Wartawan Kehormatan

2024.07.10

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Frenky Ramiro de Jesus

Di saat banyak orang yang ingin menghabiskan akhir pekan mereka di tempat wisata ternama di Korea, lain halnya dengan penulis yang memilih melewati akhir pekan di sebuah pulau kecil yang bernama Jebudo.

Terletak di pantai barat Korea, pulau yang merupakan bagian dari Kota Hwaseong, Provinsi Gyeonggi ini, menawarkan perpaduan antara keindahan alam dan berbagai pesona wisata yang tidak kalah menarik dengan wisata lainnya di Korea. Pemandangan laut birunya yang indah, berbagai kuliner laut yang beragam dan suasananya yang tenang, menjadikan pulau ini tujuan sempurna untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuk perkotaan.

Jalan yang menghubungkan Pulau Jebudo dengan Hwaseong akan tertutupi lautan pada malam hari dan terbuka pada dini hari.

Jalan yang menghubungkan Pulau Jebudo dengan Hwaseong akan tertutupi lautan pada malam hari dan terbuka pada dini hari.


Salah satu fakta yang membuat penulis ingin mengunjungi tempat ini adalah rasa penasaran penulis akan 'Fenomena belah laut' yang dijuluki sebagai keajaiban Musa di Pulau Jebudo. Saat air pasang, Jebudo akan tetap berupa pulau. Namun, saat air surut, jalur jalan yang menghubungkan dengan daratan sepanjang 2,3 km tersebut akan terbuka. Fenomena ini dapat disaksikan dua kali dalam sehari. Pada saat itu laut akan terbuka sehingga orang-orang dapat mengakses pulau ini.

Pemandangan matahari terbit dan terbenam bisa benar-benar dinikmati di pulau ini. Para wisatawan bisa berjalan ke sisi pantai timur untuk melihat matahari terbit dan pada sore hari berjalan ke sisi barat untuk menyambut petang. Selain itu, para wisatawan pun dapat menikmati beragam objek wisata di setiap sisi pulau.

240710_Jebudo_2

Terlihat pada foto bagian kiri, penulis sedang memberikan makan pada burung camar. Sedangkan pada bagian kanan, penulis berfoto dengan latar belakang Maebawi Rock.


Di hari pertama, penulis mengunjungi Maebawi Rock. Terletak di bagian utara pulau, Maebawi Rock dijuluki sebagai 'Samhyeongje chotdaebawi' atau batu tiga bersaudara karena terlihat seperti wajah tiga bersaudara. Ketika air surut, orang-orang dapat berjalan dan mengakses batu raksasa ini. Di sekitar Maebawi bisa dijumpai berbagai hewan laut seperti tiram, kepiting, kerang, serta siput yang dapat dijadikan hidangan untuk disantap bersama keluarga.

Pemandangannya yang indah dan suasananya yang tenang ditemani oleh suara kicauan burung camar membuat penulis sangat betah untuk menghabiskan waktu petang di tempat ini. Sesekali penulis pun bergabung dengan para wisatawan lokal memberikan makan kepada beberapa burung camar sambil mengabadikan momen berfoto dan video bersama burung camar yang mendekati penulis di pesisir pantai.

Panorama Jebudo Lighthouse.

Panorama Jebudo Lighthouse.


Tak mau ketinggalan menyaksikan matahari terbenam, penulis beranjak menuju Jebudo Lighthouse melalui pesisir pantai Jebudo. Tempat ini merupakan lokasi terbaik untuk memancing sekaligus menikmati pesona matahari terbenam. Konstruksi menara ini hanya memakan waktu selama lima bulan, mulai dari bulan Mei 2007 dan selesai pada bulan Oktober di tahun yang sama.

Kiri: Spot memancing yang terletak di bagian kanan menara. Kanan: Foto matahari terbenam yang diambil oleh penulis dari Jebudo Lighthouse.

Kiri: Spot memancing yang terletak di bagian kanan menara. Kanan: Foto matahari terbenam yang diambil oleh penulis dari Jebudo Lighthouse.


Dari ketinggian menara Jebudo Lighthouse, para pengunjung dimanjakan dengan empat pemandangan yang berbeda. Dari sisi kiri, terlihat kereta gantung Seohaerang yang menghubungkan Pulau Jebudo dengan Pelabuhan Jeongok. Di bagian depan, terlihat gunung Tapjaesan yang merupakan gunung tertinggi di Jebudo. Dari samping kanan, tidak saja menjadi spot memancing, tetapi bisa menjadi tempat untuk pengunjung menyaksikan berbagai pertunjukan olahraga air jetski.

Di bagian belakang, para pengunjung dapat melihat Pulau Nueseom dengan Pelabuhan Tando yang identik dengan tiga buah kincir angin besar. Tempat ini pun dijadikan sebagai salah satu lokasi syuting drama Korea yang mencapai popularitas tinggi di Netflix pada tahun 2023, yaitu King the Land yang diperankan oleh Lee Jun-ho dan Lim Yoon-a.

Terlihat pada foto bagian kiri Gunung Tapjaesan yang bisa dinaiki melalui tangga kayu yang telah didirikan. Sedangkan pada foto bagian tengah dan kanan adalah pemandangan Pulau Jebudo dilihat dari tempat peristirahatan Gunung Tapjaesan.

Terlihat pada foto bagian kiri Gunung Tapjaesan yang bisa dinaiki melalui tangga kayu yang telah didirikan. Sedangkan pada foto bagian tengah dan kanan adalah pemandangan Pulau Jebudo dilihat dari tempat peristirahatan Gunung Tapjaesan.


Penulis awali hari kedua dengan mendaki Gunung Tapjaesan. Walau hanya dengan ketinggian 68,6 meter di atas permukaan laut, tetapi Tapjaesan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jebudo. Medan pendakian tidak susah karena telah difasilitasi tangga yang terbuat dari kayu sepanjang perjalanan hingga menuju puncak. Di pertengahan gunung didirikan tempat peristirahatan yang dilengkapi dengan kursi terbuat dari besi dengan pemandangan sisi barat Pulau Jebudo yang sangat menarik perhatian.

Sebelum turun, penulis pun berhenti di tempat peristirahatan sambil memandangi keindahan Pulau Jebudo yang memiliki potensi pariwisata sangat tinggi dan tentunya akan menarik banyak wisawatan untuk mengunjungi tempat ini.

Kereta gantung Seohaerang Jebudo.

Kereta gantung Seohaerang Jebudo.


Selain keindahan pantainya, Pulau Jebudo pun menawarkan berbagai fasilitas hiburan seperti kereta gantung Seohaerang dan taman hiburan bagi para pengunjung.

Beranjak dari Tapjaesan, penulis menuju ke sisi timur Pulau Jebudo dan menikmati salah satu sarana hiburan modern yaitu kereta gantung Seohaerang. Terletak tepat di jalan masuk Pulau Jebudo, kereta gantung ini akan membawa para penumpang menuju Pelabuhan Jeongok dengan perjalanan sejauh 2,1 kilometer melintasi pantai barat. Dari ketinggian, para pengunjung dapat menikmati pemandangan laut dan daratan pasang surut pulau tersebut yang dipenuhi dengan lumpur. Selain itu, para penumpang pun dapat melihat dengan jelas Pulau Nueseom dengan Pelabuhan Tando.

Kiri: Nakji kalguksu, Kanan: Haemul kalguksu. Keduanya merupakan hidangan utama di setiap restoran di Pulau Jebudo.

Kiri: Nakji kalguksu, Kanan: Haemul kalguksu. Keduanya merupakan hidangan utama di setiap restoran di Pulau Jebudo.


Sebagai sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan, mata pencaharian utama warganya adalah nelayan. Tak heran, sebagian besar makanan yang tersedia di semua restoran adalah makanan laut. Penulis mencoba dua dari beberapa yang tersedia di setiap restoran, yaitu nakji kalguksu dan haemul kalguksu. Kedua hidangan ini merupakan sup yang dibuat dengan mi buatan tangan dan makanan laut. Rasa kaldunya beragam dan menyegarkan. Porsinya pun sangatlah besar untuk ukuran satu orang.

Menelusuri Pulau Jebudo merupakan pengalaman yang sangat luar biasa. Hanya dengan bermodalkan niat dan semangat mengeksplorasi pariwisata Korea, mendorong penulis untuk mengunjungi Pulau Jebudo yang terbilang sulit untuk dicapai dengan transportasi umum. Pulau Jebudo memiliki daya tarik pariwisata yang sangat tinggi. Pesona alam, keindahan pantai, beragam kuliner, serta tersedianya sarana hiburan dapat menarik banyak wisatawan asing maupun lokal di masa yang akan datang.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait