Kebudayaan

2025.07.09

Layanan Warisan Korea dan OKCHF menggelar konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2025 di Museum Istana Nasional Korea untuk memperlihatkan Transkripsi Sutra Avatamsaka Versi Zhou (Sutra Karangan Bunga Dharma) Jilid 22 untuk pertama kalinya kepada publik.

Layanan Warisan Korea dan OKCHF menggelar konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2025 di Museum Istana Nasional Korea untuk memperlihatkan Transkripsi Sutra Avatamsaka Versi Zhou (Sutra Karangan Bunga Dharma) Jilid 22 untuk pertama kalinya kepada publik.



Penulis: Yoo Yeon Gyeong
Foto: Layanan Warisan Korea

Transkripsi Sutra Avatamsaka Versi Zhou (Sutra Karangan Bunga Dharma) Jilid 22 dan Set Lukisan Sepuluh Raja Dunia Bawah berhasil kembali ke Korea.

Layanan Warisan Korea dan OKCHF (Overseas Korean Cultural Heritage Foundation) menggelar konferensi pers untuk membuka kedua warisan budaya tersebut ke hadapan publik. Konferensi pers tersebut digelar pada tanggal 8 Juli 2025 di Museum Istana Nasional Korea.

Layanan Warisan Korea mengungkapkan, "Sebelumnya, transkripsi sutra tersebut dimiliki oleh seorang kolektor di Jepang, tetapi akhirnya berhasil kembali ke Korea setelah negosiasi oleh OKCHF. Sedangkan lukisan tersebut berhasil dibeli melalui lelang."

Transkripsi Sutra Avatamsaka Versi Zhou (Sutra Karangan Bunga Dharma) Jilid 22 diproduksi pada tahun 1334 dalam periode Dinasti Goryeo (918-1392).

Sampul transkripsi tersebut menggunakan warna emas di atas kertas biru nila dengan menampilkan lima bunga teratai berwarna emas dan perak yang dikelilingi oleh motif gulungan.

Naskah tersebut memuat doa tertulis yang menyatakan bahwa Jeongdokmandara menyelesaikan penyalinan 81 jilid Sutra Avatamsaka pada tahun 1334 sebagai ungkapan terima kasih kepada orang tuanya dan kaisar atas kebaikan mereka.

Jeongdokmandara adalah seorang warga Goryeo yang pergi ke Tiongkok dan menjadi kasim di sana.


Layanan Warisan Korea dan OKCHF menggelar konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2025 di Museum Istana Nasional Korea untuk memperlihatkan Set Lukisan Sepuluh Raja Dunia Bawah untuk pertama kalinya kepada publik.

Layanan Warisan Korea dan OKCHF menggelar konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2025 di Museum Istana Nasional Korea untuk memperlihatkan Set Lukisan Sepuluh Raja Dunia Bawah untuk pertama kalinya kepada publik.


Lukisan tentang Sepuluh Raja Dunia Bawah menggambarkan sepuluh raja di alam baka yang mengadili dosa-dosa yang dilakukan oleh orang yang telah meninggal selama hidup mereka.

Satu set lukisan tersebut yang menggambarkan Sepuluh Raja Dunia Bawah telah lama menarik perhatian kalangan akademisi sebagai contoh penting dari lukisan Sepuluh Raja Dunia Bawah pada awal Dinasti Joseon (1392-1910).

Lukisan itu sangat berarti karena merupakan salah satu dari hanya dua set lengkap yang masih bertahan dari periode awal Dinasti Joseon.

Kepala Layanan Warisan Korea, Choi Eung-Chon, menyatakan , “Sangat bermakna untuk memperkenalkan warisan budaya Korea tak ternilai yang telah berhasil dikembalikan dari Jepang tepat ketika peringatan 80 tahun kemerdekaan Korea tinggal sebulan lagi."

Choi menambahkan, "Naskah dan set lukisan tersebut merupakan perwujudan dari seni Buddha Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon. Kami akan menyediakan kesempatan bagi masyarakat umum untuk melihat langsung benda-benda warisan tersebut dan menghargai maknanya.”


dusrud21@korea.kr

konten yang terkait