Penulis: Wartawan Kehormatan Steve Runtulalo dari Indonesia
Foto: Minahasa Tenggara Male Choir
Jeju International Choir Festival and Symposium (JICF) atau Festival Paduan Suara Internasional Jeju diadakan di tanggal 20-22 Februari 2024. Ini adalah acara berskala internasional yang diadakan setiap tahunnya di Jeju. Festival ini diikuti oleh paduan suara dari seluruh dunia termasuk Indonesia dengan Minahasa Tenggara Male Choir. Melalui wawancara di WhatsApp, Minahasa Tenggara Male Choir berbagi kisahnya saat mengikuti Festival Paduan Suara Internasional Jeju.
- Bagaimana perjalanan Minahasa Tenggara Male Choir hingga akhirnya bisa berpartisipasi dalam Festival Paduan Suara Internasional Jeju?
Minahasa Tenggara Male Choir dibentuk pada bulan November tahun 2022, dengan berbagai latar belakang, seperti petani, tukang, guru, pegawai negeri sipil, dokter, arsitek, musisi, dan mahasiswa. Sebelum bertandang ke Jeju, kami sempat berpartisipasi dalam 12th Bali International Choir Festival dan memenangkan kategori Musica Sacra. Kemenangan kami membuat kami diundang langsung oleh Hee-Churl Kim selaku juri di kompetisi tersebut dan juga direktur seni di di JICF.
- Bagaimana konsep Minahasa Tenggara Male Choir saat tampil di panggung Festival Paduan Suara Internasional Jeju?
Untuk lagu, kami mempersiapkan sekitar 15 lagu, seperti Gemu Fa Mi Re, Alusiau, Terpesona, Opo Wananatas, Avemaria, Let it be, Joshua Fit The Battle, dan Bermazmur bagi Allah. Untuk kostum, kami memilih baju tradisional Indonesia dan juga pakaian modern. Baju tradisional Indonesia yang kami kenakan adalah Kabasaran yang menjadi pakaian adat suku Minahasa, serta baju batik. Kami juga mengenakan tuxedo serta kemeja putih untuk kostum modern.
- Bagaimana kesan Minahasa Tenggara Male Choir terhadap kelompok paduan suara asal Korea?
Kami menyaksikan penampilan dari berbagai kelompok paduan suara asal Korea. Salah satu yang menarik perhatian adalah paduan suara anak yang terlihat sangat disiplin walaupun usia mereka masih muda. Kami senang karena bisa melihat generasi penerus paduan suara Korea di sana. Satu grup yang paling kami ingat adalah Classicus karena mereka sangat modern dan memiliki pilihan lagu yang sangat beragam.
- Bagaimana kesan Minahasa Tenggara Male Choir terhadap JICF?
Kami senang dapat berpartisipasi di acara ini. Semoga ke depannya JICF bisa mengundang beberapa kelompok paduan suara dari berbagai macam daerah di Indonesia karena tidak banyak orang Korea yang mengetahui bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan budaya. Kami berharap masyarakat Korea bisa lebih mengenal Indonesia melalui partisipasi kami di tahun ini dan kelompok paduan suara Indonesia lain di tahun-tahun berikutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada para dewan juri dan seluruh staf JICF karena memberikan kesempatan kepada kami untuk berpartisipasi.
- Bagaimana kesan Minahasa Tenggara Male Choir mengenai Korea?
Kami senang karena kami disambut dengan baik di Korea. Satu hal yang berkesan bagi kami adalah manajemen waktu. Waktu dianggap sangat berharga di Korea, kami tidak boleh terlambat satu detik pun. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat mencontoh cara orang Korea menghargai waktu. Selain itu, kami melihat Jeju sebagai kota yang sangat bersih dan teratur. Apabila ada yang merokok atau membuang sampah sembarangan maka ia akan didenda. Korea sangat luar biasa.
- Apa harapan Minahasa Tenggara Male Choir di masa yang akan datang?
Semoga kelompok kami bisa bertahan hingga waktu yang lama dan mampu mempersiapkan generasi berikutnya agar kami bisa memiliki kesempatan untuk mempromosikan berbagai budaya Indonesia di kancah internasional.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.