Wartawan Kehormatan

2023.10.12

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia



Hari Hangeul merupakan hari libur nasional di Korea Selatan yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 9 Oktober. Hari ini didedikasikan untuk merayakan penciptaan aksara hangeul. Pada tahun 1443, Maharaja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon menciptakan sistem tulisan Korea yang lebih mudah dipahami semua lapisan masyarakat Korea agar dapat membaca dan menulis dengan lebih mudah. Sebelumnya, hanya kalangan terpelajar saja yang bisa membaca dan menulis aksara Tionghoa (hanja) yang kompleks.


Kaligrafer Kang Byung-in menjelaskan bahwa huruf vokal pada abjad hangeul seperti perputaran waktu pagi dan malam. Jika diperhatikan, bentuk huruf-huruf vokal ini berubah sesuai arah jarum jam. (Hurum Maqshuro)

Kaligrafer Kang Byung-in menjelaskan bahwa huruf vokal pada abjad hangeul seperti perputaran waktu pagi dan malam. Jika diperhatikan, bentuk huruf-huruf vokal ini berubah sesuai arah jarum jam. (Hurum Maqshuro)


Saat penulis mengikuti kelas hangeul kaligrafi pada acara Indonesia International Book Fair 2023, kaligrafer Kang Byung-in sempat menerangkan secara singkat tentang filosofi hangeul. Hunminjeongeum merupakan dokumen sejarah yang memperkenalkan aksara yang menjadi aksara hangeul untuk penulisan bahasa Korea. Hunminjeongeum memiliki arti "Aksara yang Benar untuk Mengajarkan Rakyat." Hangeul terdiri dari 5 filosofi, yaitu kemanusiaan, humanisme, pikiran kreatif, demokrasi, dan semangat mandiri. Demokrasi dalam filosofi ini berarti kebebasan bagi semua orang (rakyat) untuk belajar dan mendapatkan edukasi yang sama. Ini adalah bentuk semangat dan cinta Maharaja Sejong kepada rakyatnya.

Pada acara tersebut, penulis juga bertemu dengan pelajar sekolah dasar yang mengunjungi Korea Pavilion. Pelajar-pelajar tersebut terlihat tertarik dengan "Raon," sebuah permainan seperti Rummikub (board game) yang menggunakan tiles hangeul. "Raon" itu sendiri memiliki arti "kesenangan."



Raya (kanan) dan Aqilla (kiri) yang antusias dengan Raon dan merasa senang setelah mengetahui tulisan nama mereka menggunakan hangeul.

Raya (kanan) dan Aqilla (kiri) yang antusias dengan "Raon" dan merasa senang setelah mengetahui tulisan nama mereka menggunakan hangeul.


Raya, seorang pelajar kelas lima sekolah dasar Cikarang, salah satu pengunjung Korea Pavilion, menghampiri dan bertanya kepada penulis yang sedang bermain dengan Raon. Penulis menjelaskan bahwa tiles ini adalah hangeul, huruf yang digunakan dalam bahasa Korea. Lalu Raya dan temannya Aqilla meminta dibuatkan tulisan nama mereka menggunakan hangeul. Tak berselang lama, teman-teman mereka lainnya tertarik dan datang ikut bermain sambil mengenal hangeul. Pelajar-pelajar sekolah dasar tersebut antusias dan kerap bertanya "Bagaimana cara menuliskan nama saya?" dan mengatakan bahwa bentuk hurufnya (hangeul) sangat lucu (menarik). Penulis bertanya kepada mereka mengenai huruf-huruf hangeul ini, "Saya tidak tahu bahasa Korea. Akan tetapi, ini hurufnya lucu-lucu bentuknya, saya suka!" ujar Aqilla yang menunjukkan ketertarikannya terhadap hangeul.

Di lain waktu, dalam rangka menyambut Hari Hangeul, penulis berkesempatan untuk mewawancarai beberapa teman penulis yang memiliki ketertarikan terhadap bahasa Korea dan awal cerita mereka mengenal hangeul. Melalui chat aplikasi whatsapp pada tanggal 3 Oktober 2023, teman-teman penulis berbagi ceritanya.

Bagaimana awal Anda tertarik dan mengenal hangeul?

Inggit: "Awalnya temen kuliah saya telah mengenal hangeul terlebih dahulu. Ia mengajak saya bermain mencoba menebak nama anggota Seventeen, K-pop idol favoritnya. Karena saat itu saya tidak tahu tentang Seventeen, akhirnya kami menebak nama anggota K-pop idol favorit saya, Super Junior. Teman saya mencoba menuliskan nama mereka dengan menggunakan hangeul sambil menjelaskan huruf-hurufnya sampai saya akhirnya paham. Dari situ, saya tertarik dengan hangeul. Agak sedikit menyesal, karena saya mengenal K-pop sejak saya duduk di sekolah menengah pertama, tapi baru mulai belajar ketika di bangku kuliah."

Salfira: "Awal tertarik dengan hangeul itu setelah suka K-pop. Ketika lihat lirik lagu dengan tulisan hangeul, di situlah saya merasa tertarik karena bentuknya yang lucu dan unik. Selain itu juga mudah untuk diikuti dan dipelajari. Ada tiga huruf hangeul yang membuat saya tertarik saat itu, yaitu huruf ㅁ, ㅅ, ㅇ."

Dini: "Awalnya saat pertama nonton drama Korea, lihat tulisannya, kok bentuknya unik ya? Ada ciri khas bentuk yang bulat-bulat seperti itu, dari situ saya tertarik. Ditambah setelah mengenal K-pop, saya semakin tambah penasaran, lalu mencoba menonton musik video yang ada lirik lagunya. Setelah itu jadi ingin belajar bahasa Korea, terutama mengenal hurufnya hangeul terlebih dahulu."

Apakah Anda mengetahui tentang sejarah hangeul?

Inggit: "Yang saya pahami, hangeul diciptakan oleh Maharaja Sejong pada masa Dinasti Joseon. Pada awalnya namanya bukan hangeul, tapi hunminjeongum."

Salfira: "Saya tahu sedikit karena pernah baca dan dengar saat ikut sebuah acara kuis tentang Korea. Menurut saya Maharaja Sejong sangat hebat karena bisa menciptakan hangeul yang mudah untuk dipelajari, mudah untuk dibaca dan dipahami untuk siapapun. Dan juga yang membuat saya merasa bahwa hangeul ini menarik karena Maharaja Sejong berusaha membuat beberapa huruf hangeul karakternya diciptakan dari meniru bentuk organ mulut saat membunyikan suara tertentu. Lalu hangeul diciptakan berdasarkan sistem penulisan ilmiah juga. Jadi itulah yang membuat saya merasa kagum dengan Maharaja Sejong."

Dini: "Setelah saya belajar bahasa Korea, saya jadi tahu tentang sejarahnya. Dahulu, rakyat Korea kelas atas saja (yangban) yang bisa menulis dan membaca huruf hanja Tiongkok, tetapi Maharaja Sejong membuat huruf sendiri (hangeul) yang lebih sederhana agar seluruh rakyatnya bisa belajar menulis dan membaca."

Inggit (kiri) membagikan fotonya sedang mempelajari bahasa Korea. Salfira (tengah) membagikan fotonya sedang menggunakan tas favoritnya dengan desain hangeul. dan Dini (kanan) membagikan fotonya sedang memegang tulisan namanya menggunakan hangeul. (Inggit, Salfira, dan Dini)

Inggit (kiri) membagikan fotonya sedang mempelajari bahasa Korea. Salfira (tengah) membagikan fotonya sedang menggunakan tas favoritnya dengan desain hangeul. dan Dini (kanan) membagikan fotonya  sedang memegang tulisan namanya menggunakan hangeul. (Inggit, Salfira, dan Dini)


Apa yang membuat Anda tertarik mempelajari bahasa Korea?

Inggit: "Karena saya termasuk cepat dalam belajar aksara hangeul dan juga hafal huruf-hurufnya dalam waktu dua hari, saya semakin penasaran dan tertarik untuk belajar bahasa Korea. Memahami bahasa Korea memudahkan saya untuk memahami percakapan dalam drama Korea."

Salfira: "Yang membuat saya tertarik, seperti yang saya katakan sebelumnya, menurut saya bahasanya unik, selain itu, bahasa Korea memiliki intonasi (saturi) di setiap daerahnya yang menarik, dan huruf-hurufnya terbilang lucu dan mudah dipelajari. Lalu, karena akhirnya semakin tertarik dengan budaya dan bahasanya jadi semakin ingin mendalami dan mempelajari tentang bahasa Korea itu sendiri. Dan berharap suatu hari saya bisa melanjutkan studi ke Korea."

Dini: "Yang pasti karena dari awal saya sudah suka dengan negara Korea dan budaya K-pop, dari situ saya ingin lebih mengenal bahasanya, di mana dapat memudahkan saya dalam berinteraksi dengan teman-teman saya yang berasal dari Korea."

Jika ada kesempatan, kegiatan seperti apa yang Anda ingin lakukan di Hari Hangeul?

Inggit: "Membuat seperti mural, tetapi menggunakan hangeul di atas kain mori, kain khas yang biasa dipakai untuk membuat batik. Membuatnya bersama-sama dengan teman-teman, melukis bersama di atas kain mori yang panjang. Ini akan menjadi seperti kolaborasi budaya antara Korea dan Indonesia. Batik dan hangeul. Membayangkannya saja sudah terasa seru!"

Salfira: "Membuat kaligrafi hangeul! Semenjak nonton drama sageuk (drama sejarah), jadi ingin belajar menulis hangeul di kertas putih pakai tinta hitam seperti itu, hehe."

Dini: "Wah! Kalau bisa mengikuti acara memperingati Hari Hangeul, saya ingin sekali belajar untuk membuat kaligrafi hangeul. Karena sebelumnya saya pernah menonton drama Korea More Than Friend, drama yang bercerita tentang profesi kaligrafer hangeul untuk keperluan komersial seperti iklan atau sampul buku, sangat menarik! Saya yakin kegiatan tersebut akan menjadi pengalaman yang berkesan!"

Melalui pameran terkait budaya dan bahasa Korea di Korea Pavilion pada acara "Indonesia International Book Fair 2023 ─ Guest of Honor: Korea", dan melalui wawancara kepada beberapa teman penulis, dengan bentuk huruf yang menarik dan mudah dipelajari, hangeul memikat banyak ketertarikan masyarakat Indonesia. Penulis berharap kegiatan kebudayaan seperti belajar dan membuat kaligrafi hangeul menjadi salah satu cara bagi teman-teman di Indonesia untuk ikut merayakan Hari Hangeul yang jatuh pada tanggal 9 Oktober di setiap tahunnya.

sofiakim218@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait