah Korea.
Tujuan eksplorasi budaya pada semester ini adalah dua tempat dari Situs Warisan Dunia UNESCO yang berada di kota Gyeongju, yaitu Desa Rakyat Yangdong dan Daereungwon, yang masuk ke dalam kawasan bersejarah Gyeongju.
Desa Rakyat Yangdong
Desa Rakyat Yangdong merupakan desa klan terbesar di Korea yang didirikan pada akhir abad ke-15 oleh klan Gyeongju 'Son' dan klan Yeoju 'Yi'. Desa ini terdiri lebih dari 150 bangunan gaya tradisional Korea, di antaranya rumah, kuil, paviliun, dan ruang belajar.
Hingga saat ini, penduduk desa terus melestarikan warisan asli Desa Yangdong melalui ritual adat istiadat. Oleh karena itu, Desa Rakyat Yangdong masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Sebelum mengeksplorasi desa, penulis mulai mengenal sejarah desa ini melalui museum yang berada di pintu masuk sebelum menuju ke desa. Secara singkat, desa ini terbentuk pada abad ke-15. Pada masa penjajahan Jepang di Korea (1910-1945) sampai sekitar tahun 1960-an, populasi rakyat Yangdong berkurang sehingga rumah-rumah yang dibangun pun banyak yang hancur dan musnah akibat perang.
Pada akhir tahun 1970-an hingga akhir 1980-an tepatnya pada tanggal 24 Desember 1984, desa ini ditetapkan sebagai "Bahan Cerita Rakyat Penting No. 189" untuk melestarikan desa ini. Pada tahun 2000-an, tepatnya pada tanggal 31 Juli 2010 desa ini didaftarkan dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Rumah-rumah di Desa Yangsong dibagi bersarkan dua jenis atap, yaitu atap genteng hitam dan jerami. Atap yang memiliki genteng disebut dengan giwajip dan rumah-rumah beratap jerami disebut dengan chogajip. Perbedaan ini menunjukan strata kelas penghuninya. Kalangan atas dan terpandang tinggal di giwajip, sedangkan para pelayan dan pekerja ladang tinggal di chogajip.
Kawasan Bersejarah Gyeongju – Daereungwon
Lokasi kunjungan kedua adalah Dareungwon yang terletak di Kawasan Bersejarah Gyeongju. Daereungwon merupakan sebuah komplek makam kuno peninggalan Kerajaan Silla yang terdiri dari beberapa tumulus raksasa yang nampak seperti bukit-bukit. Terdapat dua makam yang terkenal dalam Daereungwon ini yaitu, Makam Raja Michu (raja pertama klan Kim dan merupakan raja ke-13 periode kerajaan Silla) dan makam Cheonmachong.
Cheonmacheong bermakna 'kuda langit'. Makam Cheonmacheong dapat dimasuki oleh pengunjung umum dan diberlakukan pembelian tiket untuk memasuki area dalam Cheonmacheong. Di dalam makam ini terdapat beberapa peninggalan kuno bersejarah kerajaan Silla, seperti mahkota emas khas Silla lengkap beserta penjelasan dalam bahasa Korea, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Mandarin, dan Jepang. Mahkota ini memiliki ikat kepala melingkar dengan tiga cabang yang berbentuk seperti karakter hanja 'san' yang memiliki arti gunung.
Dengan struktur yang rumit, makam-makam ini dibangun demikian agar isinya sulit. Pada tahun 1973 makam Cheonmacheong digali oleh tim penggalian dan investigasi sejarah Gyeongju. Dinamakan Cheonmacheong karena terdapat peninggalan berupa aksesori emas dan ornamen yang berharga peninggalan kerajaan Silla serta sebuah lukisan terkenal "Kuda Langit" pada penutup pelana saat digali.
Melalui kegiatan ekplorasi budaya ini, para pemelajar bahasa Korea mendapatkan pengalaman mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah sekaligus mengenal serta mempelajari sejarah dan budaya tradisional Korea secara langsung dan menarik. Secara pribadi, penulis mendapatkan wawasan baru tentang sejarah Korea dan meningkatkan minat penulis untuk mengenal lebih banyak lagi sejarah dan budaya tradisional Korea.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.