Penulis: Wartawan Kehormatan
Binar Candra Auni dari
Indonesia
Foto:
Binar Candra Auni
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesuksesan? Pertanyaan ini sering kali mencuat di pikiran banyak orang, terutama saat menghadapi tantangan hidup. Dalam konser buku bersama penulis ternama asal Korea Sohn Won-pyung, pembaca diajak untuk merenungkan kembali arti kesuksesan melalui novelnya yang berjudul
TUBE.
Pada Sabtu 12 Oktober 2024 pukul 13.00 acara konser buku yang istimewa berlangsung di KOREA 360. Bersama pembaca lainnya, saya menghadiri acara yang hangat dan akrab ini. Di sana, Sohn Won-pyung berbagi cerita tentang kunjungannya ke Indonesia, proses kreatifnya, hingga pesan mendalam dalam
TUBE.
Kesan tentang Indonesia
Sohn Won-pyung mengungkapkan bahwa ini adalah kunjungan keduanya ke Indonesia setelah sebelumnya mengunjungi Bali belasan tahun silam. "Makanan Indonesia sangat enak," ujarnya sambil tersenyum. Ia pun terpesona dengan pemandangan di sepanjang jalan ketika tiba di Indonesia.
Berbeda dengan Korea yang kini dingin karena memasuki musim gugur, cuaca Indonesia hangat. "Ketika tiba di sini, saya merasakan cuaca hangat. Saya juga melihat pohon dan banyak bunga yang bermekaran. Saya merasa seperti dipeluk oleh kehangatan cuaca Indonesia," tambahnya dengan antusias.
Inspirasi di Balik TUBE dan Proses Kreatif
Sesi diskusi pun dimulai ketika Sohn Won-pyung menceritakan asal mula ide penulisan
TUBE. "Saya mendedikasikan
TUBE untuk para pembaca," ungkapnya. Inspirasi datang ketika ia membaca sebuah forum daring dan melihat tulisan seseorang yang meminta rekomendasi cerita tentang orang yang gagal lalu bangkit lagi. Ternyata, tidak ada komentar di bawah topik tersebut. Ia pun merasa tergerak. "Saya ingin menulis novel sebagai jawaban untuk permintaan orang itu," katanya.
Sohn Won-pyung bercerita tentang proses di balik penulisan novel TUBE di gelaran K-book.
Mengenai rutinitas menulis, Sohn Won-pyung berbagi bahwa dulu ia sering menulis di malam hari karena suasana yang sendu. Namun, seiring berjalannya waktu, ia lebih memilih menulis di pagi hari. "Setelah sarapan ringan dan kopi, saya mulai menulis. Namun, saya butuh istirahat selama menulis karena sulit untuk tetap fokus jika terus-menerus menulis tanpa jeda," ujarnya.
Ia pun membahas perubahan dalam metode menulisnya. "Dulu di usia 20-an, saya menulis berdasarkan ide-ide yang tiba-tiba muncul. Namun, sering kali saya menemui rintangan karena tidak tahu pesan apa yang ingin saya sampaikan," kenangnya. Kini, ia lebih terstruktur dengan menetapkan topik dan mengatur alur sebelum mulai menulis.
Menggali Karakter dan Pesan dalam TUBE
Ketika ditanya tentang akhir cerita yang unik, Sohn Won-pyung menjelaskan tentang karakter utama dalam
TUBE Kim Seong-geon. "Cerita tentang kesuksesan tidak harus selalu berakhir dengan akhir bahagia karena dalam kehidupan nyata, tantangan selalu ada. Ketika seseorang berubah menjadi lebih baik pun, karakter asli mereka akan tetap ada. Saya ingin menunjukkan bagaimana Kim Seong-geon menghadapi kenyataan tersebut," jelasnya.
Baginya, kesuksesan bukanlah tentang ketiadaan masalah. "Jika kita mendefinisikan sukses sebagai keadaan tanpa masalah, maka kita akan selalu merasa tidak sukses. Sukses yang saya pikirkan adalah kondisi berusaha dan terus menuju perubahan," tegasnya.
Ia juga memperkenalkan sosok Park Sil-yong, karakter dewasa yang menjadi panutan bagi tokoh utama. "Saya memasukkan sosok ini sebagai figur yang menikmati sulitnya tantangan, untuk memberikan perspektif bahwa kesulitan adalah bagian dari perjalanan hidup," katanya.
Ketika ditanya tentang cara mengatasi stres, Sohn Won-pyung mengakui bahwa ia pun pernah gagal dalam kompetisi menulis dan ia berusaha tetap menghadapi perasaan yang tidak nyaman. "Tidak ada cara ampuh untuk mengatasinya. Kita harus merasakan rasa gundah itu dan bertahan. Jika kita berpikir cukup dalam tentang suatu masalah, kita bisa menemukan jawabannya dalam diri kita sendiri," ujarnya.
TUBE dalam Bahasa Indonesia dan Dukungan BTS
Mengenai penerbitan
TUBE di Indonesia, ia merasa sangat gembira. "Sebelumnya,
Almond telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan saya sangat senang bahwa
TUBE kini bisa dibaca oleh pembaca Indonesia," katanya dengan senyum lebar.
Ia juga bercerita tentang reaksinya saat mengetahui bahwa
Almond direkomendasikan oleh BTS. "Saya terkejut. Saya kira penerbit yang mengusulkan judul tersebut, tetapi ternyata BTS yang memilih
Almond sebagai buku yang ingin mereka baca. Sebagai orang Korea, saya merasa bangga karya sastra direkomendasikan oleh pelaku seni lain yang akhirnya dapat memperluas demografi penikmatnya," ungkap Sohn Won-pyung.
Kiri: Novel karya Sohn Won-pyung versi terjemahan Indonesia Kanan: Buku bertanda tangan penulis Sohn Won-pyung.
Di penghujung acara konser buku, Sohn Won-pyung menyampaikan pesan hangat kepada pembaca Indonesia. "Terima kasih sudah datang. Saya tidak menyangka karya saya akan dibaca oleh banyak pembaca Indonesia. Sampai jumpa," tutupnya dengan senyuman. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanda tangan buku untuk penulis yang memberikan kesempatan bagi pembaca untuk mendapat tanda tangan dan berinteraksi langsung dengan Sohn Won-pyung.
K-Book dan Metamesta
Acara konser buku ini merupakan bagian dari rangkaian acara tentang
K-Book bertema metamesta yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 13 Oktober 2024. Selain buku konser bersama Sohn Won-pyung, acara ini juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik lainnya.
Buku penulis Korea dalam bahasa Korea dan Indonesia dapat dibaca di gelaran K-book.
Salah satunya adalah diskusi dengan penerjemah novel
TUBE, Suci Anggunisa Pertiwi. Selain itu, gelaran ini juga mengadakan lomba membuat buku mini, lokakarya pembuatan pembatas buku, dan berbagai aktivitas budaya lain. Seluruh rangkaian acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan karya sastra Korea kepada masyarakat Indonesia.
Resensi TUBE dan Refleksi
Menghadiri rangkaian acara
K-book memberikan saya pengalaman yang tak terlupakan. Pada tanggal 11 Oktober saya menerima penghargaan sebagai salah satu pemenang dalam lomba resensi novel
TUBE. Keesokan harinya, pada tanggal 12 Oktober saya berkesempatan bertemu langsung dengan penulisnya dalam acara konser buku yang inspiratif. Saya merasa senang dapat bertatap muka, berdiskusi, dan menerima tanda tangan langsung dari Sohn Won-pyung.
Acara penganugerahan pemenang lomba resensi novel TUBE
Setelah membaca dan meresensi novel
TUBE, saya menyadari bahwa karya ini bukan hanya tentang jatuh dan bangkit, tetapi juga tentang memahami diri sendiri dan menemukan makna dalam setiap langkah yang kita ambil. Pertemuan dengan Sohn Won-pyung memberikan saya perspektif yang lebih dalam tentang arti kesuksesan dan cara menghadapi tantangan hidup. Kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses berlanjut untuk menjadi lebih baik. Melalui
TUBE, Sohn Won-pyung mengajak kita untuk menerima diri sendiri, menghadapi ketidakpastian dengan berani, dan terus berusaha meski rintangan menghadang.
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan saya tentang karya sastra Korea, tetapi juga memberikan dorongan untuk terus berkembang. Saya berharap lebih banyak pembaca dapat menemukan inspirasi dari
TUBE.
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.