Foto di atas menunjukkan salah satu adegan dalam pertunjukan berjudul Putri Seonhwa yang ditampilkan pada tanggal 3 Desember 2024 di Folk Theater Pungryu, Gangnam-gu, Seoul. (Kim Seon Ah)
Penulis: Lee Kyoung Mi dan Kim Seon Ah
"Apa yang kulihat hari ini ternyata adalah sebuah dunia baru."
Ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Jeongnyeon saat ia pertama kali menonton pertunjukan musikal tradisional wanita Korea. Ia tidak bisa tidur semalam suntuk setelah jatuh hati terhadap suara nyanyian para aktor tersebut. Ia pun bermimpi untuk bisa menjadi seorang aktor musikal.
Drama Korea berjudul Jeongnyeon: The Star Is Born menggambarkan kisah Jeongnyeon yang berusaha untuk menjadi aktor musikal tradisional terbaik dengan memasuki sebuah kelompok musikal tradisional wanita Korea. Drama tersebut dibuat dengan latar belakang tahun 1950-an.
Berkat drama tersebut, pertunjukan musikal tradisional Korea pun mulai kembali populer. Hal inilah yang membuat Badan Agensi Warisan Korea menyoroti kembali seni musikal yang sudah mulai terlupakan tersebut,
Pertunjukan bertajuk Opera Wanita Pertama Korea, Para Wanita yang Menjadi Legenda (terjemahan tidak resmi) menyambut penonton pada tanggal 3 Desember 2024 di Folk Theater Pungryu, Gangnam-gu, Seoul.
Bagian pertama pertunjukan tersebut berisi dialog dengan para aktor veteran dalam pertunjukan musikal tradisional wanita Korea. Bagian kedua berisi pertunjukan berjudul Putri Seonhwa yang diisi oleh para aktor baru dan aktor veteran. Saat itu, bangku penonton terisi penuh.
Pertunjukan musikal tradisional wanita Korea merupakan sebuah pertunjukan seni terpadu yang seluruh pemerannya diisi oleh aktor wanita. Mereka bernyanyi dengan pansori, lalu menari, dan juga berakting dalam pertunjukan tersebut. Pansori adalah seni penceritaan tradisional Korea yang disampaikan melalui nyanyian.
Pertunjukan musikal tradisional wanita Korea pertama kali muncul pada tahun 1948 dan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Korea pada masa Perang Korea (1950-1953). Seni pertunjukan tersebut kehilangan popularitas setelah bioskop dan TV semakin berkembang.
Pertunjukan tersebut awalnya hanya akan dipentaskan sekali saja. Akan tetapi, tiket pertunjukan tersebut habis hanya dalam waktu 40 menit setelah reservasi dibuka. Pertanyaan pun terus masuk untuk meminta perpanjangan periode pertunjukan. Oleh karena itu, pertunjukan tersebut akan dibuka kembali dua kali setelah pertunjukan kali ini.
Para aktor veteran terlihat sedang berdialog pada Pertunjukan bertajuk Opera Wanita Pertama Korea, Para Wanita yang Menjadi Legenda (terjemahan tidak resmi) yang digelar tanggal 3 Desember 2024 di Folk Theater Pungryu, Gangnam-gu, Seoul. (Lee Kyoung Mi)
Hong Seong-Deok berkata, "Pada pertunjukan musikal tradisional wanita Korea, peran pria sangat penting. Oleh karena itu, (untuk bisa menarik penonton, para aktor harus memiliki) kemampuan bernyanyi, menari, dan akting, bahkan memiliki penampilan yang meyakinkan untuk membawakan peran pria." Hong merupakan aktor veteran sekaligus kepala Asosiasi Pertunjukan Musikal Tradisional Wanita Korea.
Pada pertunjukan musikal tradisional wanita Korea, para aktor wanita yang berperan sebagai pria mampu menampilkan pertunjukan nyanyian dan akting yang menawan sehingga terasa benar-benar seperti pria. Inilah yang membuat mereka dahulu sangat populer.
Lee Ok-Cheon yang merupakan penyanyi pansori yang cukup terkenal bercerita bahwa ia bahkan pernah menerima surat cinta dari penggemar wanita. Lee dikenal karena sering memainkan peran pria dan ia juga disebut-sebut sebagai 'Jeongnyeon asli'.
Tak hanya itu, ada pula aktor yang mengambil foto di pernikahan virtual dengan berperan sebagai pengantin pria melalui permohonan para penggemarnya.
Para aktor Opera Wanita Pertama Korea, Para Wanita yang Menjadi Legenda (terjemahan tidak resmi) naik ke atas panggung untuk menyapa penonton pada tanggal 3 Desember 2024 di Folk Theater Pungryu, Gangnam-gu, Seoul. (Badan Agensi Warisan Korea)
Kim Kummi pada hari itu memerankan Seodong yang menjadi salah satu tokoh dalam kisah Putri Seonhwa. Ia mengungkapkan tiga hal yang membuat pertunjukan musikal tradisional wanita Korea berbeda dengan seni budaya tradisional Korea yang lain, yaitu aktornya yang semua wanita, tata rias yang unik, serta kostum yang dibuat sendiri pada 20-30 tahun lalu.
Park Ji Hyeon yang berperan sebagai Putri Seonhwa berkata, "Sudah tiba saatnya pertunjukan musik tradisional wanita Korea untuk kembali merebut hati penonton. Saya akhirnya tahu bahwa pertunjukan ini istimewa karena saya telah tampil sendiri dalam pertunjukan ini."
Jika Korea memiliki pertunjukan musikal tradisional Korea yang disebut yeoseong gukgeuk dalam bahasa Korea, Jepang memiliki Takarazuka Revue dan Tiongkok memiliki Opera Yue. Keduanya berhasil tumbuh berkat peran aktif dari komunitas daerah dan pemerintah pusat. Akan tetapi, yeoseong gukgeuk kurang mendapatkan perhatian seperti itu.
Saat ini pertunjukan musik tradisional wanita Korea kembali mendapatkan sorotan berkat drama Jeongnyeon: The Star Is Born. Agar seni tersebut dapat dilestarikan, banyak yang menyuarakan agar seni tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda.
Video pertunjukan tersebut akan dirilis resmi di saluran YouTube Badan Agensi Warisan Korea pada tanggal 27 Desember 2024.
km137426@korea.kr