Buku penyembuhan Korea sedang menarik perhatian global sebagai tren terkini setelah K-pop dan K-drama. Foto di atas menunjukkan sampul-sampul buku Marigold Mind Laundry untuk luar Korea. (Instagram resmi perusahaan penerbitan Book Romance)
Penulis: Kim Seon Ah
Buku penyembuhan Korea sedang menarik perhatian global sebagai tren terkini setelah
K-pop dan
K-drama.
Pada tanggal 3 Oktober 2024 (waktu setempat) mingguan Inggris The Economist menerbitkan sebuah artikel berjudul "Kurangi volume
K-pop dan perhatikan K-healing." Di dalam artikel, The Economist mengatakan bahwa buku penyembuhan Korea menyembuhkan hati masyarakat seluruh dunia yang menderita kelelahan fisik, emosional, dan mental.
Menurut The Economist, novel penyembuhan Korea populer di kalangan pembaca wanita muda yang mencari buku yang direkomendasikan di media sosial dan minat tersebut meningkat berkat ulasan buku dari para bintang
K-pop.
Marigold Mind Laundry yang merupakan buku terlaris di Korea diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika Serikat dan Inggris. Perusahaan penerbitan luar Korea terkenal, seperti Bloomsbury Publishing, menerbitkan atau membeli hak publikasi atas buku terlaris penyembuhan Korea.
Penguin Random House yang merupakan perusahaan penerbitan terbesar di AS dan Inggris berencana merilis tiga karya Korea dalam empat bulan. Penerbit Penguin Random House Jane Lawson mengatakan, "Novel Korea tiba-tiba menjadi populer dan popularitasnya meledak."
Seorang agen hak publikasi untuk luar Korea Joy Lee menjelaskan, "Ada banyak buku dengan berbagai genre di Korea. Namun, seiring dengan semakin populernya novel penyembuhan, kini terasa seperti novel Korea adalah novel penyembuhan."
Novel penyembuhan menggambarkan proses saat karakter utama meletakkan kehidupan sehari-hari ke belakang, seperti stres dalam kehidupan kerja atau kegagalan dalam mendapatkan pekerjaan, kemudian mencari sesuatu yang lebih bermakna.
The Economist menjelaskan bahwa tempat-tempat yang muncul dalam novel penyembuhan, seperti tempat cuci baju yang mampu 'mencuci luka batin' dan toko tempat pengunjung dapat 'membeli mimpi' sehingga berfungsi sebagai pelarian dari realitas.
The Economist juga menilai bahwa tempat-tempat tersebut memberikan pengalaman 'terapi sastra' kepada pembaca.
sofiakim218@korea.kr