Wartawan Kehormatan

2023.11.30

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Mohammad Iqbal Jerusalem dari Indonesia
Foto: Shavira Amelia Johan


Kuliah di Korea menjadi suatu kesempatan terbesar bagi siapa pun. Hal tersebut menjadi kesempatan belajar yang tentunya jauh berbeda dengan kuliah di negara asal karena suasana dan budaya yang berbeda. Selain belajar, berbagai kegiatan saat studi di luar negeri juga sering dilakukan untuk mengisi waktu luang. Salah satunya adalah dengan mengikuti konferensi atau forum diskusi. Meskipun menjadi kegiatan yang sangat jarang dilakukan saat sedang menempuh ilmu di luar negeri, Shavira Amelia Johan, mahasiswa Pendidikan Bahasa Korea FPBS UPI (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia) yang sedang mengikuti program pertukaran pelajar ke Sookmyung Women’s University, memiliki pengalaman mengikuti sebuah konferensi internasional di Korea Selatan. Konferensi tersebut diikuti oleh empat orang mahasiswi asing dengan kewarganegaraan Indonesia, Jepang, Jerman, dan Tiongkok, serta beberapa mahasiswi dari Sookmyung Women’s University.

231130_Sookmyung_1

Potret empat orang mahasiswi asing dari empat negara sebagai pembicara serta empat orang mahasiswi Korea sebagai penerjemah sekaligus moderator pada konferensi ini.


Konferensi tersebut bertajuk GRANDCUBE. Konferensi ini adalah pertemuan diskusi yang membahas tentang isu-isu global dengan menghadirkan berbagai mahasiswa asing penutur berbagai bahasa. Uniknya, konferensi ini diselenggarakan dengan multibahasa, yakni bahasa Inggris, Jerman, Jepang, dan Mandarin. Keempat bahasa tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Korea. Konferensi ini diadakan oleh sebuah klub yang beraktivitas di dalam Sookmyung Women’s University, yakni Sookmyung Interpretation Volunteer. Konferensi ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2023 di dalam lingkungan kampus Sookmyung Women’s University, kampus di mana Shavira menjalankan program pertukaran pelajar.

Pada program tersebut, Shavira dan teman Koreanya, Hong Su-yeon, berhasil mendapatkan hadiah utama dan penghargaan terbaik sebagai presenter terbaik di antara yang terbaik. Penulis berkesempatan untuk mewawancarai Shavira secara luring dan berbincang lebih lanjut terkait pengalamannya dalam mengikuti konferensi tersebut.

231130_Sookmyung_2

Potret Shavira memegang sertifikat penghargaan pada konferensi ini.


M: Silakan perkenalkan diri Anda.
S: Perkenalkan, nama saya Shavira Amelia Johan. Saya mahasiswa semester tujuh di jurusan Pendidikan Bahasa Korea UPI. Sekarang saya sedang melakukan pertukaran pelajar selama satu semester di Sookmyung Women's University di Seoul, Korea.

M: Bagaimana Anda mendapatkan informasi konferensi ini?
S: Saya mendapatkan informasinya dari akun Instagram dari salah satu klub yang ada di universitas tujuan saya untuk melakukan program pertukaran pelajar, namanya SMIV (Sookmyung Interpretation Volunteer). Ketika itu, konferensi tersebut sedang mencari pembicara dari berbagai negara dan saya tertarik untuk mendaftar sebagai pembicara dalam bahasa Inggris. Ternyata saya lolos untuk menjadi pembicara dalam bahasa Inggris.

M: Apa yang Anda persiapkan untuk mengikuti konferensi ini?
S: Saya dan teman saya, Hong Su-yeon, menjadi tim dengan pembagian tugasnya adalah saya sebagai pembicara bahasa Inggris dan Su-yeon sebagai penerjemah ke dalam bahasa Korea. Kami berdua menyiapkan bahan presentasi mengenai perubahan iklim dan pemanasan global. Topik yang kami angkat adalah mengenai deforestasi di Indonesia yang berdampak untuk kehidupan di seluruh dunia. Persiapan kami sudah dilakukan selama enam minggu sebelum hari pelaksanaan. Kami biasa meminjam ruangan di perpustakaan kampus untuk melakukan riset dan menyiapkan presentasi bersama.

M: Apa hal menarik yang Anda temui ketika menyiapkan konferensi ini dengan rekan Anda?
S: Su-yeon adalah orang yang tertata rapi dalam hal perencanaan. Ia adalah orang yang ambisius dan pekerja keras dalam hal belajar. Berbeda dengan saya yang membawa santai pekerjaan yang saya hadapi sedikit demi sedikit. Dia juga perfeksionis. Kami bahkan sempat merevisi presentasi kami berulang kali. Namun, melihat ambisi dia yang kuat dalam konferensi ini, saya juga ikut semangat dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyiapkan presentasi. Saya juga merasa bahwa diri saya tergerak untuk mempersiapkan yang terbaik karena rekan saya selalu menunjukkan usahanya yang besar dalam konferensi ini. Menyikapi hal itu, saya juga merasa bahwa saya harus menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan Su-yeon. Penyesuaian diri ini merupakan hal yang menarik dan unik bagi saya.

M: Apa yang Anda rasakan terhadap perbedaan budaya dengan rekan Anda?
S: Sebenarnya pada awalnya saya sedikit kaget. Selain tersusun, saya rasa Su-yeon juga memiliki pemikiran kritis sehingga kami sering bercurah pendapat untuk mempersiapkan presentasi pada konferensi ini. Akan tetapi, kami memiliki kesamaan dengan berpikir bahwa bertemu langsung lebih baik daripada bertemu daring. Meskipun demikian, saya menerima dan menghargai budaya belajar Su-yeon karena saya juga telah mengetahui bahwa banyak mahasiswa Korea yang punya tingkat ambisi yang tinggi dalam mempersiapkan suatu hal. Seperti halnya ujian, mereka sudah menyiapkan diri dengan belajar di perpustakaan hingga 24 jam sehari selama satu minggu sebelum ujian dimulai.

231130_Sookmyung_3

Potret Shavira dan Su-yeon saat membawakan presentasi pada konferensi ini.


M: Bagaimana pelaksanaan presentasi Anda dan rekan Anda pada hari pelaksanaan konferensi?
S: Presentasi kami berjalan lancar. Terdapat penilaian dari juri maupun penonton. Pada awalnya, kami merasa pesimis untuk mendapatkan penghargaan terbaik karena kami menerima banyak masukan terkait penampilan kami. Akan tetapi, begitu pengumuman berlangsung, kami merasa kaget dan bangga. Kami merasa perjuangan kami selama enam minggu ini terbayar dengan mendapatkan penghargaan terbaik atau dalam bahasa Korea disebut ‘daesang’ dari keempat tim yang presentasi di dalam konferensi ini.

M: Hal apa yang Anda dapatkan dalam konferensi ini?
S: Selain mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dan hadiah, saya juga mendapatkan relasi yakni teman-teman Korea, Jepang, Tiongkok, dan juga Jerman. Saya juga mendapatkan kesempatan untuk melatih diri saya dalam berbicara di depan umum. Akan tetapi, lebih dari itu, saya mendapatkan pengalaman berharga, yaitu pengalaman perjuangan saya dan Su-yeon dalam mempersiapkan presentasi kami. Segala hal terutama waktu, tenaga, pikiran yang telah kami korbankan berujung pada pencapaian kami. Saya dan Su-yeon juga sempat pergi bermain bersama mengunjungi kafe, jalan-jalan di Danau Seokchon, dan melihat berbagai dekorasi natal untuk mengapresiasi kerja keras kami selama ini. Pertemanan kami sampai saat ini masih tetap terjalin baik.

M: Apakah Anda memiliki saran atau motivasi untuk teman-teman Indonesia yang juga sedang menempuh program studi di Korea dan ingin mengikuti konferensi seperti Anda?
S: Yang pertama tentunya persiapan. Sebaik apapun kemampuan berbicara di depan umum kita, persiapan tetap penting. Kedua, latih kemampuan berbicara di depan umum seperti gestur tubuh, penekanan atau intonasi, kontak mata, dan teknik menguasai audiens. Ilmu ini saya peroleh ketika saya dan Su-yeon berdiskusi dan mempersiapkan presentasi. Terakhir, sering-sering berlatih melalui lomba, presentasi di kelas, atau konferensi kecil seperti debat.

231130_Sookmyung_4

Potret Shavira dan Su-yeon setelah mendapatkan penghargaan terbaik pada konferensi GRANDCUBE.


Melalui wawancara ini, penulis mendapatkan banyak sekali pandangan baru terhadap budaya belajar mahasiswa di Korea. Hal tersebut adalah persiapan yang matang. Tidak hanya itu, koordinasi dan saling memahami satu sama lain dalam tim juga penting dalam membentuk kerja sama yang baik. Dari kisah Shavira, penulis juga memetik makna mendalam di sebuah perjuangan bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Pengalaman Shavira adalah salah satu bukti nyata dari hal tersebut.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait