Penulis: Wartawan Kehormatan Monthi Rosselini dari Indonesia
Foto: Monthi Rosselini
Peninggalan Yoon Dong-Ju berupa karya puisi dan tulisan tangannya juga dipamerkan di Museum Sastra Yoon Dong-Ju.
Korea baru saja memperingati Hari Gerakan Satu Maret yang dalam mengenang perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan di masa pendudukan Jepang. Peristiwa ini tentunya melibatkan banyak tokoh-tokoh pejuang gerakan kemerdekaan, satu di antaranya adalah sosok penyair yang bernama Yoon Dong-ju.
Yoon termasuk sebagai sosok pejuang gerakan kemerdekaan Korea karena keberaniannya menentang kolonialisme Jepang melalui karya-karya puisinya. Penulis merasa beruntung karena pada bulan November lalu dalam tur undangan KOCIS, penulis memiliki kesempatan berkunjung ke Museum Sastra Yoon Dong-ju yang terletak di kaki Gunung Inwangsan.
Pemandangan tepat di depan Museum Sastra Yoon Dong-ju berada.
Ketika memasuki bangunan museum, penulis langsung dapat melihat buku kumpulan puisi ciptaan Yoon Dong-Ju yang dipajang mengelilingi dinding museum pada ruang pameran utama. Tulisan tangan dan foto tentang kehidupannya juga disusun dalam urutan kronologis di dinding ruang pameran. Hal ini memudahkan penulis dalam memahami kehidupan yang telah dilalui penyair muda ini. Di ruang ini penulis sesekali menerjemahkan puisi karya Yoon Dong-Ju melalui aplikasi terjemahan di telepon pintar sehingga penulis dapat lebih mengerti dan merasakan semangat puitis dari karya-karyanya.
Berlanjut ke ruang pameran yang kedua, pemandu tur museum menjelaskan bahwa museum ini dulunya adalah sebuah stasiun pompa air, stasiun pompa air ini akhirnya digunakan sebagai museum Yoon Dong-Ju karena merefleksikan isi puisi Yoon Dong-Ju yang berjudul "Potret Diri" yang berkisah tentang menyegarkan jiwa-jiwa yang lelah serta membangunkan semangat dan kekuatan layaknya pompa merevitalisasi air. Lewat penjelasan pemandu tur mengenai keterikatan ruang pameran ini dengan puisi tersebut, penulis dan pengunjung lainnya pun dapat merenungkan lebih dalam lagi mengenai makna dari puisi tersebut sambil mengagumi ruang pameran yang dulunya digunakan sebagai stasiun pompa air ini.
Salah satu karya puisi karya Yoon Dong-ju yang terukir di lantai museum.
Menuju ke ruang pameran ketiga, penulis terkejut karena di dalam ruang pameran yang dulunya adalah stasiun pompa tertutup ini, pengunjung dapat menyaksikan video yang mengisahkan tentang kehidupan Yoon Dong-ju yang berjudul "Yoon Dong-ju, Sang Penyair Bintang." Dalam video ini pengunjung dapat menyaksikan perjalanan Yoon Dong-ju mulai dari beranjak dewasa hingga akhirnya dipenjara oleh Pemerintah Jepang karena dianggap terlibat dalam gerakan kemerdekaan Korea dan meninggal dunia di usia 27 tahun pada tanggal 16 Februari 1945.
Stasiun pompa air tertutup yang kini dijadikan tempat untuk pengunjung menyaksikan video kisah kehidupan penyair Yoon Dong-ju.
Walaupun penulis tidak dapat menghabiskan waktu yang lama di dalam museum ini, kunjungan ini sangat berkesan dan berharga bagi penulis karena dengan melihat karya-karya Yoon Dong-ju dan mendengarkan kisah perjuangan Yoon Dong-ju yang dipaparkan oleh pemandu tur. Penulis dapat kembali merenungkan dan mengingat perjuangan juga penderitaan yang telah dilewati rakyat Korea serta pahlawan gerakan kemerdekaan untuk bebas dari kolonialisme Jepang. Bila Anda pecinta karya sastra Korea dan tertarik untuk mengenal kisah hidup penyair Yoon Dong-ju, maka Anda dapat mengunjungi Museum Sastra Yoon Dong-ju yang berlokasi di 119 Changuimun-ro, Jongno-gu, Seoul, Korea.
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.