Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Korea saat ini menjadi salah satu destinasi pendidikan favorit bagi banyak orang dari berbagai negara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, salah satunya Indonesia. Selain karena Korea menjadi salah satu negara dengan tingkat kualitas pendidikan yang tinggi, melanjutkan studi di Korea juga memberikan banyak pengalaman budaya yang memberikan pengaruh positif pada individu yang menempuh pendidikan di Korea.
Pada kesempatan ini, penulis berkesempatan mewawancarai beberapa teman penulis yang sedang menempuh pendidikan di Korea. Melalui direct message Instagram, teman-teman dari Indonesia ini membagikan ceritanya.
Apa alasan teman-teman memilih Korea sebagai tujuan untuk melanjutkan studi?
"Karena di Korea banyak universitas-universitas yang bagus dan juga kompetitif. Selain itu, iklim riset dan industrinya merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Dan yang pasti, banyak sekali beasiswa yang disediakan untuk mahasiswa asing. Mulai dari beasiswa pemerintah Korea, swasta, universitas, sampai beasiswa profesor," ujar Naufal Shidqi, mahasiswa S2 jurusan Computer Science KAIST.
Rosita Aulia, yang akrab disapa Tata, mahasiswi S2 jurusan Hubungan International Sunmoon University bercerita, "Awalnya saya mulai mengikuti hallyu sejak tahun 2008 dan menjadi penggemar K-pop selama bertahun-tahun. Sejak dulu, saya memang bercita-cita untuk menempuh studi S2 di Korea. Namun, semakin dewasa, keinginan saya untuk memilih Korea menjadi lebih kuat dengan alasan saya ingin memperoleh keterampilan bahasa asing lain selain bahasa Inggris, untuk meningkatkan peluang karir saya di masa depan."
Shendy Revilla Putri, mahasiswi S2 jurusan Master of Public Management Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, menceritakan alasannya melajutkan studi di Korea. "Alasan saya memilih Korea untuk pendidikan S2 adalah untuk menantang diri dengan pengalaman internasional, meningkatkan kapasitas diri, dan menghadapi hal baru. Selain itu, kualitas pendidikan yang baik di Korea didukung oleh infrastruktur, sarana, dan fasilitas modern yang terintegrasi dalam sistem pembelajaran."
"Program akademik yang berkualitas, pengajar berpengalaman baik akademisi maupun praktisi, serta metode pengajaran inovatif menjadi nilai tambahnya. Saat ini saya bekerja di sektor transportasi tepatnya di Kementerian Perhubungan Indonesia. Saya melihat bahwa sistem transportasi di Korea yang berkembang pesat memberikan saya peluang besar untuk memahami dan berdiskusi langsung tentang perencanaan kebijakan transportasi, yang merupakan salah satu alasan mengapa saya ingin melanjutkan pendidikan di Korea," lanjutnya.
"Saya ingin mengambil jurusan perencanaan perkotaan, dan menurut saya, Korea dengan perencanaan dan pengembangan perkotaannya yang maju, terutama terkait transportasi umum, bisa menjadi tempat yang tepat untuk belajar di jenjang S3. Dalam prosesnya, saya juga bertemu dengan profesor yang sejalan dengan minat penelitian saya, dan saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan beasiswa untuk kuliah di sini. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk kuliah di Korea," cerita Devina, mahasiswi S3 Urban Planning di Hanyang University.
Selain studi, pengalaman budaya apa yang teman-teman dapatkan selama menempuh studi di Korea?
Naufal: Saya banyak belajar tentang budaya ppali-ppali Korea yang sangat menghargai waktu. Selain itu juga belajar ketertiban dan kedisiplinan orang-orang Korea. Di sini, saya hampir selalu bertemu dengan orang-orang yang mau antre dan tidak asal menyerobot. Selama di sini, saya juga mencoba makanan tradisional Korea, melihat bangunan tradisional, memakai hanbok, dan mencoba kegiatan-kegiatan kebudayaan Korea yang dilakukan pada setiap hari besar atau hari libur Korea.
Tata: Mungkin salah satu dari pengalaman budaya yang memberikan pengalaman yang berbeda adalah budaya nyaman bepergian dengan menggunakan transportasi umum. Jujur saja, ini adalah hal yang saya perhatikan dan saya rasa sejak pertama kali menginjakkan kaki di Korea. Ketika ingin pergi dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu kota ke kota yang lain dengan akomodasi kendaraan yang variatif, tarif yang terjangkau, dan jadwal yang tepat waktu adalah hal yang sangat normal di sini. Ini adalah hal yang belum bisa saya jumpai di Indonesia.
Shendy: Di Korea banyak sekali warisan budaya tradisional yang masih kental dan mereka sangat menjaga kelestariannya. Mereka sangat terbuka untuk memperkenalkan kebudayaan mereka kepada orang-orang yang tertarik mempelajarinya. Sebagai pelajar asing, adalah kesempatan besar untuk mempelajari dan mengenal lebih budaya tradisional Korea.
Devina: Kalau dalam kehidupan sehari-hari, budaya ppali-ppali mereka memang sangat terasa, terlebih jika di waktu-waktu jam padat. Saya yang terbiasa jalannya santai, terasa sekali perbedaannya. Yang kedua adalah keamanan di sini. Di sini sangat aman sekali bahkan di tempat umum seperti kafe atau perpustakaan. Ketika saya meninggalkan laptop untuk ke toilet, tidak ada yang menyentuh barang-barang saya. Begitu pula kartu pembayaran pada mesin-mesin self-service, meskipun kartu tertinggal di mesin, tidak ada yang mengambil, meskipun kartu tersebut tidak menggunakan pin atau tanda tangan untuk pembayaran.
Yang terakhir, saya agak sedikit kaget adalah ketika dalam urusan akademis, saat melakukan presentasi, mereka (orang Korea) fokus membaca skrip presentasi. Ini berbeda sekali dengan pengalaman saya sebelum-sebelumnya yang jika melakukan presentasi, harus benar-benar menjelaskan kepada audiens, tidak boleh membaca.
Boleh berikan tips atau poin-poin penting apa saja untuk teman-teman yang ingin mempersiapkan studi ke Korea?
Naufal: Mempersiapkan studi ke Korea tidak bisa disiapkan hanya dalam beberapa hari, mingguan atau bahkan satu-dua bulan. Jadi, perlu disiapkan dari jauh-jauh hari, bahkan ketika masih sekolah. Contohnya adalah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang bagus, prestasi, dan pengalaman-pengalaman yang kompetitif. Selain itu, harus terus belajar dan meningkatkan kemampuan kita supaya ketika ada kesempatan belajar atau beasiswa Korea datang, kita sudah siap untuk menjemput atau mendapatkannya.
Tata: Pertama, penting untuk menyadari bahwa mendaftar beasiswa, termasuk GKS, memerlukan persiapan finansial. Meskipun pendaftaran beasiswa itu sendiri gratis, ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus berkas-berkas seperti menerjemahkan dan meng-apostille dokumen, serta mengambil tes kemampuan bahasa Inggris dan Korea. Oleh karena itu, sebaiknya mulai menabung dari awal atau menyisihkan sebagian pendapatan untuk mengatasi biaya-biaya ini saat mendekati periode pendaftaran.
Selain itu, penting untuk memeriksa panduan dan berkas dengan teliti, hindari kesalahan kecil dalam persyaratan yang dapat mengancam peluang mendapatkan beasiswa GKS. Persiapkan juga keterampilan dasar berbahasa Korea karena akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari setelah berhasil mendapatkan beasiswa. Terakhir, jaga kesiapan mental, baik saat lolos maupun tidak lolos seleksi GKS. Bagi yang berhasil, perjalanan masih panjang, sementara bagi yang belum berhasil, jangan menyerah dan tetap optimis, serta percayalah bahwa kesempatan akan datang pada waktu yang tepat.