Penulis: Wartawan Kehormatan Denissa Dewi Chandra dari Indonesia
Korea diketahui seringkali mengadakan kompetisi bergengsi di berbagai bidang. Salah satu kontes besar yang diadakan pada tahun ini dan bergerak di bidang desain adalah kontes International Busan Design Award.
Tiara yang merupakan salah satu siswi Home Schooling di bilangan kota Bogor ini turut berpartisipasi dalam mengikuti kontes kelas dunia yang diadakan oleh pemerintah Busan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keikutsertaan Tiara serta tentang kontes ini, penulis melakukan wawancara dengan siswi berusia 17 tahun yang akrab disapa Tia pada 20 Februari 2024 melalui email dan WhatsApp.
Penulis: Apa awal mula cerita Anda hingga akhirnya Anda memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini?
Tia: Sejak dulu saya suka sekali dengen kegiatan merancang atau mendesain. Karena saya memilih jalur pendidikan Home Schooling, saya memiliki banyak waktu untuk mengembangkan minat dan bakat saya, salah satunya adalah dengan mengikuti kontes-kontes yang diadakan di dalam maupun di luar negeri.
Saya cukup rajin mencari tahu sendiri mengenai kontes-kontes yang diadakan saat ini dengan mencarinya melalui google. Awal tahun ini saya menemukan kontes International Busan Design Award 2024 yang sedang dibuka, ternyata kontes ini dibuka juga untuk peserta usia muda. Tanpa pikir panjang saya langsung ikut.
Salah satu desain Tiara yang diikuti dalam kontes ini. Tia mengembangkan desain gomusin dengan material yang berbeda, seperti bahan corduroy, beludru, kulit, dan karet sol serta didesain dengan garis sederhana dan kekinian. (Tiara Andini Septa)
Penulis: Kategori desain apa yang Anda ikuti pada kontes ini?
Tia: Kontes International Busan Design Award punya banyak kategori, ada kategori mendesain barang bahan kayu, keramik, craft, mode, bahkan desain lingkungan publik atau arsitektur. Saya memilih untuk mengikuti kontes dengan membuat produk mode yaitu sepatu yang idenya saya kembangkan dari sepatu tradisional Korea, yaitu
gomusin.
Gomusin adalah sepatu tradisional Korea yang digunakan sejak jaman dulu.
Gomusin biasanya terbuat dari karet sehingga mudah dibersihkan.
Penulis: Ide apa yang dikembangkan dari karya yang Anda buat pada kontes ini?
Tia:
Gomusin biasanya dibuat dengan material plastik dan digunakan untuk kegiatan sehari-hari oleh orang yang tinggal di rumah
hanok, Saya ingin mengembangkannya menjadi sepatu yang lebih kekinian dan dipakai oleh anak-anak muda. Di sini saya memodifikasi desain
gomusin dengan desain yang lebih menarik dan menggunakan bahan seperti bahan
corduroy, beludru, kulit, dan karet sol, juga didesain lebih modern tanpa menghilangkan unsur sederhana.
Ini adalah desain sepatu tradisional Korea yaitu gomusin, biasanya memiliki motif bunga atau polos. (Korea.net DB)
Penulis: Mengapa Anda memilih kontes yang diadakan Korea?
Tia: Sebenarnya saya tidak berpatok pada satu negara dalam mengikuti kontes, tetapi memang Korea sering banyak membuka peluang melalui kompetisi-kompetisi yang diadakan.
Penulis: Kontes-kontes apa saja yang biasanya diadakan di Korea dan dapat diikuti warga negara asing?
Tia: Setahu saya banyak kontes di Korea yang bisa diikuti oleh warga negara asing, misalnya kontes pidato dalam bahasa Korea, fotografi, webtun, maskot, hingga design seperti yang sedang saya ikuti saat ini.
Penulis: Apakah pesan Anda untuk pembaca yang juga ingin mengikuti kontes yang?
Tia: Rajinlah mencari di internet untuk mengetahui info kontes terkini. Jangan menyerah sebelum bertanding. Kita harus percaya atas karya yang kita buat, yang paling penting kita sudah berpartisipasi dan berusaha semaksimal mungkin. Apapun hasilnya tetap akan menambah pengalaman kita ke depan. Jadikan kontes-kontes sebagai ajang dalam mengembangkan diri. Jika Anda berminat mengikuti kontes yang sedang saya ikuti, Anda masih dapat mendaftar di
https://adp.dcb.or.kr/en.
Tangkapan layar web resmi kontes. (Situs web resmi kontes)
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.